indotim.net (Sabtu, 02 Maret 2024) – Proyek jalur pedestrian di kawasan Taman Semanggi, Jakarta Pusat (Jakpus) belum dibuka, menyebabkan pejalan kaki tidak dapat menggunakannya. Warga merasa keberatan dengan situasi ini.
Pantauan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, pada Sabtu (2/3/2024), menunjukkan bahwa pedestrian Taman Semanggi masih ditutup dengan garis kuning hitam yang melarang pejalan kaki untuk melintas.
Para pejalan kaki yang melintas pun terpaksa melewati jalanan dengan kendaraan yang terus berlalu lalang. Seorang warga yang ditemui di lokasi, Catur (24), menyebut pedestrian yang tak kunjung dioperasikan membuat pejalan kaki harus berjalan dekat dengan kendaraan yang melintas, dan hal tersebut menurutnya membahayakan.
“Saya merasa sayang sekali jika area pedestrian Taman Semanggi ini tidak segera dibuka. Sebagai pejalan kaki, saya merasa kesulitan untuk mengakses jalan taman tersebut. Saya terpaksa berjalan di samping trotoar, yang tentu saja sangat membahayakan keselamatan pejalan kaki,” ungkapnya ketika ditemui di Trotoar Jalan Jenderal Sudirman.
Masalah pembukaan pedestrian Taman Semanggi masih menjadi keluhan banyak pejalan kaki. Mereka merasa bingung dengan lambatnya proses pembangunan yang tak kunjung selesai.
Keluhan tersebut semakin memuncak karena meskipun sudah tampak siap dipergunakan, namun pedestrian tersebut masih tetap ditutup. Para pejalan kaki merasa heran dengan kejadian ini, apalagi saat telah diresmikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Pejalan kaki di sekitar area Taman Semanggi dikecewakan dengan kondisi pedestrian yang belum juga dibuka. Mereka merasa kesulitan untuk beraktivitas dan merasa risiko terhadap keselamatan karena harus berjalan di trotoar yang berdampingan dengan kendaraan yang sedang melintas.
“Terus bingung juga kenapa nggak beres-beres ya ini ada apa. Pokoknya sulit akses. Dan ini juga jadi bahaya kan aksesnya, karena saya harus jalan di trotoar yang bersampingan sama kendaraan-kendaraan yang lewat,” kata Catur, salah satu pejalan kaki di sekitar Taman Semanggi.
Dia berharap proyek pedestrian ini segera diselesaikan. “Saya sudah melihat bahwa pekerjaan ini hampir selesai. Mengapa masih menunggu? Sudah saatnya fasilitas ini dapat digunakan dengan optimal,” ujar sumber.
Senada dengan Catur, Gita (25) juga menyayangkan jalur pedestrian belum juga dibuka. Ia mengaku akan lebih merasa aman menggunakan jalur pedestrian, dibandingkan harus langsung melintas di jalan raya seperti sekarang ini.
“Sayang sih. Kayanya ini juga dibuat udah lama banget ya. Tapi kok belum bisa dipakai. Kadang kalau mau ke halte GBK, Ngeri juga kalau jalan kaki lewat sini, pinggir nya langsung jalan raya. harusnya kalau JPO ini dibuka, kita yang jalan kaki mungkin bakal merasa lebih aman,” ujarnya.
Sebagai lanjutan dari pemberitaan sebelumnya, para pejalan kaki di sekitar Taman Semanggi mulai mengeluarkan keluhan terkait pembatasan akses di pedestrian tersebut. Banyak dari mereka yang merasa frustrasi karena area pedestrian yang seharusnya menjadi tempat aman untuk berjalan, tak kunjung dibuka secara optimal.
Beberapa pejalan kaki mengungkapkan bahwa pembatasan tersebut membuat mereka terpaksa menempuh jalan yang lebih jauh dan berbelok-belok hanya untuk menyeberang ke sisi lain jalan. Selain itu, keterbatasan penggunaan jalan di pedestrian Taman Semanggi juga mengakibatkan kemacetan lalu lintas, terutama pada jam-jam sibuk.
Selain itu, beberapa pengguna jalan juga menyampaikan kekhawatiran terkait keamanan di area tersebut. Dengan keterbatasan akses, para pejalan kaki merasa rawan akan potensi kecelakaan lalu lintas yang bisa terjadi.
Meskipun telah dilakukan beberapa upaya untuk memperbaiki situasi tersebut, namun masih diperlukan langkah lebih lanjut agar para pejalan kaki dapat menggunakan pedestrian Taman Semanggi dengan nyaman dan aman.
Dalam melanjutkan pembicaraan sebelumnya, banyak pejalan kaki yang mulai mengeluhkan penundaan pembukaan jalur pedestrian di Taman Semanggi.
Salah seorang warga sekitar mengungkapkan kekecewaannya atas keterlambatan tersebut. Ia merasa bahwa akses untuk pejalan kaki harus menjadi prioritas utama, terutama di area perkotaan yang padat kendaraan.
“Kami sebagai pejalan kaki merasa terpinggirkan. Sudah seharusnya pemerintah lebih memperhatikan kebutuhan kami akan trotoar yang aman dan nyaman,” ujarnya.
Menyusul keluhan pejalan kaki terkait ketidakbukaan pedestrian Taman Semanggi, sebuah harapan agar penyelesaian masalah ini dapat dipercepat disuarakan. Ironisnya, proyek ini sebenarnya sudah dimulai sejak masa kepemimpinan gubernur sebelumnya. “Harapannya ya disegerakan lah. Diselesaikan. Udah dari gubernur sebelumnya loh ini. Sayang kalau terbengkalai. Kan dibuat nya juga pake duit kita juga kan,” tutup narasumber.
Penutupan jalur pejalan kaki di sekitar Taman Semanggi telah menimbulkan kekecewaan bagi para pengguna jalan. Mereka menyoroti bahwa penataan kawasan tersebut seharusnya memperhatikan aspek kenyamanan bagi pejalan kaki.
Sebagai informasi, penataan kawasan Taman Semanggi, termasuk pengadaan fasilitas untuk pejalan kaki dan pesepeda, telah diresmikan oleh Anies Baswedan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 12 Oktober 2022.
Di sisi lain, Anies didampingi oleh Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati, serta Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, saat peresmian tersebut digelar.
Hingga 2 Maret 2024 atau hampir 2 tahun lamanya, jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman dekat Taman Semanggi masih juga tak dapat digunakan.