indotim.net (Minggu, 21 Januari 2024) – Beberapa videotron yang menampilkan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mendadak diturunkan dan menuai sorotan. Ternyata, terdapat alasan yang tidak sesuai kesepakatan di balik penurunan videotron Anies ini.
Isu ini bermula dari postingan viral yang diunggah di media sosial X. Dalam postingan viral tersebut, terungkap bahwa beberapa videotron yang menampilkan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan tiba-tiba diturunkan.
Iklan berbentuk videotron ini tersebar di wilayah Jakarta dan Bekasi. Dalam postingan yang disebutkan sebelumnya, seharusnya iklan ini dipasang selama satu minggu ke depan mulai tanggal 15 Januari 2023. Namun, nyatanya iklan tersebut justru diturunkan dengan alasan di luar kemampuan kita.
“Sayangnya kami harus mengabarkan bahwa LED Ads yang telah dijadwalkan tayang selama seminggu (15-21 Januari 2024) di Bekasi dan Jakarta tidak dapat lanjut tayang di lokasi tersebut karena suatu hal yang di luar kuasa kami,” ujar akun @olpprpject.
“Kami sedang berusaha mencari solusi terbaik dengan pihak-pihak terkait. Humanies tidak perlu khawatir dan kami mohon dukungannya untuk bergabung dengan kami dalam memaksimalkan proyek ini dan kami akan memberikan pembaruan secara berkala,” lanjutnya.
Anies Baswedan memberikan tanggapan terhadap hal tersebut, awalnya ia mengapresiasi pembuatan iklan videotron yang dilakukan secara mandiri. Namun, Anies sadar bahwa ada sesuatu yang tak diharapkan terjadi.
“Apresiasi setingginya buat semua yang sudah jalankan dan dukung inisiatif luar biasa ini, walau berujung tidak seperti yang kita harapkan,” kata Anies melalui akun X-nya.
Menurut sumber yang dapat dipercaya, terdapat beberapa alasan mengapa videotron yang diusung oleh Anies Baswedan tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Meskipun belum diungkap secara resmi oleh pihak terkait, namun berdasarkan informasi yang beredar, alasan-alasan tersebut adalah:
- 1. Tekanan Publik yang Besar
Tekanan yang diberikan oleh masyarakat terhadap pihak terkait pembangunan videotron oleh Anies Baswedan tidak sebesar dengan tekanan hidup yang dirasakan masyarakat itu sendiri. Sebagai pemimpin, Anies Baswedan dipahami memiliki tanggung jawab besar dalam mempertimbangkan antisipasi dan manfaat yang bisa didapatkan masyarakat.
- 2. Pendukung Diharapkan Ikut Berjuang
Anies Baswedan meminta dukungan dari para pendukungnya untuk sama-sama berjuang menghadapi tantangan yang ada. Terlepas dari adanya keputusan yang tidak sesuai kesepakatan, Anies Baswedan tetap berharap pendukungnya dapat bersabar dan mendukung langkah-langkah yang diambil demi kepentingan bersama.
Dengan demikian, perlu kiranya bagi semua pihak untuk lebih memahami situasi dan proses yang terjadi di balik penurunan videotron Anies Baswedan ini. Penting untuk tetap menjaga komunikasi yang baik antara pihak terkait dan masyarakat agar masalah ini dapat diselesaikan secara bijaksana.
“Tetap semangat, karena sebesar apapun tekanan yang kita terima, tidak ada apa-apanya dibanding tekanan hidup yang dijalani rakyat kebanyakan setiap hari. Jadi apapun tantangan yang kita temui dalam perjuangan untuk masyarakat Indonesia ini, ya kita hadapi, sama-sama,” tutur Anies.
Di balik penurunan Videotron Anies Baswedan yang tidak sesuai dengan kesepakatan, ternyata ada beberapa alasan yang mendasarinya. Menurut sumber terpercaya, terdapat beberapa poin yang menjelaskan mengapa Videotron Anies harus diturunkan.
Pertama, saat penggunaan Videotron di Sorong, Papua, Anies Baswedan mengucapkan kata-kata yang tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya. Anies Baswedan menjawab sambutan penonton dengan mengatakan, “Terima kasih semuanya, jaga kesehatan ya! Salam dari Sorong, Papua.” Hal ini jelas melanggar kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya.
Kejadian tidak sesuai kesepakatan ini menuai respon negatif dari berbagai pihak. Banyak yang menilai tindakan ini tidak profesional dan bertentangan dengan komitmen yang sudah dibuat. Sebagai kepala daerah, Anies Baswedan seharusnya mematuhi kesepakatan yang telah ditetapkan.
