10 Fakta Menarik tentang Pengisian Tangki Hidrogen

indotim.net (Sabtu, 09 Maret 2024) – Di Indonesia, mobil elektrifikasi yang belum umum adalah fuell cell electric vehicles (FCEV) atau lebih dikenal dengan mobil hidrogen. Namun, di Amerika Serikat, jenis mobil ini telah menjadi pemandangan biasa. Pertanyaannya, berapa kira-kira harga mobil hidrogen tersebut?

Disitat dari Topspeed, Rabu (6/3/2024), Hidrogen merupakan bahan bakar yang sangat mahal di AS. Saat ini, harganya mencapai US$ 36 per kilogram atau sekitar Rp 565 ribu (kurs US$1 = Rp 15.710). Para ahli di seluruh dunia sedang berupaya untuk membuat sumber bahan bakar ini lebih terjangkau dengan meningkatkan metode produksi, distribusi, dan penyimpanan.

Salah satu produsen mobil yang aktif dalam mengembangkan FCEV adalah Honda CR-V. SUV ini memiliki varian baru yang menggunakan teknologi hidrogen untuk elektrifikasi. Honda CR-V e: FCEV menawarkan keunggulan dengan dilengkapi soket pengisian listrik sehingga bisa menggunakan daya dari baterai juga.

Honda CR-V e:FCEV ini diproduksi di pabrik Honda Marysville di Ohio, Amerika.

Kemampuan pengisian daya plug-in dari CR-V e:FCEV terdengar menarik. Sebab California sekarang hanya memiliki 48 stasiun pengisian bahan bakar hidrogen.

Untuk mengisi ulang tangki 4,3 kilogram CR-V e:FCEV, diperlukan biaya sebesar $154,80 atau sekitar Rp 2.431.915. Dengan penggunaan bahan bakar hidrogen, Honda CR-V e:FCEV mampu menempuh jarak sekitar 338 km atau setara dengan 270 mil. Harga per kilogram bahan bakar hidrogen sekitar Rp 7.195.

Saat ini, banyak pengembangan teknologi terbaru yang telah diterapkan dalam industri otomotif, salah satunya adalah penggunaan hidrogen sebagai sumber energi. Bagaimana sebenarnya pemanfaatan hidrogen di Indonesia dalam konteks kebersihan lingkungan?

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah secara resmi meluncurkan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau Stasiun Pengisian Hidrogen pertamanya. HRS ini diharapkan dapat menjadi alternatif pengisian bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Meskipun pada kenyataannya belum ada pabrikan mobil yang menjual FCEV, hanya PT Toyota yang memperkenalkan Mirai untuk keperluan studi.

READ  Mendalami Makna Perpisahan Maruarar Sirait

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, mengatakan bahan bakar hidrogen juga kalau dihitung-hitung lebih murah dibandingkan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini adalah pertanda transisi energi hijau untuk sektor BBM sangat potensial untuk dilakukan di Indonesia.

Menurut Prasodjo, “Dalam jangka panjang, kita harus beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar adalah langkah yang tepat untuk menjaga lingkungan.”

“Nah pertanyaannya berapa biaya menggunakan hydrogen? kalau menggunakan hydrogen refueling station (HRS) yang ada di sini, biayanya hanya sekitar Rp 276 saja per-km,” ucap Darmawan dalam agenda peresmian SPBU Hidrogen PLN Indonesia Power, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2024).

Menurut Darmawan, harga bahan bakar hidrogen ternyata lebih terjangkau daripada BBM. Hasil kajian PLN menunjukkan bahwa masyarakat harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 1.300 per kilometer jika menggunakan BBM.

Menurut peneliti, kendaraan berbahan bakar hidrogen jauh lebih ekonomis dengan biaya sekitar Rp 270 per kilometer atau Rp 300 saja per kilometer. Bandingkan dengan bahan bakar minyak (bensin) yang menghasilkan emisi CO2 sebanyak 2,4 kg dalam 1 liter bensin. Dengan begitu, untuk setiap kilometer perjalanan, emisi CO2 yang dihasilkan mencapai sekitar 240 gram. Namun, dengan penggunaan green hydrogen, emisi CO2 dapat dikurangi hingga menjadi nol.

Kesimpulan

Pengisian tangki hidrogen untuk mobil FCEV menjadi topik menarik dalam perkembangan teknologi otomotif. Meskipun harga bahan bakar hidrogen masih mahal di beberapa negara, upaya terus dilakukan untuk membuatnya lebih terjangkau. Di Indonesia, penggunaan hidrogen sebagai sumber energi ramah lingkungan mulai diperkenalkan dengan adanya Hydrogen Refueling Station pertama yang diluncurkan oleh PLN. Dengan biaya pengisian yang lebih murah dibandingkan dengan penggunaan BBM, teknologi ini diharapkan dapat mempercepat transisi ke energi bersih dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

READ  Banjir Melanda Kantor Balai Pengujian Kendaraan Dishub Kota Bandung: Kondisi Darurat!