Aksi Heboh Pertempuran Rudal di Laut Merah-Gaza-Iran, Membuat Masyarakat Was-was! Kemana Arahnya?

indotim.net (Selasa, 23 Januari 2024) – Sepekan terakhir ini kita telah menjadi saksi dari eskalasi kekerasan yang terjadi di Timur Tengah, yang semakin memperdalam kekhawatiran akan meluasnya konflik di wilayah yang tengah bergejolak.

Berikut ini adalah gambaran singkat tentang apa yang telah terjadi dan perkiraan arah kemana peristiwa tersebut akan berlanjut.

Iran-Pakistan

Pada hari Selasa (16/01), Iran secara tak terduga melancarkan serangan rudal dan drone di wilayah Pakistan.

Iran mengklaim mereka telah menargetkan kelompok milisi Iran Sunni Muslim, Jaish al-Adl, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di Iran.

Pakistan mengungkapkan bahwa dua anak tewas akibat serangan dari Iran dan segera merespons dengan meluncurkan rudal ke “tempat persembunyian teroris” yang terletak di perbatasan Pakistan-Iran.

Iran melaporkan bahwa dalam serangan balasan yang dilakukan oleh Pakistan, tiga perempuan, dua pria, dan empat bocah telah tewas.

Peta yang menunjukkan lokasi serangan di Iran dan Pakistan

Pada hari Senin, serangkaian aksi saling serang rudal terjadi di wilayah Laut Merah, Gaza, dan Iran. Serangan ini menimbulkan pertanyaan tentang kemana arah konflik ini akan berakhir. Apa yang menjadi penyebab ketegangan ini?

Menurut sebagian sumber, serangan ini berasal dari pasukan militer Iran yang menyerang wilayah di sekitar Tel Aviv, Israel. Namun, pemerintah Iran membantah keterlibatan mereka dalam serangan tersebut.

Tidak hanya itu, serangan ini juga melibatkan Hamas di Gaza yang dilaporkan telah merespons serangan Israel dengan meluncurkan rudal ke kota-kota Israel. Konflik ini semakin rumit dengan adanya dukungan dan implikasi geopolitik di balik serangan-serangan ini.

Sejumlah negara yang terlibat dalam konflik ini mulai mengambil sikap. Beberapa negara telah mengecam serangan tersebut dan mendesak agar kedua belah pihak menghentikan aksi saling serang. Sementara itu, negara-negara lain memilih untuk tetap netral atau bahkan memperkuat posisi mereka dalam konflik tersebut.

Ketegangan ini merupakan ancaman nyata terhadap stabilitas di wilayah tersebut serta dapat memiliki dampak yang luas terhadap keamanan global. Oleh karena itu, komunitas internasional terus mengawasi perkembangan situasi ini dan berupaya untuk mencari solusi diplomatik.

Situasi ini masih terus berkembang dan sulit untuk diprediksi kemana arahnya. Masyarakat dunia harus tetap waspada terhadap eskalasi konflik yang dapat berdampak negatif bagi kestabilan regional maupun keamanan global.

Gejolak ini telah meningkatkan ketegangan di wilayah yang sudah mengalami banyak krisis.

Walaupun wilayah serangan balasan berada jauh dari medan pertempuran utama di Timur Tengah, perbatasan ini tetap tidak stabil dan insiden lebih lanjut di sini dapat dengan cepat meningkat. Misalnya, jika Jaish al-Adl melakukan pembalasan terhadap Iran, situasi di wilayah ini bisa semakin tegang.

Baca juga:

  • Mengapa Pakistan dan Iran saling serang dan apakah situasi akan bereskalasi?
  • Balochistan, wilayah ‘tanpa hukum’ yang menjadi pusat ketegangan Pakistan dan Iran

YAMAN DAN LAUT MERAH

Pekan ini terjadi beberapa kali serangan rudal Angkatan Laut AS terhadap kelompok milisi Houthi yang beraliran Syiah Zaidi di Yaman, menyusul serangan Houthi terhadap aktivitas pelayaran di Laut Merah, jalur perairan yang penting bagi perdagangan dunia.

Perang di Laut Merah-Gaza-Iran semakin memanas dengan kelompok Houthi yang didukung oleh Iran meningkatkan serangan mereka pada bulan November.

