Geng Minyak Eksportir Resesi, Harga Melonjak!

indotim.net (Senin, 04 Maret 2024) – Negara-negara dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC+) yang dikoordinir oleh Arab Saudi dan Rusia telah menyepakati pengurangan produksi minyak sebesar 2,2 juta barel per hari hingga kuartal-II 2024.

Dalam langkah untuk mengendalikan pasokan minyak dunia, geng negara eksportir minyak dipimpin oleh Arab Saudi berencana untuk memangkas produksi minyak. Besar kemungkinan hal ini akan berdampak pada kenaikan harga minyak secara global.

Arab Saudi, yang merupakan pemimpin dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), siap untuk memperpanjang pemangkasan produksi sebesar 1 juta barel per hari. Dengan demikian, produksi minyak Arab Saudi akan turun menjadi sekitar 9 juta barel per hari.

Sementara itu, Rusia yang memimpin sekutu OPEC atau OPEC+ akan memangkas produksi dan ekspor minyak sebesar tambahan 471.000 barel per hari. Hal ini diumumkan oleh Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak.

Langkah pemangkasan produksi oleh produsen minyak dunia ini akan memberikan dampak signifikan terhadap harga minyak dunia. Hal ini diprediksi akan menyebabkan kenaikan harga minyak di pasar global.

Kejutan datang dari Rusia dalam upaya pengurangan produksi minyak. Langkah yang tak terduga ini bisa memberikan dampak signifikan terhadap harga minyak,” ungkap analis UBS Giovanni Staunovo seperti yang dilansir Reuters pada Senin (4/3/2024).

Sebelumnya, negara-negara OPEC+ pada bulan November 2023 telah menyetujui pemangkasan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari hingga awal 2024.

Langkah ini pertama kali diumumkan oleh Arab Saudi, dan negara OPEC lainnya telah mengikuti langkah tersebut untuk melakukan pemangkasan produksi minyak.

Irak memutuskan untuk memperpanjang pengurangan produksi minyaknya sebesar 220.000 barel per hari. Di sisi lain, UEA juga tetap konsisten dengan kebijakan pengurangan produksi sebesar 163.000 barel per hari.

READ  Canda Masinton Jamin Prabowo Akan Coblos Ganjar di Debat, Menuai Banyak Persetujuan

Kuwait akan mengurangi produksi sebesar 135.000 barel per hari. Aljazair juga mengatakan akan memangkas sebesar 51.000 barel per hari dan Oman sebesar 42.000 barel per hari. Lebih lanjut Kazakhstan akan memangkas produksi sebesar 82.000 barel per hari hingga kuartal kedua.

OPEC+ telah mengimplementasikan serangkaian pemangkasan produksi sejak akhir tahun 2022. Total pemotongan yang dijanjikan OPEC+ sejak tahun 2022 mencapai sekitar 5,86 juta barel per hari, setara dengan sekitar 5,7% dari permintaan harian dunia, menurut perhitungan Reuters.

Minyak mentah Brent berhasil mencatat kenaikan sebesar US$ 1,64 atau 2%, mencapai angka US$ 83,55 per barel. Kenaikan signifikan ini telah melampaui angka 8% sepanjang tahun ini.

Kesimpulan

Pasca keputusan OPEC+ dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia untuk mengurangi produksi minyak secara signifikan, harga minyak dunia diperkirakan akan mengalami kenaikan yang cukup besar. Langkah ini diharapkan memberikan stabilitas dan kontrol terhadap pasokan minyak global, namun juga dapat berdampak pada harga minyak yang meningkat di pasar global.