Kisah Membahagiakan Siswa Fisika oleh Guru Wahyudi

indotim.net (Jumat, 08 Maret 2024) – Guru fisika terkenal, Wahyudi, SPd, Gr, meniti karirnya di SMAN 1 Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Dengan semangat inovatif, baru-baru ini ia meluncurkan sebuah website edukasi yang bertujuan memperkaya pemahaman siswa terhadap fisika.

Guru Wahyudi merupakan sosok yang aktif mengajar di kelas 10 dan 11, dan memiliki pengalaman unik sebagai salah satu dari 272 guru penerima beasiswa Microcredential CS50x Indonesia-Harvard University 2024. Program beasiswa ini merupakan inisiatif Kemendikbudristek dan LPDP yang memberikan kesempatan pada guru-guru Indonesia untuk mengembangkan diri dalam bidang pemrograman, kecerdasan buatan (AI), dan pengembangan website langsung dengan dosen-dosen dari Harvard.

Memperkaya Bekal Informatika melalui Kurikulum Merdeka di Sekolah

Guru yang berperan sebagai penggerak di SMAN 1 Balongpanggang menceritakan bahwa sekolah ini menjadi Sekolah Penggerak dalam angkatan pertama. Sudah 2,5 tahun lamanya sekolah ini menerapkan Kurikulum Merdeka untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Kurikulum Merdeka memperkenalkan mata pelajaran Informatika bagi siswa kelas 10-12. Keterbatasan tenaga pendidik dalam mengajar mata pelajaran ini mendorong Guru Wahyudi untuk bergabung dalam program Microcredential CS50x Indonesia-Harvard University 2024.

Sebagai seorang guru fisika, Wahyudi merasa bersyukur mendapatkan kesempatan beasiswa untuk belajar pemrograman bersama rekan sesama guru, termasuk guru-guru bahasa Inggris serta desain komunikasi visual (DKV).

“CS50x dari kementerian memberikan peluang besar kepada guru, terutama guru-guru mata pelajaran khususnya di bidang IPA. Ini termasuk fisika, kimia, dan lain sebagainya. Selain itu, guru-guru bahasa Inggris dan informatika juga berkesempatan untuk mengembangkan diri,” jelas Wahyudi.

“Pada jenjang SMK, siswa dari program teknik komputer jaringan dan DKV juga dapat berpartisipasi dalam kursus ini,” ungkapnya.

Masuk masa belajar sepanjang 22 minggu, ia berharap apa yang dipetiknya bisa jadi bekal pembelajaran informatika di sekolah. Sepanjang Oktober 2023-Maret 2024, ia dan rekan-rekan guru belajar algoritma, struktur data, encapsulation, manajemen sumber daya, keamanan, software engineering, sampai web development.

READ  Pegawai KPK Tersandung Kasus Pungli di Rutan: Dibalik Karutan dan Komandan Regu

Selain itu, pada tanggal 8-9 Maret 2024, ia mendapat kesempatan berharga untuk belajar secara langsung dari Profesor David J Malan, Gordon McKay Professor, Practice of Computer Science di Harvard University, dalam acara workshop keterampilan digital di Jakarta Intercultural School (JIS).

Sebagai contoh, Wahyudi juga menggunakan CS50x untuk mengembangkan website pendidikan fisika yang interaktif bagi siswanya. “Jadi CS50x ini memberikan fondasi bagi guru untuk mengembangkan keterampilan dalam bahasa pemrograman selanjutnya. Karena tidak bisa kita pungkiri, ke depannya digitalisasi itu tidak terelakkan,” tuturnya.

Mengembangkan Platform Pembelajaran Fisika

Guru Wahyudi menceritakan bahwa setelah menyelesaikan program kursus Microcredential CS50x Indonesia-Harvard University 2024, dia diberi kesempatan untuk membuat proyek akhir sesuai dengan minatnya. Persyaratan proyek tersebut adalah mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan administrasi di sekolah.

Ia menyelesaikan pendidikannya dengan menciptakan situs web statis yang dapat membantu siswa dan guru dalam mempelajari fisika. Salah satu fitur unggulan di situs tersebut adalah berbagai tools perhitungan yang disertai dengan persamaan dari berbagai topik fisika, seperti perhitungan percepatan.

“Biasanya dalam pelajaran fisika, siswa harus melakukan perhitungan secara manual satu persatu. Mereka harus memeriksa persamaan-persamaan dengan teliti untuk memastikan jawabannya benar. Proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, dengan aplikasi yang saya kembangkan, siswa dapat dengan mudah memasukkan besaran-besaran yang diperlukan dan langsung mendapatkan hasilnya. Sehingga, bagi para guru, mereka tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk menyiapkan soal latihan atau skenario pembelajaran terkait,” ungkap Guru Wahyudi.

