indotim.net (Selasa, 05 Maret 2024) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan akan menjaga stabilitas harga-harga kebutuhan pokok menjelang bulan puasa Ramadan dan hari raya Lebaran, Termasuk untuk kebutuhan energi dan pangan.
Presiden Joko Widodo yakin bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) tidak akan mengalami kenaikan dalam waktu dekat. Informasi ini terungkap dalam rapat internal yang diselenggarakan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, yang dipimpin langsung oleh Jokowi.
Menindaklanjuti hasil rapat tersebut, Jokowi menjelaskan bahwa keputusan telah diputuskan agar harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tetap stabil dan tidak mengalami kenaikan dalam waktu dekat.
Awalnya ketika ditanya mengenai hasil rapat tersebut, Jokowi menyatakan bahwa informasi lebih lanjut akan disampaikan oleh Menteri Koordinator terkait serta pihak Pertamina.
“Soal kenaikan harga BBM nanti biar pak Menko yang sampaikan, atau dari Pertamina yang sampaikan,” ungkap Jokowi saat melakukan konferensi pers di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusumah, Senin (4/3/2024).
Setelah di konfirmasi sekali lagi mengenai kemungkinan kenaikan harga BBM, Presiden Jokowi dengan tegas menegaskan bahwa tidak akan ada kenaikan harga. Namun demikian, terkait penjelasan rinci mengenai hal ini, Jokowi meminta Pertamina untuk memberikan penjelasan lebih lanjut.
“Tidak. Tapi yang menyampaikan nanti akan dari Pertamina,” tegas Jokowi.
Informasi terbaru mengungkap bahwa dalam rapat terbatas mengenai BBM, salah satu yang dibahas adalah terkait bahan bakar berkurang kandungan sulfur. Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sri Mulyani sempat membagikan momen kebersamaan di antara anggota kabinet sebelum rapat melalui akun Instagram resmi @smindrawati. Terlihat, Sri Mulyani tengah berdiskusi dengan Jokowi, Wakil Presiden Maruf Amin, Menteri BUMN Erick Thohir, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani melaporkan hasil pertemuan Menteri Keuangan negara G20 di Brazil kepada Jokowi.
“Saat berada di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Sri Mulyani memberikan laporan singkat mengenai hasil kunjungan G20 di Brasil kepada Presiden sebelum keberangkatan ke Australia. Hal ini dilakukan sebelum Presiden memulai rapat internal dengan Wakil Presiden terkait kebijakan BBM rendah sulfur,” ungkap Sri Mulyani dalam keterangan yang diunggahnya.
Harga Beras Mulai Turun, Langkah Pemerintah Evaluasi Kondisi Pasar
Selain itu, Presiden Jokowi juga memastikan bahwa pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah untuk menjaga ketersediaan bahan pokok menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri.
Khusus mengenai beras, Presiden Jokowi menegaskan bahwa persediaan cadangan beras pemerintah (CBP) dalam kondisi aman. Sedangkan untuk komoditas lainnya, beliau berencana melakukan pengecekan langsung ke lapangan.
“Menjelang Hari Raya, persiapan terkait ketersediaan bahan pokok, terutama beras, sangat penting. Saya yakin stok beras tidak mengalami masalah, dan untuk bahan lainnya, saya akan melakukan tinjauan secara detail di lapangan,” ungkap Jokowi.
Menurut penjelasan dari Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi yang baru saja disampaikan, saat ini stok beras cadangan pemerintah di Bulog telah mencapai 1,3 juta ton di berbagai wilayah Indonesia.
Dalam penjelasannya, pengiriman beras oleh Bulog tidak hanya difokuskan di wilayah Jabodetabek. Terdapat alokasi sebanyak 246 ribu ton di Jakarta dan Banten, 129 ribu ton di Jawa Barat, 98 ribu ton di Jawa Tengah, 344 ribu ton di Jawa Timur, 20 ribu ton di DI Yogyakarta, dan 9 ribu ton di Bali.
Selanjutnya, informasi terkait stok beras Bulog menjelang bulan ini cukup bervariasi. Di NTB, stoknya mencapai 6.09 ton, sementara di NTT sekitar 31 ribu ton. Sementara itu, Aceh memiliki stok sebesar 25 ribu ton, dan Sumatera Utara mencapai 69 ribu ton. Lebih lanjut, Riau serta Kepulauan Riau memiliki stok sebanyak 21 ribu ton, sedangkan Sumatera Barat dan Bengkulu masing-masing 18 ribu ton dan 1.700 ton. Tak ketinggalan, di Lampung tercatat sebanyak 71 ribu ton stok beras.
Informasi terbaru mengenai ketersediaan beras di sejumlah daerah di Indonesia telah diungkapkan. Kalimantan Timur memiliki stok sebanyak 9,5 ribu ton, sedangkan Kalimantan Barat mencapai 17 ribu ton. Di sisi lain, Kalimantan Tengah memiliki stok sebanyak 5 ribu ton, Kalimantan Selatan 7,4 ribu ton, Sulawesi Selatan-Barat 68 ribu ton, Gorontalo dan Sulawesi Utara 29 ribu ton, Sulawesi Tengah 12 ribu ton, Sulawesi Tenggara 11 ribu ton, Maluku 15 ribu ton, dan Papua 18 ribu ton.
Jokowi juga memastikan bahwa harga beras sudah mengalami penurunan. Bagi yang masih ragu, dia mengajak semua pihak untuk langsung melakukan pengecekan di pasar-pasar beras utama.
Jokowi menegaskan bahwa tidak akan ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam waktu dekat. Bahkan, beliau mengatakan bahwa soal harga beras sebaiknya tidak ditanyakan padanya lagi, melainkan lebih baik jika semua pihak langsung melakukan pengecekan sendiri ke lapangan untuk melihat apakah harga beras telah turun atau belum. Jokowi juga menyebut bahwa dirinya memiliki data tersendiri mengenai pergerakan harga beras di pasar.
“Cek secara langsung, jangan tanyakan pada saya, meskipun saya mengetahui, setiap hari harga naik turun saya ketahui. Jangan terus bertanya kepada saya, periksa sendiri di lapangan, pergilah bersama-sama ke sana,” ungkap Jokowi.
Jokowi kembali menegaskan pentingnya stabilitas harga bahan pokok dengan memastikan harga bahan bakar minyak (BBM) tetap terjaga. Selain itu, ia mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk aktif memeriksa harga beras di pasar tradisional, seperti Pasar Induk Cipinang dan Pasar Johar Karawang. Menurut Jokowi, harga beras di pasar-pasar tersebut telah mengalami penurunan.
Memang harga di dua pasar tersebut diakuinya tidak merepresentasikan harga beras secara nasional. Namun, setidaknya seharusnya beras-beras yang distribusinya bisa dijangkau dua pasar induk tersebut harganya sudah turun.