indotim.net (Selasa, 05 Maret 2024) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Indonesia berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi tetap stabil di angka 5%, dengan tingkat inflasi yang terkendali dan relatif rendah.
Namun, Sri Mulyani menyebut ada yang perlu diwaspadai terkait inflasi pangan pada saat ini. Bahan pangan memegang peran penting sebagai elemen utama dalam perhitungan inflasi nasional.
“Indonesia mampu menahan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% secara konsisten, dengan tingkat inflasi yang relatif rendah. Namun, penting untuk tetap waspada terhadap masalah pangan,” ujar Sri Mulyani dalam acara Mandiri Investment Forum 2024 di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Selasa (5/3/2024).
Menurutnya, pemerintah dan berbagai pihak telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi. Sri Mulyani menyebut Indonesia berhasil mengendalikan inflasi tidak hanya dengan kebijakan moneter, tetapi juga dengan kebijakan fiskal.
Salah satu upaya penting adalah berkoordinasi dengan lembaga-lembaga terkait di pemerintahan. Pengendalian inflasi secara keseluruhan dalam hal ini berhasil dicapai tanpa banyak bergantung pada kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI).
Menanggapi isu inflasi, Sri Mulyani menyoroti pentingnya mengatasi masalah dari sisi pasokan. Indonesia berupaya menyelesaikan masalah inflasi tanpa ketergantungan pada kenaikan suku bunga yang drastis dari bank sentral Indonesia.
Sebelumnya, berdasarkan pengumuman terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi Indonesia pada bulan Februari mencapai 0,37%. Inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) tercatat sebesar 2,75% dan secara tahun kalender (year-to-date) sebesar 0,41%.
Tingkat inflasi bulan Februari 2024 terjadi inflasi sebesar 0,37% secara bulanan atau peningkatan indeks harga konsumen dari 105,19 pada Januari 2024 menjadi 105,58 pada Februari 2024. Sementara itu, secara year on Year terjadi inflasi sebesar 2,75% dan secara tahun kalender atau year to date 0,41%,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah dalam konferensi pers, Jumat (1/3/2024).
Habibullah melanjutkan, inflasi bulanan Februari 2024 lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu. Beras menjadi pemicu utama inflasi Februari.
Sementara itu, Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Indonesia, mengungkapkan bahwa meskipun inflasi di Indonesia terkendali, namun perlu waspada terhadap kenaikan harga pangan yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi negara.
Menurut Sri Mulyani, kelompok bulanan yang menyumbang inflasi yaitu makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,00% dengan andil inflasi sebesar 0,29%. Dia juga menyebutkan bahwa beras adalah komoditas penyumbang inflasi terbesar dengan andil 0,21%, diikuti oleh cabai merah sebesar 0,9%, telur ayam ras dengan andil 0,04%, serta daging ayam ras dengan andil 0,02%.
Kesimpulan
Sri Mulyani Indrawati menyoroti bahwa Indonesia berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi stabil dengan inflasi terkendali, namun perlu waspada terhadap kenaikan harga pangan yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi negara. Meskipun langkah-langkah pengendalian inflasi telah dilakukan, peran pangan sebagai elemen utama dalam perhitungan inflasi nasional menuntut perhatian lebih, sehingga koordinasi antarlembaga dan upaya mengatasi masalah pasokan menjadi penting untuk menjaga stabilitas ekonomi. Inflasi pangan, yang dipicu terutama oleh kenaikan harga beras sebagai komoditas penyumbang inflasi terbesar, menjadi fokus perhatian dalam menghadapi tantangan inflasi dalam waktu mendatang.