PKS Angkat Isu Survei Kepuasan Pemilu: Pentingnya Evaluasi Caleg

indotim.net (Kamis, 29 Februari 2024) – Lembaga Indikator Politik Indonesia baru-baru ini merilis hasil survei pasca-Pemilu 2024 yang menunjukkan bahwa 82% dari responden merasa puas dengan penyelenggaraan Pemilu tersebut. Namun, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memberikan kritik terhadap hasil survei tersebut dengan menyuarakan pandangan yang berbeda.

“Survei yang menggunakan telepon dianggap memiliki kualitas rendah dan tingkat kepercayaan yang minim,” ungkap Jubir PKS, Muhammad Iqbal, dalam keterangan yang diterima pada Rabu (28/2/2024).

Berdasarkan sorotan yang disampaikan oleh Iqbal terhadap penilaian cukup puas yang diberikan dalam survei oleh Indikator Politik Indonesia, disebutkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung enggan memberikan nilai rendah. Sebagai hasilnya, opsi penilaian yang diberikan hanya mencakup puas dan tidak puas saja.

“Definisi ‘cukup puas’ itu terasa ambigu, karena masyarakat Indonesia cenderung sungkan untuk memberikan penilaian rendah. Seharusnya survei mencakup tingkat kepuasan dan ketidakpuasan agar gambaran sikap responden lebih jelas,” ungkapnya.

Atas dasar itulah, Iqbal yakin mayoritas publik pasti merasa tidak puas dengan Pemilu 2024. Dia juga menyarankan agar lembaga survei melibatkan pendapat dari para peserta pemilu yang merasakan langsung jalannya proses pemilu.

Menyikapi hasil survei tersebut, PKS angkat bicara. Menurut juru bicara PKS, survei kepuasan pemilu sebaiknya juga melibatkan peserta pemilu, khususnya para calon legislatif (caleg).

“Iya, harusnya disurvei juga peserta pemilu, para caleg, karena mereka yang menjadi kandidat dan merasakan langsung,” ujar dia.

PKS menyalahkan Survei Indikator Politik

Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei pasca-Pemilu 2024. Menurut temuan Indikator Politik Indonesia, 82% responden merasa puas dengan penyelenggaraan Pemilu 2024.

Target populasi survei ini adalah WNI yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon.

READ  PPK Dilaporkan ke Bawaslu Lebak Terkait Dugaan Manipulasi Suara

Sampel dipilih melalui metode random digit dialing (RDD) atau pembangkitan nomor telepon secara acak sebanyak 1.227 responden.

Margin of error survei +- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara terlatih. Survei dilakukan pada 18-21 Februari 2024.

Kepuasan terhadap Pemilu 2024:

  • Sangat puas: 25,7%
  • Cukup puas: 56,3%
  • Kurang puas: 8,3%
  • Tidak puas sama sekali: 6,3%
  • Tidak tahu/tidak jawab: 3,3%

Jumlah tersebut memunculkan kritik dari PKS. Menurut PKS, survei tersebut seharusnya mencakup kepuasan terhadap calon legislatif (caleg) juga.

Menanggapi hasil survei tersebut, juru bicara PKS, Ahmad Kholil, menyampaikan, “Kita bisa lihat dari hasil survei itu bahwa masyarakat menilai penyelenggaraan Pemilu 2024 secara umum. Namun, sebaiknya survei ini juga memasukkan aspek kepuasan terhadap caleg agar gambaran yang didapat lebih komprehensif.”

Kesimpulan

Meskipun survei pasca-Pemilu 2024 menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi dari masyarakat, PKS menyuarakan kritik terhadap kualitas survei yang dianggap minim. Mereka menilai bahwa evaluasi caleg juga seharusnya dicakup dalam survei tersebut untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif terkait Pemilu. PKS juga menyarankan agar lembaga survei melibatkan pendapat langsung dari peserta pemilu dalam evaluasi kepuasan tersebut.