indotim.net (Senin, 26 Februari 2024) – Mesir baru-baru ini melakukan pembangunan tembok sepanjang lebih dari 3 kilometer selama seminggu terakhir. Selain itu, Mesir juga membuka lahan di area dekat perbatasan dengan Gaza, hal ini merupakan hasil temuan tim BBC Verify.
Pembangunan tembok tersebut dimulai setelah Israel memberikan peringatan bahwa mereka tengah bersiap untuk melancarkan serangan darat di kota Rafah di bagian selatan Gaza.
Kota tersebut mengalami lonjakan penduduk yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir, menyebabkan peningkatan aktivitas di sektor tersebut.
Otoritas Mesir menjelaskan bahwa pembangunan tembok di dekat perbatasan Rafah bukan ditujukan untuk pengungsi Palestina, melainkan sebagai “pusat logistik” untuk bantuan kemanusiaan.
Namun seorang pekerja bantuan kemanusiaan untuk sebuah badan amal di Inggris, yang merupakan bagian dari upaya kemanusiaan di Gaza, mengatakan kepada BBC bahwa dia “belum pernah melihat pembukaan lahan dalam skala besar” untuk pusat logistik tersebut dan mereka tidak mengetahui adanya rencana semacam itu.
Apa yang ditunjukkan oleh foto terbaru?
Lebih dari 16 kilometer persegi lahan telah dibersihkan di perbatasan Gaza, seperti yang terlihat dalam citra satelit baru-baru ini.
Pembukaan lahan di daerah tersebut telah dimulai pada awal bulan Februari lalu, namun telah berkembang dengan cepat dalam satu minggu terakhir.
Bangunan tembok di sekitar area tersebut sedang dalam pembangunan.
Mesir membangun tembok beton tinggi dan menutupi sebagian besar lahan di sekitar perbatasan dengan Jalur Gaza. Keputusan ini menuai kontroversi dan pertanyaan dari beberapa pihak.
Pada tanggal 14 Februari lalu, sekitar 0,8 kilometer tembok terlihat dalam citra satelit. Namun, gambar terbaru menunjukkan lebih dari 4 kilometer tembok kini telah tegak berdiri.
Temuan mengejutkan di wilayah perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza. Meskipun sulit dibuktikan dengan pasti, banyak pihak menduga bahwa pembangunan tembok dan perluasan lahan terkait dengan upaya keamanan yang dilakukan oleh pihak berwenang di Mesir.
Tembok yang tampaknya dibangun bersamaan di tiga lokasi berbeda, termasuk bagian sudut barat daya area yang baru saja dibersihkan, menimbulkan tanda tanya atas tujuan sebenarnya dari langkah tersebut.
BBC
Sebelumnya, kami membahas tentang situasi di perbatasan Rafah yang semakin tegang. Hal ini dipicu oleh keputusan Mesir untuk membangun tembok dan membuka lahan dekat perbatasan Rafah. Tetapi mengapa Mesir melakukan langkah ini?
Penampakan derek dan kendaraan lainnya terlihat di sekitar material konstruksi.
Di sudut tenggara, terlihat jelas tumpukan truk yang berjejer di sepanjang jalan utama yang menghubungkan utara Mesir dengan Gaza. Hal ini menjadi perhatian mengingat perjalanan lintas batas antara kedua wilayah ini begitu vital.
Beberapa truk parkir di pinggir jalan utama dan area yang baru dibuka.
BBC
Apa tujuan dari penutupan lahan ini?
Setelah kabar beredar bahwa lahan tersebut akan digunakan sebagai tempat tinggal bagi pengungsi Palestina, pemerintah Mesir dengan tegas membantah bahwa mereka sedang melakukan persiapan untuk hal tersebut.
Sejak dimulainya perang Gaza setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, Mesir secara konsisten menyatakan tidak akan membuka perbatasannya bagi pengungsi.
Pasca-perang dan situasi yang terus memanas, Mesir mulai membangun tembok di sepanjang perbatasan Palestina di Rafah. Tindakan ini dilakukan untuk memperkuat pengawasan dan keamanan perbatasan mereka.
