indotim.net (Jumat, 08 Maret 2024) – Suzuki di Indonesia baru-baru ini memperkenalkan teknologi hybrid ringan atau mild hybrid untuk kendaraan-kendaraan mereka. Namun, di India, Maruti Suzuki telah mengadopsi teknologi hybrid yang lebih canggih, yaitu full hybrid.
Teknologi full hybrid yang diperkenalkan oleh Suzuki di India merupakan hasil kolaborasi dengan Toyota. Di pasar India, Suzuki menghadirkan mobil full hybrid seperti Suzuki Grand Vitara dan Suzuki Invicto (yang merupakan Toyota Kijang Innova Zenix dengan logo Suzuki).
“Grand Vitara di India menggunakan teknologi THS, yang merupakan hasil kolaborasi dengan Toyota untuk teknologi hybrid. Namun, di Jepang terdapat model Escudo dan Solio yang dilengkapi dengan teknologi hybrid milik Suzuki. Teknologi hybrid kuat ini merupakan hasil kerjasama Suzuki dengan Toyota di pasar India,” ujar Ei Mochizuki, Asisten Kepala Departemen Perencanaan Strategis PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) saat diwawancarai di area Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Saat dimintai informasi apakah mobil full hybrid terbaru dari Suzuki India akan dipasarkan di Indonesia, Joshi Prasetya, Dept. Head Strategic Planning PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), menjelaskan bahwa fokus perusahaan masih pada kendaraan yang lebih terjangkau.
Menurut Joshi, Suzuki saat ini fokus pada segmen pasar dengan kisaran harga Rp 300 juta. Hal ini dikarenakan harga yang terjangkau memungkinkan masyarakat di seluruh Indonesia untuk membeli mobil tersebut tanpa adanya ketergantungan pada infrastruktur yang mungkin belum sepenuhnya siap.
“Jika satu mobil dapat meningkatkan efisiensi hingga 15 persen, kemungkinan kontribusi dari sisi baterai mungkin tidak signifikan. Namun, jika dilihat dari jumlah unit yang diproduksi, mobil ini memiliki potensi besar dibandingkan dengan mobil-mobil yang harganya lebih tinggi. Dengan distribusi yang luas, mobil ini dapat dijual ke seluruh Indonesia tanpa batasan,” jelas narasumber.
Joshi menjelaskan bahwa Suzuki berambisi untuk menghadirkan kendaraan yang lebih efisien tanpa menaikkan harga secara signifikan. Penggunaan teknologi full hybrid atau mobil listrik berbasis baterai yang menggunakan baterai yang lebih besar memang cenderung akan membuat harga menjadi lebih tinggi.
“Mengapa Suzuki menggunakan teknologi hybrid (mild) sedangkan di pasar internasional sudah ada teknologi full hybrid dan sejenisnya? Hal ini disebabkan oleh pandangan Suzuki yang menyatakan bahwa harga baterai masih belum ekonomis secara global. Semakin besar baterai, maka semakin tinggi pula harganya. Hal ini akan mengakibatkan persentase harga kendaraan hybrid menjadi lebih tinggi daripada kendaraan konvensional. Tidak hanya itu, biaya maintanance (perawatan) juga cukup tinggi ketika masa pergantian nanti. Belum lagi dalam hal disposal (pembuangan) limbah baterai. Suzuki juga memiliki komitmen yang kuat terhadap lingkungan,” ungkap Joshi.
“Jadi, untuk masuk ke segmen mobil terjangkau itu, memang teknologi Suzuki (mild) hybrid sangat dibutuhkan,” ungkap narasumber.
Kesimpulan
Suzuki di Indonesia telah memperkenalkan teknologi hybrid ringan untuk kendaraan mereka, namun di India Suzuki telah mengadopsi teknologi full hybrid melalui kolaborasi dengan Toyota. Meskipun teknologi full hybrid sudah hadir di India, Suzuki Indonesia masih fokus pada kendaraan dengan harga terjangkau sekitar Rp 300 juta agar lebih dapat diakses oleh masyarakat tanpa ketergantungan pada infrastruktur. Meskipun teknologi full hybrid menawarkan efisiensi yang tinggi, Suzuki Indonesia masih memilih teknologi mild hybrid sebagai pilihan yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan untuk pasar Indonesia.