indotim.net (Selasa, 16 Januari 2024) – Sepanjang tahun 2024, terdapat banyak fenomena hujan meteor yang dapat kita saksikan. Hujan meteor adalah kejadian di mana meteor jatuh ke Bumi dan melintasi permukaannya dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga dari Bumi terlihat seperti hujan yang turun.
Situs resmi Langit Selatan melaporkan bahwa sepanjang tahun 2024, langit Bumi akan disaksikan sekitar 8 kali fenomena hujan meteor. Nah, apa sajakah hujan meteor tersebut dan kapan exactnya momen tersebut terjadi? Berikut ini informasi lengkapnya:
3-4 Januari 2024: Hujan Meteor Quadrantid
Hujan meteor Quadrantid merupakan fenomena hujan meteor pertama yang terjadi pada tahun ini. Fenomena ini berlangsung dari tanggal 28 Desember 2023 hingga 12 Januari 2024. Puncaknya terjadi pada tanggal 3-4 Januari 2024 yang lalu. Hujan meteor Quadrantid berasal dari puing asteroid 2003 EH1 ketika mengelilingi Matahari setiap 5,52 tahun.
21-22 April 2024: Hujan Meteor Lyrid
Hujan meteor Lyrid adalah fenomena hujan meteor yang berasal dari debu ekor komet Thatcher C/1861 G1. Fenomena hujan meteor ini akan mencapai puncaknya pada tanggal 22 April 2024. Seperti setiap tahunnya, hujan meteor Lyrid akan berlangsung mulai tanggal 14 hingga 30 April dan dapat diamati setelah rasi Lyra yang merupakan arah datangnya. Puncaknya diperkirakan terjadi pukul 22.08 WIB.
Saat terjadi hujan meteor Lyrid, Bulan cembung besar akan terlihat sepanjang malam. Waktu terbaik untuk mengamati fenomena ini adalah mulai tengah malam ketika arah datangnya Lyrid sudah cukup tinggi, sekitar 30º di atas horison. Pada saat itu, kamu dapat melihat hingga 18 meteor per jam dengan kecepatan 49 km/detik.
5-6 Mei 2024: Hujan Meteor Eta Aquarid
Periode dari 19 April hingga 28 Mei, hujan meteor Eta Aquarid berasal dari sisa komet Halley. Puncak hujan meteor Eta Aquarid akan terjadi pada tanggal 6 Mei 2024. Anda dapat melihat hujan meteor ini dari arah rasi Aquarius setelah tengah malam hingga menjelang fajar, sekitar pukul 01.21 WIB setelah rasi Aquarius terbit.
Pada malam puncak, para pengamat dapat melihat 50 meteor setiap jam yang berasal dari sisa komet Halley dengan kecepatan 66,9 km/detik. Ketika bulan sabit terbit dini hari, akan ada kesempatan untuk mengamati hujan meteor Eta Aquarid yang tidak terpengaruh cahaya Bulan.
30-31 Juli 2024: Hujan Meteor Delta-Aquarid Selatan
Hujan meteor Delta Aquarid merupakan hujan meteor yang berasal dari pecahan komet Marsden dan Kracht Sungrazing. Hujan meteor delta Aquarid selatan terlihat berasal dari rasi Aquarius dan akan berlangsung mulai tanggal 12 Juli hingga 23 Agustus 2024.
Hujan meteor Aquarid akan mencapai puncaknya pada tanggal 31 Juli 2024 dengan 25 meteor/jam dengan kecepatan 41 km/detik. Fenomena hujan meteor ini dapat diamati mulai pukul 19:42 WIB hingga fajar menyingsing. Pada saat itu, bulan sabit baru akan terbit menjelang dini hari, sehingga pengamat dapat mencari meteor tanpa banyak terganggu oleh cahaya Bulan.
12-13 Agustus 2024: Hujan Meteor Perseid
Dimulai dari tanggal 17 Juli hingga 24 Agustus, hujan meteor Perseid berasal dari debu komet Swift-Tuttle. Puncak hujan meteor ini akan terjadi pada tanggal 13 Agustus 2024. Pada malam puncaknya, diperkirakan akan ada sekitar 100 meteor per jam yang melintas dan terlihat berasal dari rasi Perseus.
Untuk lokasi pengamatan yang tidak terkena polusi cahaya, pengamat dapat menyaksikan sekitar 50-75 meteor per jam. Rasi Perseus akan muncul tepat tengah malam pada pukul 00.14 WIB dari arah timur laut. Terbenamnya bulan tengah malam memberikan kesempatan bagi para pengamat untuk berburu meteor tanpa terganggu cahaya Bulan.
21-22 Oktober 2024: Hujan Meteor Orionid
Hujan meteor Orionid adalah hujan meteor yang berasal dari sisa debu komet Halley. Hujan meteor ini akan menghiasi langit malam pada periode 2 Oktober hingga 7 November 2024. Hujan meteor Orionid dapat diamati ketika terlihat muncul dari rasi Orion si Pemburu, dan mencapai puncak aktivitasnya pada tanggal 21 Oktober 2024.
Pada malam puncak, akan terjadi hujan meteor Orionid dengan jumlah sebanyak 25 meteor per jam dan kecepatan 66 km per detik. Tepat pada pukul 22.15 WIB, hujan meteor Orionid akan terlihat di langit dan dapat diamati hingga menjelang fajar. Penampakan Bulan Cembung yang besar, yang muncul pada pukul 21.42 WIB, dapat mempengaruhi pengamatan hujan meteor ini.
17-18 November 2024: Hujan Meteor Leonid
Berlangsung dari 6-30 November, intensitas maksimum hujan meteor ini akan terjadi pada 17-18 November 2024. Hujan meteor Leonid berlangsung sekitar 15 meteor/jam yang melaju dengan kecepatan 71 km/det. Hujan meteor yang berasal dari sisa debu komet Tempel-Tuttle ini akan tampak datang dari arah rasi Leo.
Pengamatan rasi Leo baru akan terbit tengah malam pada pukul 00.17 WIB. Bulan cembung besar terbit pukul 19.22 WIB.
Pengamat di Bumi baru bisa menyaksikan hujan meteor Leonid dengan jumlah 100 meteor per jam saat komet kembali pada tahun 2031 dan 2064. Kemungkinan besar, pada tahun 2099 mendatang, akan ada badai meteor Leonid yang terjadi.
13-14 Desember 2024: Hujan Meteor Geminid
Hujan meteor Geminid akan menjadi atraksi menarik di langit malam dengan 150 meteor/jam pada saat mencapai maksimum. Hujan meteor Geminid yang tampak datang dari rasi kembar Gemini ini berlangsung dari tanggal 4-20 Desember, dengan intensitas maksimum akan terjadi tanggal 14 Desember 2024.
Hujan meteor Geminid merupakan fenomena hujan meteor yang terjadi setiap tahun dan berasal dari puing-puing asteroid 3200 Phaethon. Hujan meteor ini dapat dinikmati saat rasi Gemini mulai terbit pada pukul 20.01 WIB. Namun, perlu diingat bahwa saat itu bulan akan berada dalam fase cembung besar baru dan baru terbenam pukul 04.01 WIB. Hal ini mungkin menjadi tantangan dalam pengamatan fenomena tersebut.