indotim.net (Senin, 22 Januari 2024) – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum FKPPI/Kepala Badan Bela Negara FKPPI Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa seiring perkembangan zaman, upaya bela negara ke depan akan dihadapkan pada tantangan yang lebih kompleks, canggih, dan rumit. Oleh karena itu, upaya bela negara tidak lagi hanya terfokus pada kekuatan fisik militer. Ancaman terhadap kedaulatan negara hadir dalam beragam aspek, baik itu ekonomi, sosial-budaya, politik ideologi, maupun ancaman lainnya yang bersifat soft power.
Speaker DPR, Bambang Soesatyo (Bamsoet), mengingatkan akan urgensi bela negara dalam menciptakan suasana pemilu yang damai. Menurutnya, pemaknaan bela negara harus dipahami secara komprehensif melalui sudut pandang yang lebih luas. Konsepsi ketahanan nasional dibangun melalui berbagai aspek, seperti ketahanan politik, ekonomi, sosial-budaya, pangan, dan lainnya.
Hal itu disampaikan oleh Bamsoet pada acara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI bersama keluarga besar FKPP di Kabupaten Kebumen pada Minggu (21/1/2024). Turut hadir di acara tersebut pengurus FKPPI Kebumen, antara lain Sekretaris Sapto, Bendahara Indri, Ketua Bidang I Adrian Suryo, Ketua Bidang Sosial Achmad Chserul, dan Ketua Bela Negara Edi Hariyanto.
“Karena itu, partisipasi warga negara dalam upaya bela negara pun dapat dimanifestasikan dalam beragam bentuk dan cara. Termasuk dengan cara terlibat aktif menyukseskan Pemilu 2024 sebagai pesta demokrasi rakyat yang berakhir dengan penuh kebahagiaan. Sehingga Pemilu tidak menghasilkan residu yang memecah belah bangsa,” kata Bamsoet dalam keterangannya, Senin (22/1/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Bamsoet menyampaikan betapa pentingnya menjaga semangat bela negara dalam mewujudkan pemilu yang damai. Ia menjelaskan bahwa selama lebih dari 45 tahun berkiprah, FKPPI telah tetap eksis dan solid dalam mempertahankan jati dirinya sebagai organisasi yang menjunjung tinggi semangat nasionalisme. Selain itu, FKPPI juga menjadikan semangat pengabdian dan jiwa bela negara sebagai tekad perjuangan utama.
Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) mengingatkan akan pentingnya semangat bela negara dalam mewujudkan pemilihan umum (pemilu) yang damai. Sebagai organisasi kemasyarakatan yang memiliki hubungan koordinatif, ikatan sejarah, dan emosional dengan Keluarga Besar TNI dan POLRI, FKPPI telah menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyelenggarakan pembangunan di berbagai daerah.
Salah satu contohnya adalah melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) serta berbagai aktivitas sosial dan aksi kemanusiaan lainnya. Kiprah, peran, dan kontribusi yang dilakukan FKPPI selama ini telah berhasil membangun citra positif di tengah-tengah masyarakat,” jelas Bamsoet.
Dalam hal ini, FKPPI menempatkan dirinya sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan dan melindungi kepentingan nasional sebagai organisasi bela negara yang telah dikenal dengan baik. Kesadaran kolektif juga mengakui penting dan krusialnya bela negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Begitu pentingnya peran bela negara sehingga Konstitusi secara tegas menyebutkan pada pasal 27 ayat (3) bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban untuk turut serta dalam upaya pembelaan negara. Dalam rumusan Konstitusi ini, bela negara bukan hanya menjadi ‘hak’, tetapi juga menjadi ‘kewajiban’ setiap warga negara. Pemahaman ini diperkuat lagi melalui pasal 30 ayat (1) yang menegaskan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib turut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara,” tegas Bamsoet.
Kesimpulan
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menekankan bahwa upaya bela negara di era modern tidak hanya terfokus pada kekuatan fisik militer, melainkan juga melibatkan aspek ekonomi, sosial-budaya, politik ideologi, dan ancaman soft power lainnya. Dalam konteks pemilihan umum, penting bagi masyarakat untuk aktif berpartisipasi dan mewujudkan pemilu yang damai guna menjaga semangat bela negara. Organisasi Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) juga berperan sebagai garda terdepan dalam melindungi kepentingan nasional dan membangun citra positif di tengah masyarakat. Bela negara bukan hanya menjadi hak, tetapi juga kewajiban setiap warga negara, seperti yang diamanatkan oleh Konstitusi.