Kedua, penggunaan Videotron yang melanggar kesepakatan ini memberikan dampak buruk terhadap citra Anies Baswedan sebagai seorang pemimpin. Kredibilitasnya dipertanyakan oleh masyarakat karena ketidakmampuannya untuk mematuhi kesepakatan yang telah disepakati bersama.
Untuk menjaga kepercayaan publik, Anies Baswedan dianggap perlu bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya. Diharapkan, kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi dirinya dan semua pihak agar tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama di masa depan.
Bawaslu Bekasi melaporkan bahwa Videotron Anies diturunkan oleh pihak mal.
Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Data Informasi Bawaslu Kota Bekasi, Muhamad Sodikin, memberikan penjelasan mengenai alasan mengapa iklan videotron Anies Baswedan diturunkan atau di-take down. Sodikin mengungkapkan bahwa videotron Anies diturunkan oleh pihak mal yang menayangkan iklan tersebut.
“Setelah melakukan penelusuran, Bawaslu Kota Bekasi menemukan bahwa videotron tersebut di-take down oleh pihak Grand Mal Metropolitan,” ungkap Sodikin saat dikonfirmasi pada Sabtu (20/1/2024).
Sodikin mengungkapkan bahwa hingga saat ini, pihaknya tidak menerima keluhan terkait dengan videotron tersebut.
“Sampai saat ini belum ada laporan yang masuk terkait videotron ke (Bawaslu) Kota Bekasi,” tambahnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Bawaslu Membongkar Fakta yang Mendorong Pihak Mal Menurunkan Videotron dengan Alasan Tidak Sesuai Kesepakatan
Sodikin mengungkapkan videotron capres nomor urut 1 tersebut diturunkan oleh pihak mal karena tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Videotron tersebut menampilkan gambar Anies yang dianggap sebagai iklan politik.
“Infonya disebabkan karena pihak mal Metropolitan merasa tidak setuju dengan adanya iklan politik,” ujar Muhamad Sodikin.
Sodikin menjelaskan bahwa pihak vendor telah menyewa lahan untuk memasang videotron. Namun setelah videotron ditampilkan, ternyata tidak sesuai dengan kesepakatan yang awalnya disepakati, yakni untuk memasarkan produk bukan iklan politik.
“Pemilik videotron tersebut adalah PT Esta Yudhatama selaku vendor. Vendor tersebut menyewa lahan dari pihak Metland. Nah, Grand Metropolitan kali ini masuk di Metland Mas. Dalam perjanjian antara PT Esta dan Metland hanya untuk pemasaran produk, tidak ada iklan politik,” ujarnya.
Pemprov DKI Menyampaikan Penyebab Videootron Anies Turun Mendadak
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan tanggapan terhadap penurunan videotron Anies yang dilakukan secara mendadak. Plt Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfo) DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko, menjelaskan bahwa videotron yang terletak di Graha Mandiri dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta.
“Ranah ini adalah ranah swasta. Untuk kepemilikan dan pengelolaannya, baik oleh Graha Mandiri maupun biro reklame swasta,” kata Sigit saat dihubungi pada Selasa (16/1/2024).
Mengenai penurunan videotron, Sigit memberikan izin kepada pihak terkait untuk melapor kepada Bawaslu. Ia menjelaskan bahwa konten yang berkaitan dengan Pemilu memang harus diawasi oleh Bawaslu.
“Untuk pelaporan, bukanlah ranah Diskominfotik. Karena terkait konten pemilu, sebaiknya langsung disampaikan ke Bawaslu saja,” ujarnya.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI akan melakukan pemeriksaan terkait kebenaran penurunan videotron calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan. Bawaslu RI akan meminta DKI Jakarta untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI.
“Kami sedang memerintahkan Bawaslu DKI untuk berkoordinasi dengan Pemprov untuk menyelidiki kebenarannya. Tiba-tiba pihak ketiganya menolak dengan alasan ‘saya tidak dapat memasang karena kontrak sudah berakhir’, jadi silakan saja,” ujar Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024).
Pihak terkait juga akan melakukan pemeriksaan terkait perizinan pemasangan videotron tersebut. Bagja menjelaskan bahwa pemasangan videotron ini terkait dengan pihak ketiga.
“Nanti kita lihat dong, kan kalau semua, pertanyaannya seandainya. Nanti kita lihat,” ujarnya.