indotim.net (Jumat, 08 Maret 2024) – PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), perusahaan Bakrie yang bergerak di bidang bus listrik, mengalami penurunan pendapatan bersih pada tahun 2023 sebesar Rp 1,062 triliun. Angka ini mengalami penurunan tipis jika dibandingkan dengan pendapatan tahun 2022 yang mencapai Rp 1,071 triliun.
Turunnya pendapatan perusahaan sebagian besar disebabkan oleh pergeseran pembelian bus oleh sektor pemerintah yang diperkirakan akan pulih dalam periode berikutnya.
“Kami mengakui bahwa, mirip dengan kuartal sebelumnya, kinerja penjualan segmen kendaraan listrik (EV) kami terus terpengaruh oleh penundaan sementara dalam pemesanan dari klien B2G akibat peristiwa politik awal tahun ini. Walaupun begitu, kami tetap memastikan bahwa backlog kami tetap kuat. VKTR tetap berkomitmen pada misi kami untuk mempercepat mobilitas berkelanjutan dan memimpin pasar kendaraan listrik di negara ini,” ujar Direktur Utama VKTR Gilarsi W Setijono dalam keterangannya, Jumat (8/3/2024).
Perusahaan mencatat, total aset meningkat 62% menjadi Rp 1,668 triliun dari Rp 1,033 triliun, utamanya karena penerimaan dana dari penawaran umum perdana pada pertengahan tahun 2023. Sementara itu, total kewajiban menurun 31% menjadi Rp 521 miliar pada tahun 2023 dari Rp 758 miliar. Penurunan ini disebabkan terutama oleh pengurangan signifikan dalam total liabilitas jangka pendek.
Bisnis manufaktur suku cadang kendaraan komersial terus berkembang didorong oleh permintaan dari pelanggan utama di sektor kendaraan komersial. Pertumbuhan ini terutama dipicu oleh transisi dari teknologi kendaraan EURO 2 ke EURO 4 dan didorong oleh pemulihan pasar transportasi pasca pandemi serta peningkatan penjualan OEM.
Sementara itu, untuk segmen kendaraan listrik komersial, perusahaan telah melakukan ekspansi portfolio klien yang semula hanya B2G (Business to Government) hingga ke B2B (Business to Business). Hal ini ditandai dengan penjualan bus listrik kepada perusahaan swasta di tahun 2023.
VKTR terus mengembangkan fokusnya di sektor B2B, dengan menargetkan industri yang membutuhkan kendaraan untuk kebutuhan operasional, seperti hauling tambang, logistik perkebunan, dan pengangkutan barang.
Langkah ini didukung dengan proses pembuatan prototipe dan uji coba produk secara intensif.
Meskipun sektor B2G tetap menjadi bagian penting dari strategi VKTR, diversifikasi ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pembelian pemerintah yang dapat dipengaruhi oleh faktor politik dan ekonomi.
Di sisi lain, pendapatan Emiten Bus Listrik Bakrie mengalami penurunan signifikan akibat orderan dari pemerintah yang terhenti. Hal ini memaksa perusahaan untuk mencari peluang baru dalam upaya menjaga stabilitas keuangannya.
Potensi elektrifikasi kendaraan komersial sangatlah besar. Terdapat lebih dari 6 juta unit truk dan 260 ribu unit bus di Indonesia, dengan tingkat elektrifikasi kedua jenis kendaraan tersebut kurang dari 0,1%.
Kesimpulan
Meskipun PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk mengalami penurunan pendapatan bersih pada tahun 2023, perusahaan terus berkomitmen untuk memimpin pasar kendaraan listrik di Indonesia. Dengan fokus pada diversifikasi industri dan ekspansi ke segmen B2B, VKTR berupaya mengurangi ketergantungan pada pembelian pemerintah yang dapat dipengaruhi oleh faktor politik dan ekonomi. Sementara itu, potensi elektrifikasi kendaraan komersial di Indonesia masih besar, memberikan peluang bagi perusahaan untuk terus mengembangkan portofolio produknya dan menjaga stabilitas keuangannya.