Cegah Perundungan dengan Konsep Pendidikan Positif Zita Anjani

indotim.net (Sabtu, 02 Maret 2024) – Maraknya kasus tawuran serta perundungan di sekolah, terutama di Jakarta, merupakan tanda bagi institusi keluarga dan pendidikan untuk memperketat pendidikan kepribadian anak. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta sekaligus Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zita Anjani menyatakan bahwa tenaga didik bisa meneladani Positive Education atau Pendidikan Positif ala Finlandia.

“Salah satu keunggulan Positive Education ini adalah adanya pendampingan anak melalui mentor yang bisa menjadi teman diskusi siswa. Selain itu, juga terdapat positive pals atau sahabat positif yang sifatnya antarsiswa. Menurut saya, hal seperti ini dapat diterapkan dengan baik di sekolah-sekolah negeri,” ungkap Zita dalam keterangan resminya, Sabtu (2/3/2024).

Sebagai perempuan dengan latar belakang pendidikan, Zita Anjani mengungkapkan bahwa konsep Positive Education sesuai dengan Kurikulum Merdeka yang akan diimplementasikan sebagai kurikulum nasional pada tahun 2026.

“Esensi dari Kurikulum Merdeka itu kan di fleksibilitas bagi pendidik dan satuan pendidikan untuk menumbuhkembangkan cipta, rasa, dan karsa peserta didik. Menurut saya ini cocok banget sama Positive Education yang berfokus sepenuhnya pada minat, potensi, serta kepribadian dan karakter anak didik,” tambah Zita.

Kesimpulan

Maraknya kasus tawuran dan perundungan di sekolah, khususnya di Jakarta, menjadi peringatan penting bagi institusi pendidikan dan keluarga untuk memperkuat pendidikan kepribadian anak. Melalui konsep Pendidikan Positif ala Finlandia yang diusulkan oleh Zita Anjani, dengan mentor sebagai pendamping dan sahabat positif antarsiswa, serta disesuaikan dengan Kurikulum Merdeka yang akan datang, diharapkan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik dan mampu menumbuhkan potensi serta karakter positif pada siswa.

READ  Cara Praktis Mengatasi Lupa Password BRImo di Rumah