indotim.net (Senin, 15 Januari 2024) – Orang kaya dan berkuasa dari seluruh dunia berkumpul kembali di Davos, sebuah resor indah di Swiss, untuk menghadiri pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF).
Acara tahunan ini diadakan saat dunia sedang dilanda berbagai krisis. Perang yang hebat di Gaza dan Ukraina, kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI) yang menimbulkan rasa gembira dan kekhawatiran, krisis utang yang meluas di tengah perlambatan dan kemunduran ekonomi, serta memburuknya kesehatan planet Bumi.
Lebih dari 2.800 peserta dijadwalkan menghadiri acara 5 hari yang dimulai Senin (15/01), termasuk lebih dari 60 kepala negara dan pemerintahan. Tema pertemuan para pemimpin politik dan bisnis global, selebriti, dan aktivis sosial terkemuka tahun ini adalah “Membangun Kembali Kepercayaan.”
“Tema ini merupakan tanggapan langsung terhadap terkikisnya kepercayaan yang terlihat jelas di masyarakat dan antara negara-negara,” ungkap Mirek Dusek, Direktur Pelaksana Forum Ekonomi Dunia Davos, dalam sebuah konferensi pers.
Beberapa orang mungkin langsung menghubungkan kesenjangan ini dengan “transformasi mendalam yang terjadi di sekitar kita, baik itu geopolitik, geoekonomi, atau yang terkait dengan iklim dan alam,” ujarnya.
Gaza dan Ukraina, Agenda Utama di Davos
Para pemimpin politik terkemuka yang akan ambil bagian di Davos antara lain Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan Perdana Menteri Cina Li Qiang. Javier Milei, Presiden Argentina yang baru terpilih dan kontroversial, juga diperkirakan akan hadir.
Amerika Serikat (AS) akan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam Konferensi Davos tahun 2024. Ia akan bergabung dengan para pemangku kepentingan utama yang terlibat dalam konflik di Gaza, termasuk Presiden Israel Isaac Herzog dan Perdana Menteri Qatar Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani, untuk membahas langkah-langkah dalam mengakhiri konflik dan mencegah eskalasi lebih lanjut, yang menjadi kekhawatiran banyak pihak.
Perang di Ukraina juga diprediksi akan menjadi perhatian utama dalam tahun ini. Presiden Volodymyr Zelenskyy diperkirakan akan menghadiri pertemuan tersebut secara langsung guna mengumpulkan dukungan bagi Ukraina. Saat ini, AS dan UE, yang merupakan sekutu utama Ukraina, sedang berjuang untuk memberikan bantuan finansial penting senilai miliaran dolar ke Kyiv.
Masalah Ekonomi dan Krisis Utang
Lambannya pertumbuhan ekonomi dan krisis biaya hidup yang berkepanjangan di tengah kenaikan suku bunga memberikan dampak yang sangat buruk bagi masyarakat di seluruh dunia.
Bank Dunia baru-baru ini telah memperingatkan bahwa pada akhir tahun 2024, pertumbuhan PDB global akan mencapai tingkat terendah dalam separuh dekade terakhir, yaitu dalam 30 tahun terakhir.
Ketakutan akan resesi global sedikit mereda berkat pertumbuhan yang kuat di Amerika Serikat. Namun, ada kekhawatiran bahwa meningkatnya ketegangan geopolitik dapat menggagalkan pemulihan. Perlambatan ekonomi di Cina sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia juga telah memperburuk prospek banyak negara berkembang di Afrika dan Asia.
Isu lain yang akan menjadi fokus utama dalam pertemuan ini adalah besarnya utang yang dimiliki oleh banyak negara berkembang, terutama di Afrika, dalam beberapa tahun terakhir. Utang ini diakumulasikan untuk mengatasi berbagai krisis, seperti pandemi COVID-19, krisis energi, dan perubahan iklim.
Saat ini, 3,3 miliar orang di seluruh dunia tinggal di negara-negara yang lebih banyak mengalokasikan anggaran untuk pembayaran bunga daripada sektor pendidikan atau kesehatan, menurut PBB. Di banyak negara berkembang, anggaran terbebani oleh biaya pangan dan energi yang tinggi, serta biaya pinjaman yang tinggi.