READ  5 Berita Internasional Terpopuler Hari Ini yang Menghebohkan dan Membuat Geleng-Geleng Kepala

Mereka bersumpah untuk menargetkan kapal-kapal “yang terkait dengan Israel” selama serangan Israel terus berlanjut, untuk menunjukkan solidaritas terhadap Palestina.

Baca juga:

  • Siapa kelompok pemberontak Houthi di Yaman dan mengapa mereka menyerang kapal-kapal kargo yang menuju Israel?
  • AS dan Inggris bombardir Yaman imbas serangan pemberontak Houthi di Laut Merah – Bagaimana dampak serangan ini bagi perdagangan global?

Akibatnya semua pelayaran kapal-kapal dagang di perairan internasional berada di bawah ancaman, sesuatu yang dianggap tidak dapat ditoleransi oleh negara-negara Barat.

AS dan Inggris, yang didukung oleh sekutunya, melancarkan serangan udara pertama terhadap kelompok Houthi pekan lalu untuk mencoba menghalangi mereka – namun kelompok tersebut tetap melawan.

Peta yang menunjukkan Yaman dan wilayah yang dikuasai oleh Houthi serta posisi negara tersebut terhadap Israel

Pada Senin (15/01), kelompok Houthi melakukan serangan terhadap kapal Amerika Serikat (AS) di Teluk Aden. Serangan ini tampaknya merupakan serangan pertama yang berhasil dilakukan oleh kelompok Houthi terhadap kapal AS sejak dimulainya aksi-aksi mereka.

Serangan kedua terjadi di Teluk Aden pada Rabu (17/01) dan kelompok Houthi berjanji akan melanjutkan serangan tersebut – meningkatkan kemungkinan serangan AS lebih lanjut dan pertanyaan apakah Iran akan merasa terpaksa untuk meresponsnya.

ISRAEL-HIZBULLAH-IRAN

Perang bayangan selama bertahun-tahun yang semakin intensif antara musuh bebuyutan Israel dan Iran meningkat pada Senin (15/01) ketika Iran menembakkan rudal ke tempat yang digambarkan sebagai markas besar agen mata-mata Israel Mossad di Irbil di wilayah semi-otonom Kurdistan Irak, menewaskan empat orang.

Irak – sekutu Iran dan bermusuhan dengan Israel – membantah kehadiran Mossad di sana dan mengutuk serangan itu.

Iran menyatakan bahwa serangan mereka adalah sebagai tanggapan atas dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh Israel baru-baru ini terhadap seorang komandan senior militer Iran di Suriah.

Setelah adanya aksi saling serang rudal di Laut Merah-Gaza yang melibatkan Iran, Israel, dan Lebanon, banyak spekulasi muncul mengenai kemungkinan arah konflik tersebut. Bagaimana perkembangan terkini dan kemana arahnya akan berlanjut?

Dalam sebuah peta regional yang dirilis oleh BBC, dapat terlihat jelas posisi Iran, Israel, dan Lebanon. Peta tersebut memperlihatkan adanya ketegangan wilayah yang mencakup Laut Merah, Gaza, dan Iran.

[gambar peta Iran, Israel, dan Lebanon]

Meskipun demikian, belum ada kejelasan mengenai arah konflik yang sedang berkembang ini. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi dinamika situasi di daerah tersebut. Selain itu, peran negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan negara-negara Arab juga harus diperhatikan dalam menganalisis kemungkinan arah konflik ini.

Dalam artikel sebelumnya, kami telah membahas perkembangan terkait konflik ini. Mari kita lanjutkan membaca artikel selanjutnya untuk mendapatkan informasi terbaru dan analisis yang mendalam mengenai aksi saling serang rudal di Laut Merah-Gaza-Iran ini.

Negara tersebut juga menuduh Israel sebagai dalang di balik aksi pembunuhan dua pemimpin kelompok milisi penting yang didukung Iran di Lebanon.

Saat ini, terjadi ketegangan di Laut Merah, di sekitar wilayah Gaza dan Iran. Kelompok milisi Syiah, Hizbullah, dikabarkan terlibat dalam aksi saling serang dengan kelompok Hamas Palestina. Keberadaan komandan Hizbullah dan wakil pemimpin Hamas Palestina menjadi perhatian utama dalam situasi ini.

