Burung Mysterius Unik Setengah Jantan dan Setengah Betina Ditemukan di Kolombia

indotim.net (Senin, 15 Januari 2024) – Dunia ilmu unggas atau ornitologi terpukau dengan penemuan burung di Kolombia yang memiliki warna jantan pada sisi kanan dan corak betina pada sisi kiri.

Ahli burung amatir, John Murillo, sadar akan keunikan seekor burung green honeycreeper (Chlorophanes spiza) yang ia temukan di Cagar Alam Don Miguel, yang terletak 10 kilometer dari kota Manizales, Kolombia.

Spesies ini sering ditemukan di negara Amerika Selatan, namun burung yang ditemukan oleh Murillo sangatlah istimewa. Bagian bulu di sebelah kirinya berwarna hijau seperti green honeycreeper betina, sementara bagian kanannya berwarna biru yang merupakan ciri khas burung jantan.

Murillo segera membagikan penemuan berharga ini kepada rekannya, yaitu ahli genetika evolusioner bernama Hamish Spencer. Hamish juga merupakan dosen di bidang Zoologi di Universitas Otago di Selandia Baru.

“Ini sungguh menarik. Sebagian besar penggemar burung tidak pernah melihat kasus gynandromorph, jadi saya merasa sangat beruntung atas temuan John [Murillo],” ujar Prof. Spencer kepada BBC.

Dalam sebuah penemuan yang sangat langka, seorang ahli burung di Kolombia mengungkapkan bahwa ia telah menemukan sebuah burung super langka yang memiliki sifat setengah jantan dan setengah betina. Kasus ini, yang dikenal sebagai gynandromorph, sangat jarang terjadi pada burung, bahkan ahli tersebut tidak tahu apakah ada kasus serupa yang pernah terjadi di negaranya sebelumnya.

Apa itu gynandromorph?

“Gynandromorph bilateral adalah kondisi di mana satu sisi organisme menunjukkan karakteristik jantan dan betina di sisi lainnya.”

Kalimat ini dikutip dari artikel bertajuk Report of bilateral gynandromorphy in a Green Honeycreeper (Chlorophanes spiza) from Colombia yang dimuat di Jurnal Bidang Ilmu Ornitologi yang berspesialisasi di cabang ilmu mempelajari tentang unggas.

Sebuah tim peneliti yang terdiri dari Spencer, Murillo, dan beberapa penulis lainnya berhasil menemukan burung super langka yang memiliki karakteristik setengah jantan dan setengah betina di Kolombia*. Temuan ini diungkapkan dalam sebuah karya ilmiah yang mereka publikasikan baru-baru ini.

READ  Debat Capres: Isu Anies & Ganjar Bersatu, TKN Waspadai Jagoan yang Selalu Dikeroyok

Fenomena gynandromorph terjadi pada banyak jenis binatang, terutama yang memiliki dimorfisme seksual, di mana jantan dan betina mudah dibedakan. Kasus terbaru terjadi di Kolombia, saat seorang peneliti menemukan seekor burung yang langka dan memiliki ciri-ciri tubuh setengah jantan dan setengah betina.

Seekor burung dilihat dari belakang dengan warna bulu yang berbeda John Murillo melaporkan bahwa burung betina biasanya memiliki bulu berwarna hijau sementara burung jantan berwarna biru.

Penemuan ini merupakan contoh kasus kedua dari gynandromorph yang tercatat dalam lebih dari 100 tahun terakhir.

“Gynandromorph – binatang yang memiliki karakteristik jantan dan betina di spesies yang biasanya memiliki kelamin seks berbeda – merupakan hal yang penting bagi kita untuk mempelajari penentuan jenis kelamin dan perilaku seks pada burung,” ujar Spencer dalam pernyataan resmi Universitas Otago.

“Contoh kasus gynandromorph bilateral ini (jantan di satu sisi dan betina di sisi satunya) memperlihatkan bahwa, seperti banyaknya spesies lain, masing-masing sisi burung bisa menjadi jantan atau betina,” tambahnya.

Sebuah temuan menarik datang dari Kolombia, di mana sebuah burung super langka yang memiliki karakteristik setengah jantan-setengah betina berhasil ditemukan. Temuan ini mengejutkan para ahli burung di seluruh dunia.

Burung tersebut memiliki warna bulu yang unik, yaitu gabungan antara warna-warna jantan dan betina. Bulu sayapnya memiliki warna cerah yang biasanya ditemukan pada burung jantan, sementara bulu ekornya memiliki warna netral yang cenderung ditemukan pada burung betina. Kondisi ini membingungkan karena biasanya burung memiliki karakteristik jantan atau betina secara keseluruhan.

Ahli biologi memperkirakan bahwa kondisi langka ini disebabkan oleh perubahan genetik yang langka, yang mengakibatkan keberadaan burung dengan karakteristik setengah jantan-setengah betina. Temuan ini sangat penting untuk penelitian ilmiah dan memungkinkan para ahli untuk mempelajari lebih lanjut tentang perbedaan gender di dunia burung.