Perekonomian dan krisis utang akan menjadi agenda utama para pemimpin Afrika yang diperkirakan akan hadir dalam jumlah besar di Davos. Mereka rencananya akan dipimpin oleh Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu dan Presiden Kenya William Ruto.
“Apabila mendiskusikan tentang Afrika, yang terutama penting adalah membangun kepercayaan terhadap Afrika sebagai pusat peluang saat ini dan di masa depan, terutama mengenai dividen demografisnya,” ujar Leonard Stiegeler dari Africa Collective, sebuah platform yang mempromosikan kepentingan Afrika kepada investor global.
“Dalam hal menciptakan lapangan kerja di masa depan, Afrika merupakan tempat yang patut diperhatikan dan hal ini ingin dipromosikan oleh para pemimpin Afrika,” ujar Stiegeler kepada DW.
AI, isu kunci di Davos
Kecerdasan buatan atau AI yang sedang booming telah membuka peluang sekaligus menimbulkan tantangan bagi para regulator. Tahun ini, AI menjadi topik utama yang diperbincangkan di Davos, dengan diadakannya beberapa sesi panel yang didedikasikan untuk membahas revolusi teknologi ini.
Survei risiko tahunan yang diterbitkan oleh World Economic Forum (WEF) pada hari Rabu (10/01) menempatkan misinformasi dan disinformasi yang disebabkan oleh kecerdasan buatan (AI) sebagai bahaya terbesar dalam dua tahun ke depan.
Menurut sebuah survei, “hubungan antara penyebaran informasi palsu dan ketegangan sosial akan menjadi fokus utama” dalam pertemuan Davos tahun ini, terutama ketika negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan India mengadakan pemilu.
“Kami ingin menjadi paranoid secara positif terhadap teknologi terdepan dan isu-isu terdepan lainnya,” kata Dusek. “Dan sudah menerapkan dialog dan kerja sama pemerintah-swasta dalam isu-isu ini sehingga kita tidak mengejar ketertinggalan seperti yang dikatakan sebagian orang ketika menyangkut AI generatif.” Forum Ekonomi Dunia di Davos akan berlangsung hingga 19 Januari. (ae/hp)
Jangan lewatkan konten eksklusif dalam bahasa Indonesia dari DW. Yuk, berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite secara gratis. Isi pengetahuanmu di pertengahan minggu agar obrolan semakin menarik!
Tahun 2024, Forum Ekonomi Dunia yang diadakan di Davos, Switzerland, akan menjadi platform utama untuk membahas isu-isu global yang mendesak. Tiga topik yang paling menonjol adalah situasi di Gaza, Ukraina, dan perkembangan kecerdasan buatan (AI).
Sengketa berkepanjangan antara Palestina dan Israel di Gaza terus memprihatinkan, dengan tingkat kekerasan yang tinggi dan dampak kemanusiaan yang parah. Davos 2024 akan memberikan kesempatan kepada para pemimpin dunia untuk membahas langkah-langkah konkret yang dapat diambil dalam rangka mencapai perdamaian di wilayah tersebut.
Selain itu, krisis Ukraina juga menjadi sorotan utama di pertemuan tersebut. Konflik antara Ukraina dan Rusia telah berkecamuk selama bertahun-tahun, mengakibatkan ketegangan geopolitik yang meningkat. Di Davos 2024, para pemimpin akan membahas upaya-upaya untuk mengatasi krisis ini dan mencari solusi yang dapat membawa stabilitas ke kawasan tersebut.
Tak ketinggalan, perkembangan kecerdasan buatan juga akan menjadi perhatian utama di forum tersebut. AI telah mengubah cara kita hidup dan bekerja, tetapi juga menimbulkan berbagai pertanyaan etis dan hukum. Davos 2024 akan menjadi wadah untuk mengadopsi pandangan global tentang AI dan mengembangkan kerangka kerja yang sesuai untuk memastikan bahwa AI digunakan secara bertanggung jawab dan bermanfaat bagi manusia.