indotim.net (Sabtu, 20 Januari 2024) – Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, melakukan silaturahmi ke Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI). Badan Persaudaraan Antar Iman (BERANI) memastikan bahwa mereka akan mengawal pasangan Anies-Cak Imin dalam upaya berdialog dengan tokoh lintas agama.
Pertemuan Anies yang berlangsung di Gedung KWI pada Kamis (18/1/2024) lalu, menjadi sorotan publik. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum DPP Berani, Pdt Lorens Manuputty, dan Ketua DPP Berani bidang Organisasi dan Kaderasi.
Lorens Manuputty mengungkapkan apresiasi terhadap pertemuan tersebut. Baginya, pertemuan antara Anies dan KWI merupakan langkah AMIN yang sangat penting dalam menjaga keamanan pemilu.
“Komunikasi dengan pihak KWI merupakan langkah positif AMIN dalam menjaga pemilu dengan damai,” ujar Lorens Manuputty dalam keterangan tertulis yang diterima pada Jumat (19/1/2024).
Disebutkan bahwa dalam acara tersebut, Anies mengaku bahwa silaturahmi dengan organisasi uskup se-Indonesia sudah terjalin sejak dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Meskipun tujuan Anies mendatangi KWI bukan untuk meminta dukungan karena KWI tidak terlibat dalam politik praktis, namun Anies berharap visi dan misi AMIN serta masukan dari hasil dialog tersebut dapat diteruskan kepada umat Katolik.
“Kami sadar bahwa KWI bukanlah organisasi yang terlibat dalam urusan politik. KWI berada di atas semua itu. Kami perlu menyampaikan gagasan kami agar beliau juga dapat menyampaikan kepada umat,” ujar Anies usai pertemuan.
“Kami memprioritaskan kesetaraan, keadilan di dalam pembuatan kebijakan kami. Jadi itu diskusinya,” sambung Anies.
Pada kesempatan yang sama, Ketua KWI Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC mengapresiasi kedatangan Anies. Mgr Antonius menjelaskan bahwa KWI sangat terbuka bagi para calon pemimpin bangsa untuk berdialog dan berdiskusi demi kemajuan Indonesia.
“Yang disampaikan tadi bagaimana membangun kesetaraan dan itu yang dicita-citakan Pak Anies. Itulah yang kami puji sebagai gagasan baik, ada banyak gagasan baik di antaranya itu,” ujar Antonius.
“KWI tentu sangat terlibat dalam etika, maka kami tidak masuk ke dalam politik praktis, tetapi pada hal kemanusiaan, persatuan Indonesia, kesejahteraan dan etika berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
Kesediaan AMIN untuk membuka dialog dengan tokoh-tokoh lintas agama memperlihatkan komitmen mereka dalam memperkuat persatuan dan kesepahaman antarumat beragama di Indonesia. Meskipun tidak terlibat dalam politik praktis, Aliansi Masyarakat Islam Nusantara (AMIN) tetap berperan aktif dalam membangun keadilan, keberagaman, dan etika berbangsa.
AMIN, yang terdiri dari tokoh-tokoh agama Islam moderat di Indonesia, menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemanusiaan, persatuan, kesejahteraan, dan etika berbangsa dan bernegara. Mereka tidak hanya fokus pada kepentingan agama Islam, namun juga berupaya menjaga kerukunan antarumat beragama di negara ini.
Dalam konteks ini, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jenderal AM Hendropriyono, mengungkapkan bahwa KWI turut berperan dalam menjaga etika, namun tidak terlibat dalam politik praktis. KWI lebih fokus pada isu-isu kemanusiaan, persatuan Indonesia, dan kesejahteraan. Ketua KWI juga menyambut baik inisiatif AMIN dalam membuka dialog dengan tokoh-tokoh lintas agama.
Melalui dialog dan kerjasama antarumat beragama, diharapkan akan terjalin pemahaman yang lebih baik, toleransi yang lebih besar, dan kerukunan yang lebih kuat di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Dialog ini juga menjadi langkah positif untuk mengatasi konflik dan perbedaan yang dapat mengganggu stabilitas dan harmoni bangsa.
AMIN dan KWI sebagai dua lembaga yang memiliki peran penting dalam membangun persatuan dan kesatuan komunitas agama di Indonesia, harus terus mendukung dan aktif dalam kegiatan dialog semacam ini. Dengan cara ini, kesepahaman dan kerjasama antarumat beragama dapat terus ditingkatkan, mendorong terciptanya masyarakat yang inklusif, harmonis, dan bermartabat.
Kesimpulan
AMIN dan KWI telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam memperkuat persatuan dan kesepahaman antarumat beragama di Indonesia. Melalui dialog dan kerjasama antarumat beragama, diharapkan akan terjalin pemahaman yang lebih baik, toleransi yang lebih besar, dan kerukunan yang lebih kuat di tengah masyarakat Indonesia. Inisiatif AMIN untuk membuka dialog dengan tokoh agama lain, serta dukungan dari KWI, menunjukkan langkah positif dalam mengatasi konflik dan membangun stabilitas serta harmoni bangsa. Dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis, AMIN dan KWI harus terus mendukung dan aktif dalam kegiatan dialog semacam ini.