Perbatasan Israel-Lebanon, tempat Israel dan Hizbullah – yang bersenjata lengkap dan didanai oleh Iran – seringkali saling melakukan serangan sejak serangan Hamas terhadap Israel dan dimulainya perang di Gaza pada tanggal 7 Oktober. Wilayah perbatasan ini menjadi salah satu front paling berbahaya di daerah tersebut.

READ  Wamenlu: Upaya Perdamaian Gaza Harus Dilaksanakan

Pada hari Rabu (17/01), kepala staf militer Israel menyatakan bahwa “kemungkinan terjadinya [perang di utara] dalam beberapa bulan mendatang jauh lebih tinggi dibandingkan masa lalu.”

IRAN-ISIS

Pada saat yang sama ketika melancarkan serangan di Irak, Iran telah menembakkan rudal ke provinsi yang dikuasai pemberontak di barat laut Suriah.

Iran mengumumkan bahwa mereka telah menyerang pangkalan kelompok Negara Islam (ISIS) sebagai balasan atas serangan bom bunuh diri ISIS di bagian selatan Iran pada tanggal 3 Januari yang menewaskan 94 orang.

ISIS menganggap Muslim Syiah sebagai sesat, dan Iran merupakan kekuatan Syiah yang dominan di wilayah tersebut.

Meskipun Iran adalah sekutu utama pemerintah Suriah, serangan langsung terhadap militan di wilayah yang dikuasai pemberontak merupakan hal yang jarang terjadi. Tindakan ini sekaligus menjadi sinyal bagi musuh-musuh Iran bahwa negara tersebut siap mengambil langkah lebih jauh.

ISRAEL-SURIAH-IRAN

Serangan udara di ibu kota Suriah, Damaskus, pada hari Sabtu (20/01) menewaskan 10 orang, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Lima dari mereka adalah anggota senior Garda Revolusi Islam, kelompok elit Iran.

Suriah dan Iran menyalahkan Israel, dan Iran bersumpah akan membalas dendam.

Serangan ini terjadi setelah serangan serupa yang terjadi di sekitar Damaskus pada awal pekan ini.

Israel belum memberikan komentar, tapi sebelumnya mengakui telah melakukan ratusan operasi udara di Suriah yang melibatkan serangan terhadap sasaran yang dikaitkan dengan Iran.

Intersepsi pesawat tempur oleh pertahanan udara Suriah – yang sejauh ini belum terjadi – atau pembalasan mematikan dapat memicu krisis baru di wilayah yang dilanda perang.

ISRAEL-GAZA

Pertempuran sengit antara Israel dan Hamas di Gaza terus berlanjut, dan perang di sana kini memasuki pekan ke-15.

Terdapat setidaknya 891 warga Palestina yang telah tewas akibat pemboman Israel sejak Minggu lalu. Hal ini juga membuat jumlah korban tewas di Gaza sejak tanggal 7 Oktober menjadi lebih dari 25.000 orang. Data ini diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan yang dikelola oleh Hamas.

Pada pihak Israel, sebanyak sembilan tentara tewas dalam periode yang sama, sehingga total korban tewas dalam pertempuran mencapai 189 orang.

Pekan ini, Israel meningkatkan intensitas serangannya di kota selatan Khan Younis. Militer Israel menyebut bahwa pasukannya telah mencapai titik terjauh di selatan sejak dimulainya perang.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa konflik ini dapat berlanjut hingga tahun 2025, seperti yang dilaporkan oleh TV Israel pada minggu ini.

Baca juga:

  • Menghitung penghancuran masjid dan gereja bersejarah di Gaza
  • Israel-Palestina: ‘Warga Palestina tidak boleh dipaksa meninggalkan Gaza’, kata Menlu AS

Israel juga dilanda serangan aksi penabrakan mobil dan penikaman pada hari Senin, yang menyebabkan polisi menangkap dua tersangka warga Palestina dari kawasan pendudukan Tepi Barat.

Aksi saling serang rudal terjadi di Laut Merah-Gaza-Iran. Serangan yang dipuji oleh Hamas ini sayangnya menewaskan seorang perempuan dan melukai 17 orang lainnya.