Mesir mengambil keputusan tersebut bukan hanya untuk menghindari terlibat dalam perpindahan besar-besaran warga Palestina, tetapi juga karena pertimbangan ekonomi dan keamanan yang menjadi faktor penentu.
Israel sebelumnya menyatakan bahwa mereka “tidak berniat mengevakuasi warga sipil Palestina ke Mesir”.
Mesir memutuskan untuk membangun tembok di area dekat perbatasan Rafah sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan aktivitas ilegal dan menyelundupkan barang ilegal di wilayah tersebut.
Pihak berwenang di provinsi Sinai Utara di Mesir mengeluarkan pernyataan yang menyatakan “angkatan bersenjata sedang menyiapkan area logistik untuk menerima bantuan ke Gaza” dengan tujuan mengurangi kemacetan di jalan-jalan dekat perbatasan.
Gubernur setempat menyatakan bahwa kawasan tersebut sedang disiapkan untuk berbagai fasilitas yang meliputi “ruang tunggu truk, gudang yang aman, kantor administrasi, dan akomodasi pengemudi”.
Sebelumnya, Mesir digadang-gadang akan membangun tembok pembatas dan membuka lahan di sekitar perbatasan Rafah dengan Gaza. Langkah tersebut menuai perhatian luas dari berbagai pihak.
Namun, setelah dilakukan wawancara dengan seorang pakar kemanusiaan yang terlibat dalam koordinasi bantuan ke Gaza, beliau menyatakan bahwa hingga saat ini mereka belum mendengar adanya rencana konkret dari pihak berwenang terkait langkah tersebut.
Saat ini, perhatian terpusat pada pembangunan tembok dan penutupan lahan di sekitar perbatasan Rafah oleh Mesir. Menurut seorang narasumber, “Jika ada rencana untuk tiba-tiba meningkatkan kapasitas dengan membangun semacam pusat, saya pikir itu akan segera dikabarkan kepada badan kemanusiaan oleh pemerintah Mesir.”
Pekerja bantuan tersebut tidak ingin disebutkan namanya karena hal ini bisa mempersulit hubungan antara organisasi bantuan tempat dia bekerja dan pihak berwenang Mesir.
“Kapasitas pergudangan di Mesir menjadi hal yang dibicarakan hampir di setiap pertemuan. Mengingat [informasi tentang fungsi proyek itu] ini belum dibagikan, asumsi saya [fungsinya] bukan itu seperti yang direncanakan,” imbuhnya.
Kami menunjukkan citra satelit terbaru kepada beberapa pakar keamanan untuk mengidentifikasi tujuan dari proyek tersebut.
Andreas Krieg, seorang dosen senior studi keamanan di Kings College, London, menyoroti aksi Mesir yang dinilainya berlebihan, “Anda tidak perlu membersihkan lahan seluas itu untuk ruang tunggu truk. Bagi saya, sepertinya Mesir sedang bersiap menghadapi skenario terburuk.”
“Jika melihat luasnya wilayah ini dan truk-truk seluas 16 kilometer persegi, berarti ribuan truk. Ini situasi di mana ribuan truk menunggu di perbatasan, belum pernah terjadi sebelumnya,” kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Grafis oleh Filipa Silverio
BBC
Mesir telah memulai pembangunan tembok beton setinggi enam meter dan membuka lahan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza dekat Rafah sebagai langkah untuk meningkatkan keamanan dan mengatasi ancaman teroris.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap insiden penembakan dan serangan teror yang sering terjadi di wilayah perbatasan tersebut. Pemerintah Mesir menganggap langkah ini penting untuk melindungi kedaulatan negara dan menjamin keamanan warga serta turut berkontribusi dalam mengendalikan aktivitas ilegal di daerah tersebut.
Pembangunan tembok dan pembukaan lahan ini juga diyakini dapat mengurangi potensi penyelundupan senjata, barang terlarang, dan aktivitas teroris lainnya yang meresahkan wilayah perbatasan. Meskipun menuai kontroversi, langkah ini direspons positif oleh sebagian besar warga Mesir yang mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan keamanan wilayah perbatasan.