Militan Pro-Iran Serang Pangkalan AS di Irak dengan Rudal Balistik

indotim.net (Minggu, 21 Januari 2024) – Militan yang mendapat dukungan dari Iran telah meluncurkan rudal balistik ke pangkalan pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak. Serangan ini menciptakan sejumlah korban luka-luka.

“Beberapa rudal balistik dan roket diluncurkan oleh militan yang didukung Iran di wilayah barat Irak yang menargetkan Pangkalan Udara al-Assad,” ungkap United States Central Command (CENTCOM) dalam sebuah posting media sosial yang dilansir oleh AFP, pada hari Minggu (21/1/2024).

Serangan itu terjadi pada pukul 18.30 waktu Baghdad, Sabtu (20/1). Sebagian besar proyektil diklaim berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara pangkalan tersebut, namun beberapa rudal lainnya mengenai pangkalan tersebut.

“Sejumlah personel AS sedang menjalani evaluasi karena cedera otak traumatis. Setidaknya satu anggota militer Irak terluka,” ujar CENTCOM.

Sejak pertengahan Oktober, sudah terjadi puluhan serangan terhadap pasukan AS dan koalisi di Irak dan Suriah yang dikerahkan di sana untuk melawan kelompok ISIS. Mayoritas serangan ini diklaim oleh ‘Perlawanan Islam di Irak’, sebuah aliansi kelompok bersenjata yang terkait dengan Iran dan melawan dukungan AS terhadap Israel dalam konflik Gaza.

Kelompok tersebut mengklaim telah melakukan serangan terbaru di Irak. Penggunaan rudal balistik ini menandai peningkatan serangan terhadap pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak dan Suriah. Sebelumnya, pasukan AS telah menjadi sasaran serangan roket dan drone dengan teknologi rendah.

Serangan terhadap pangkalan udara terjadi pada hari Sabtu dalam situasi ketegangan yang semakin meningkat di Timur Tengah setelah pecahnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober. Pada serangan tersebut, lima anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran dilaporkan tewas di Damaskus. Teheran mempercayai serangan tersebut dilakukan Israel dan mereka mengancam akan melakukan tindakan balasan.

READ  Irak Tarik Dubes dari Iran Setelah Serangan di Garda Revolusi

Pada Senin malam lalu, kelompok militan yang didukung oleh Iran melancarkan serangan rudal balistik ke salah satu pangkalan milik Amerika Serikat di Irak. Serangan tersebut terjadi sebagai bagian dari eskalasi ketegangan antara Iran dan AS setelah pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani, komandan senior Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, oleh pasukan Amerika.

Sebelumnya, pada hari yang sama, Iran juga melancarkan serangan terhadap wilayah otonomi Kurdistan di Irak utara. Mereka mengklaim menargetkan situs yang diduga digunakan oleh “mata-mata rezim Zionis (Mossad)”, yang merujuk kepada agen intelijen Israel.

Washington, dalam beberapa kesempatan, telah melancarkan serangan mereka sendiri yang bertujuan untuk menghambat serangan lebih lanjut atau mencegah serangan yang akan datang. Menurut Pentagon, puluhan personel AS mengalami luka ringan dalam serangan sebelumnya sejak akhir Oktober. Terdapat sekitar 2.500 tentara Amerika di Irak dan sekitar 900 di Suriah.

Kesimpulan

Pada hari Minggu, militan yang didukung oleh Iran meluncurkan serangan rudal balistik ke pangkalan pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak, menyebabkan beberapa korban luka-luka. Serangan ini merupakan bagian dari eskalasi ketegangan antara Iran dan AS setelah pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani. Terlepas dari upaya sistem pertahanan udara pangkalan, beberapa rudal berhasil mengenai sasaran. Serangan ini menunjukkan peningkatan dalam aktivitas militan yang melawan dukungan AS terhadap Israel. Selain itu, timbul kekhawatiran akan situasi ketegangan yang semakin meningkat di Timur Tengah setelah pecahnya perang Israel-Hamas.