Ini merupakan salah satu serangan pertama yang terjadi di Israel sejak dimulainya perang di Gaza. Serangan ini meningkatkan rasa kecemasan di kalangan warga Israel yang sebelumnya belum pulih dari serangan tanggal 7 Oktober.

READ  Trump Jaya di Kaukus Iowa, Mengapa Iowa Tak Terpisahkan dari Pemilihan Presiden?

Peta yang menunjukkan Israel dan menghighlight Khan Younis di Gaza dan Tepi BaratBBC

Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat bersamaan dengan perang.

Serangan udara Israel di Laut Merah pada hari Rabu telah menewaskan sembilan orang Palestina, menurut pernyataan petugas medis setempat.

Israel melaporkan bahwa setidaknya lima orang tewas yang diduga merencanakan serangan dalam waktu dekat.

Pasukan Koalisi di Irak

Rudal-rudal diluncurkan ke pangkalan udara yang digunakan oleh pasukan koalisi pimpinan AS di barat Irak pada hari Sabtu (20/01), menyebabkan beberapa personel militer AS terluka, demikian disampaikan oleh Komando Pusat AS.

Kelompok milisi yang mendapat dukungan dari Iran diduga menjadi dalang di balik serangan itu.

Pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan AS dan koalisi di Irak dan Suriah timur laut telah dikepung berulang kali oleh kelompok milisi yang bersekutu dengan Iran dalam beberapa bulan terakhir. Serangan-serangan ini memicu adanya pembalasan dari pihak AS.

Seketika, aksi saling serang rudal melibatkan Laut Merah, Gaza, dan Iran memunculkan pertanyaan besar. Di tengah konflik yang sedang berkecamuk, wajar jika banyak orang bertanya kemana arah serangan tersebut.

Serangan-serangan yang terjadi di kawasan tersebut dianggap sebagai bagian dari konflik tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat (AS). Ancaman Iran yang dapat menyerang aset-aset AS dari jarak jauh menjadi salah satu pertimbangan utama dalam mencari jejak arah serangan.

Saat ini terdapat sekitar 3.400 personel koalisi yang berada di Irak dan Suriah. Mereka merupakan bagian dari upaya mencegah kebangkitan kelompok ISIS yang masih aktif di wilayah tersebut.

Serangan-serangan di Wilayah Lain

Selain terjadinya serangan di Laut Merah-Gaza-Iran, aksi serupa juga terjadi di tempat lain di Timur Tengah minggu ini.

Turki melakukan serangan udara terhadap kelompok milisi Kurdi di Irak utara dan aliansi milisi Kurdi yang didukung oleh AS di Suriah utara pada Senin, seperti yang disampaikan oleh kementerian pertahanan.

Serangan terbaru ini merupakan bagian dari konflik berdarah yang telah berlangsung selama puluhan tahun antara Turki dan kelompok bersenjata Kurdi yang oleh Turki dianggap sebagai organisasi teroris.

Salah satu bangunan penjara yang menampung lebih dari 3.000 tahanan ISIS dilaporkan menjadi sasaran serangan di tengah aksi saling serang rudal yang terjadi di Laut Merah-Gaza-Iran. Serangan ini memicu kekhawatiran akan nasib tahanan yang ada di dalamnya.

Perangkap taktis di Laut Merah, Persian Gulf, dan Irak terus memanas seiring serangkaian serangan rudal yang saling terjadi antara negara-negara yang terlibat. Tak hanya itu, serangan udara juga dilakukan oleh militer Yordania yang jarang terjadi, melintasi perbatasannya dengan Suriah.

Sepuluh orang, termasuk anak-anak, dilaporkan tewas.

Dalam sebuah aksi saling serang di Laut Merah-Gaza-Iran yang terjadi baru-baru ini, muncul pertanyaan tentang kemana arah serangan tersebut. Meskipun belum ada konfirmasi resmi mengenai target pasti dari serangan rudal ini, diperkirakan bahwa kelompok penyelundup narkoba menjadi salah satu sasaran utamanya.

Kelompok-kelompok milisi yang mendapat dukungan dari Iran di Suriah dituduh oleh Yordania telah menyelundupkan amfetamin Captagon ke wilayahnya dan juga ke negara-negara Teluk Arab.