“Bagi para siswa, website ini dapat menjadi panduan saat mereka belajar secara mandiri, membantu mereka untuk memastikan pemahaman yang mereka miliki benar atau salah. Dengan akses ke website ini, mereka bisa mengetahui hasilnya tanpa harus selalu dibimbing oleh guru. Kemampuan belajar mandiri akan membuka peluang eksplorasi lebih luas bagi para siswa,” ujar Guru Wahyudi.

READ  {Tips Cek Penerima KJP Plus Maret 2024: Wajib Diketahui Siswa}

Saat ini, Guru Wahyudi juga telah mengimplementasikan sebuah tool konversi di website-nya. Tool ini memberikan kemudahan bagi siswa dan guru dalam melakukan konversi antar satuan dengan cepat dan efisien.

“Saya juga menyediakan platform digital bagi para siswa untuk belajar secara online. Saat ini, saya menghubungkan video-video edukatif dari YouTube yang mendukung pemahaman konsep-konsep fisika ke dalam situs yang saya kelola,” ungkap Guru Wahyudi dengan antusias.

“Final project memiliki batasan waktu, sehingga saya memiliki rencana untuk melengkapinya dengan semua topik fisika nanti (saat kembali ke sekolah). Saya juga akan meningkatkan kompleksitas produk saya. Langkah ini merupakan awal dari perjalanan yang lebih jauh,” ucapnya sembari tersenyum.

Belajar Hampir Setiap Hari

Dalam proses belajar secara mandiri, Wahyudi senang menemukan berbagai media dan forum belajar yang bisa dipilih. Mulai dari belajar melalui video, slide, catatan, sesi, hingga diskusi dengan teman adalah hal-hal yang bisa dia lakukan.

Materi CS50x yang disajikan secara daring oleh Profesor Malan juga dapat diakses dengan fleksibel oleh Wahyudi. Pada hari Senin hingga Sabtu (Senin-Jumat waktu Amerika), ia diberikan pilihan untuk mengikuti tiga waktu berbeda dalam sesi bersama para teaching fellows.

“Setiap harinya, terdapat tiga teaching fellows yang disediakan. Di Indonesia, jadwalnya adalah pada hari Senin mulai pukul 06.00 – 07.30, dilanjutkan dengan sesi 07.30-09.00,” ungkap Guru Wahyudi dengan antusias.

Kisah menarik dari Guru Wahyudi ini tidak berhenti begitu saja. Beliau bahkan melanjutkan usahanya untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih menyenangkan bagi para siswa.

“Karena Sabtu di sini itu masih Jumat malam di Amerika, jadi lanjut belajar Sabtu dari 07.00-08.30. Kita dibebaskan pilih sesi yang mana. Mau ikut semua nggak apa-apa, mau ikut minimum satu atau sampai lima juga boleh,” imbuhnya.

READ  Darurat Bullying di Sekolah, Komisi X DPR Minta Aktifkan Satgas

Wahyudi menjelaskan bahwa guru-guru terbagi ke dalam beberapa kelompok, dan setiap kelompok didampingi oleh seorang coach untuk proses pembelajaran yang lebih efektif.

“Pihak Kemendikbudristek juga memberikan bimbingan kepada kami melalui para coach yang berasal dari guru-guru penerima beasiswa angkatan pertama,” ungkap Wahyudi dengan antusias.

Di dalam Learning Management System (LMS) yang disediakan oleh Harvard Online, Guru Wahyudi memiliki kebebasan untuk memilih problem set (P-Set) sesuai tingkat kenyamanannya, mulai dari tingkat yang lebih nyaman hingga kurang nyaman. Setelah itu, pada pekan berikutnya selama jam kerja, ia menghabiskan waktu untuk berkonsultasi mengenai problem set mana yang masih sulit bagi siswa dan bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut.

“Jadi proses pembelajaran berlangsung selama 2 minggu. Pada pekan berikutnya, materi selama 2 minggu sebelumnya akan dilanjutkan dengan tema yang berbeda,” papar Wahyudi dengan antusias.

Pada workshop tatap muka dengan Prof Malan, Guru Wahyudi antara lain belajar tentang pedagogi hingga microteaching. Ia sangat antusias mengaplikasikan metode-metode baru yang dipelajarinya dalam mengembangkan pembelajaran fisika bagi para siswanya.

Pelajaran yang diambil dari CS50x ternyata mampu meningkatkan kemampuan berpikir komputasi untuk menyelesaikan beragam masalah di masa depan. Guru Wahyudi percaya bahwa pendekatan ini lebih dari sekadar menghafal atau mengetahui cara-cara tertentu dalam mengerjakan sesuatu.

Bagaimana kabar detikers? Apakah kalian tertarik untuk mengikuti beasiswa kursus dari Harvard University ini juga? Tetap pantau informasi terkait masa pendaftaran selanjutnya, ya!