Menteri Risma Tegur Pendamping PKH: Jangan Lagi Menertawakan, Ini Masalah Serius!

indotim.net (Senin, 26 Februari 2024) – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini (Risma) mengingatkan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) untuk bekerja ikhlas dalam mencari dan membantu warga yang membutuhkan demi mendukung peningkatan mensejahterakan warga. Risma merasa kecewa lantaran mendapat laporan soal keluarga kurang mampu dari media, bukan dari pendamping PKH.

“Jangan tertawa, saya bicara serius ini. Saya tidak pernah menerima laporan dari kalian mengenai masalah-masalah seperti ini. Ini kesalahan kalian semua! Ini kesalahan kalian!” ujar Risma kepada para PKH saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Golo Wune, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Minggu (26/2/2024).

Awalnya, salah seorang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) mengusulkan kepada Kementerian Sosial (Kemensos) agar diberikan sepeda motor trail agar pendamping PKH dapat menjangkau wilayah terpencil. Mendengar usulan tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini terlihat kesal dan kecewa karena pendamping PKH di Papua mampu menjalankan tugasnya tanpa menggunakan sepeda motor trail.

Dalam sebuah kesempatan, Mensos Risma membagikan kisah tentang seorang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dari Yahukimo, Papua Pegunungan. Pendamping tersebut rela menempuh perjalanan berjalan kaki selama tiga hari dan dua malam hanya untuk mencari sinyal agar dapat berkomunikasi dengan Mensos melalui video call.

“Saya harus tegas. Di Kementerian Sosial, saya tegas dalam berbicara. Pernah kan ditanya, dulu saya datang ke Kementerian Sosial pukul 7 pagi atau setengah 7 pagi, tapi tidak ada yang datang. Sekarang, saya tiba setengah 7, sudah banyak yang hadir,” ujar Menteri Risma.

“Saya keras karena itu dititipkan Tuhan kepada kita, bukan hanya agama, kita dibayar untuk ngurusi mereka. Paham? Saya keras lho, saya nggak mau foto dengan kalian. Paham ya, Anak-anakku semuanya?” kata Risma.

READ  Kisah Inspiratif Mama Maria di Gubuk Tanpa Listrik, NTT

Risma juga menyentuh tentang pentingnya bekerja dengan penuh dedikasi untuk membantu orang miskin yang masih hidup dalam kondisi tidak layak di sekitar kita.

“Saya ngomong sama staf saya, ‘Bu, ke Labuan Bajo, ibu rekreasi,’ gila itu saya melihat orang miskin saja nggak tega, ngapain saya rekreasi? Saya nggak mau itu gunakan itu,” ungkapnya.

Sementara itu, berdasarkan kasus Maria Evin, Risma menekankan kepada warga Desa Golo Wune bahwa mereka tidak perlu keluar desa mencari penghasilan karena memiliki potensi untuk mengembangkan usaha makanan lokal.

“Kita bisa berusaha di sini. Kita bisa makan di sini. Tidak perlu pergi jauh-jauh. Kita bisa menciptakan makanan itu,” ungkapnya.

Ia meminta agar masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke tempat lain untuk mendapat pekerjaan dan nafkah. Ia menilai tanah desa itu subur, sehingga dapat memberikan penghidupan bagi warganya.

Simak informasi lengkap di halaman berikutnya.

“Mungkin kita bisa menanam jagung, kita bisa menanam berbagai macam tanaman di halaman sekitar kita, begitu. Saya akan membantu dengan bibitnya. Saya juga akan membantu dengan peralatan pertanian,” kata Risma.

Selain itu, ujarnya, dia akan mengajak pihak perguruan tinggi untuk membantu dalam hal pertanian yang dapat mengembangkan perekonomian desa. Ia pun terus mewanti-wanti agar laki-laki tidak meninggalkan desa tersebut.

Menurut Risma, pembangunan desa harus dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan semua pihak, termasuk kalangan mahasiswa. “Kami akan ajak universitas dan tekun. Jangan sampai ini hanya kami lakukan sendiri. Universitas itu potensi besar yang ada, mereka kan punya program. Di dunia perguruan tinggi, mereka harus update, ada program jadi motor penggerak,” kata dia.

“Tapi bapak-bapak, anak-anak muda jangan tinggalkan kampung ini ya,” ucapnya.

READ  Kemensos Siapkan Bantuan Makanan untuk Lansia dan Disabilitas di Golo Wune NTT

Mensos Risma terus mengingatkan para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dengan nada serius. “Saya ini serius, lebih baik buat pendamping itu kerja pakai hati. Jangan hiraukan nanti ketemu dengan bupati, gubernur, presiden. Anda kerja, bantu mereka pakai hati,” pesannya.

Dia menyatakan bahwa program padat karya dalam pengembangan desa dimulai dengan perbaikan jalan, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan saluran air yang baik untuk keperluan pertanian maupun konsumsi. Jika para ibu memiliki waktu luang, mereka diizinkan untuk ikut serta dalam program padat karya tersebut.

“Nanti kalo ibu-ibunya kuat, bisa ikut kerja. Kita bayar, bukan gratisan. Yang kerja yang dibayar. Yang nggak kerja, nggak (di bayar),” pungkas Mensos Risma dalam pertemuan tersebut.

Kesimpulan

Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma) menegur para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) untuk bekerja dengan penuh dedikasi dan menghindari sikap meremehkan terhadap tugas mereka. Risma menekankan pentingnya kerja ikhlas dalam membantu warga miskin demi peningkatan kesejahteraan, serta mengajak untuk mengembangkan potensi lokal dan membangun desa secara menyeluruh dengan melibatkan semua pihak, termasuk perguruan tinggi dan kalangan masyarakat.