Tingginya minat terhadap burung ini juga menjadikannya sebagai objek penelitian yang menarik dalam bidang perilaku burung. Apakah burung ini memiliki perilaku yang lebih mendekati jantan atau betina? Bagaimana hal ini mempengaruhi cara mereka berkembang biak dan berinteraksi dengan burung lainnya? Pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi fokus penelitian mendatang.

READ  Korsel Alami Fenomena Menarik, Kenapa Jumlah Kelahiran Rendah?

Berita tentang temuan burung super langka ini semakin menarik perhatian publik di Kolombia dan dunia internasional. Banyak yang berharap bahwa penemuan seperti ini dapat memberikan kontribusi besar terhadap pengetahuan dan pelestarian burung-burung langka di masa depan.

  • Spesies mamalia yang hilang selama 62 tahun ditemukan kembali di hutan Papua
  • Bayi badak Sumatra yang langka lahir di Taman Nasional Way Kambas
  • Menyelamatkan hewan langka dengan foto

Lantas mengapa burung unik ini bisa muncul?

“Perbedaan warna bulu yang mencolok antara jantan dan betina pada burung sebenarnya lebih dipengaruhi oleh susunan kromosom pada sel-sel lokal di sekitar bulu, bukan karena perbedaan hormon secara menyeluruh di tubuhnya,” tutur Spencer kepada BBC.

Kondisi ini telah sebelumnya ditemukan pada serangga, terutama kupu-kupu, krustasea, laba-laba, bahkan kadal dan hewan pengerat.

Spencer menjelaskan bahwa fenomena ini “muncul dari kesalahan pada proses pembelahan sel dari tubuh betina ketika menghasilkan telur, diikuti pembuahan ganda dua sperma yang berbeda.”

Diamati Selama 21 Minggu

Cagar Alam Don Miguel adalah sebuah perkebunan yang memiliki luas hutan sekunder yang cukup besar. Pihak pengelola cagar alam telah memasang beberapa pos pengamatan untuk memberi makan burung-burung yang tinggal di sana.

Penggemar burung dapat menikmati hobi mereka sambil memberi makan burung di pos-pos dengan persediaan buah segar dan air gula.

“Burung-burung jenis tanager, oriole, thrus, dan euphonia sering terlihat bersama-sama mengerubungi pos-pos pemberian makan ini,” tutur Spencer dalam artikel mereka.

Burung yang dikenal dengan sebutan “setengah-jantan, setengah-betina” telah berhasil memukau para penggemar burung. Burung ini telah terlihat selama sekitar 21 bulan dan memiliki perilaku yang mirip dengan burung green honeycreeper liar lainnya. Meskipun begitu, burung ini cenderung menunggu sampai orang-orang pergi sebelum ia menyantap buah-buahan yang ditaruh setiap harinya oleh pemilik properti.

READ  Tri Tito Karnavian Resmikan Pemimpin Sementara TP PKK & Pembina Posyandu Riau

Burung green honeycreeper langka diambil dari sudut yang berbeda

John Murillo Burung green honeycreeper langka diambil dari sudut yang berbeda.

Burung ini ternyata bersifat penyendiri dan sangat menjaga teritorinya. Dalam sebuah penelitian, para ahli menulis bahwa burung unik ini tidak membiarkan burung-burung green honeycreeper lain mendekati lokasi pemberian makan mereka.

Tidak diketahui alasan mengapa burung unik ini berperilaku demikian. Burung-burung green honeycreeper lainnya pun terlihat menjauhinya.

“Umumnya, burung langka ini menghindari burung green honeycreeper lainnya. Di sisi lain, burung green honeycreeper lainnya juga menghindarinya. Oleh karena itu, kemungkinan untuk kawin sangat kecil.”

Sebuah penemuan mengejutkan terjadi di Kolombia ketika sekelompok peneliti mendapati adanya burung super langka setengah jantan dan setengah betina. Temuan ini menjadi sorotan dunia karena keunikan dan keanehan dari burung tersebut.

Burung Super Langka

Para ahli dalam bidang ilmu ornitologi sangat terkejut dengan penemuan ini karena sangat langka untuk menemukan burung dengan karakteristik seperti ini. Biasanya, burung memiliki kelamin yang jelas, baik jantan ataupun betina. Namun, dalam kasus ini, burung yang ditemukan memiliki ciri-ciri dari kedua jenis kelamin.

Beberapa teori tentang fenomena ini telah mencoba dijelaskan. Salah satunya adalah adanya kecacatan genetik pada burung ini yang menyebabkan kelainan dalam penentuan jenis kelamin. Namun, para peneliti masih harus melakukan lebih banyak studi untuk memahami fenomena ini dengan lebih baik.

Burung super langka ini ditemukan di puncak Pegunungan Andes di Kolombia, sebuah habitat yang sangat beragam dan penuh dengan keanekaragaman hayati. Penemuan ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup, sehingga spesies-spesies langka seperti burung ini dapat tetap bertahan.

Kehadiran burung super langka setengah jantan-setengah betina menjadi bukti bahwa alam terus memberikan kejutan dan keajaiban. Hal ini juga menjadi penekanan kembali bahwa kita harus terus menghargai dan melindungi keanekaragaman hayati yang ada di bumi ini.