Swedia Heboh, Pemerintah-Militer Ajak Warga Bersiaplah Menghadapi Perang!

indotim.net (Sabtu, 13 Januari 2024) – Seruan dari pemerintah dan militer Swedia untuk mendorong warga Swedia agar siap berperang telah menciptakan kegemparan di negara tersebut. Seruan ini telah memicu aksi panic buying, kekhawatiran terhadap anak-anak, dan perdebatan sengit di negara Nordik tersebut.

Meskipun Swedia telah menyumbangkan pasukannya untuk misi-misi penjaga perdamaian internasional, negara tersebut belum pernah terlibat langsung dalam konflik bersenjata sejak era Napoleon.

Oleh karena itu, realitas perang adalah hal yang asing bagi sebagian besar warga Swedia.

“Mungkin akan terjadi perang di Swedia,” ujar Menteri Pertahanan Sipil Carl-Oskar Bohlin dalam konferensi pertahanan tahunan pada hari Minggu (7/1) yang lalu. Dia juga mengingatkan warga Swedia agar tidak terlena.

Beberapa hari kemudian, komandan angkatan bersenjata Swedia, Micael Byden, juga mengungkapkan sentimen yang serupa. Ia menunjukkan gambar-gambar mengenai rumah-rumah yang terbakar dan dibom di Ukraina.

“Apakah Anda yakin ini mungkin Swedia?,” tanya Byden kepada hadirin, kemudian menjelaskan bahwa pertanyaan tersebut bukanlah pertanyaan retoris.

“Perang Rusia melawan Ukraina merupakan langkah strategis dalam membangun wilayah pengaruh dan menghancurkan tatanan dunia yang berbasis aturan,” tambahnya, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita AFP pada Sabtu (13/1/2024).

Swedia kini sedang dalam keadaan gempar setelah pemerintah dan militer memanggil warganya untuk bersiap-siap menghadapi ancaman perang yang mungkin terjadi. Menanggapi situasi tersebut, Menteri Pertahanan Swedia, Johan Byden, mengeluarkan pernyataan yang menggugah kesadaran publik.

Byden kemudian melanjutkan dengan mengatakan bahwa Swedia perlu “mempersiapkan mental untuk perang.” Pernyataan ini menunjukkan seriusnya ancaman yang sedang dihadapi dan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapinya.

Pernyataan ini telah tersebar luas melalui berbagai outlet berita dan media sosial.

READ  Bamsoet Ajak IMI Kebumen Menguatkan Solidaritas Kebangsaan Menuju Pemilu

Situasi di Swedia semakin mengkhawatirkan setelah pemerintah dan militer negara itu secara resmi memanggil warga untuk bersiap-siap menghadapi kemungkinan terjadinya perang. Panggilan tersebut disampaikan dalam sebuah pernyataan resmi yang dirilis oleh pemerintah Swedia.

Kelompok hak asasi anak Bris juga melaporkan adanya peningkatan signifikan dalam panggilan hotline layanannya. Anak-anak kini semakin cemas tentang potensi konflik dan dampak yang bisa terjadi.

“Banyak anak sudah mempunyai tingkat kecemasan yang diperburuk oleh berita ini,” ujar Magnus Jagerskog, sekretaris jenderal di Bris, dalam sebuah pernyataan. Dia menambahkan bahwa pandemi Corona, perang di Ukraina, dan baru-baru ini di Gaza telah membuat anak-anak takut.

Swedia digemparkan dengan seruan dari pemerintah-militer yang meminta warga negara mereka untuk bersiap-siap menghadapi kemungkinan perang. Hal ini telah menimbulkan kecemasan, terutama pada anak-anak. Menurut Magnus Jagerskog, sekretaris jenderal di Bris, berita ini telah mengakibatkan peningkatan tingkat kecemasan pada anak-anak yang sudah menghadapi tekanan dari pandemi Covid-19, konflik di Ukraina, dan baru-baru ini konflik di Gaza.

Jaringan toko juga melaporkan peningkatan tajam pembelian barang-barang yang terkait dengan krisis, seperti radio darurat dan kompor kemah, yang mengakibatkan rak-rak di beberapa toko kosong.

Komentar tersebut juga memicu perdebatan di Swedia mengenai seberapa masuk akal terjadinya konflik skala penuh di wilayah Swedia, atau apakah peringatan perang tersebut hanya sekedar menyebarkan rasa takut.

“Ini adalah situasi yang serius tetapi penting juga untuk memperjelas bahwa perang tidak akan segera terjadi,” ujar pemimpin Partai Sosial Demokrat dan mantan perdana menteri Magdalena Andersson dalam wawancara dengan televisi TV4.

Di Rusia, pernyataan mengerikan Swedia itu ditanggapi dengan cemoohan.

Dalam postingan di X, sebelumnya Twitter, Kedutaan Besar Rusia di Stockholm, Swedia menulis: “Mungkin kepemimpinan Swedia harus berhenti membuat rakyatnya menjadi paranoid?”

READ  Aksi Heboh SYL: Bawahannya Dituding Potong Anggaran untuk Keuntungan Pribadi

Mengakhiri dua abad netralitas, Swedia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022, setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Pada awal Desember 2023 yang lalu, pemerintah Swedia dan Amerika Serikat telah menandatangani perjanjian yang membuka kesempatan bagi pasukan AS untuk beroperasi di Swedia. Hal ini telah menimbulkan kegemparan di negara tersebut.

Kesimpulan

Seruan pemerintah dan militer Swedia untuk bersiap menghadapi perang telah menciptakan kegemparan di negara tersebut. Warga Swedia yang tidak pernah mengalami perang di negara mereka menjadi cemas dan melakukan panic buying. Anak-anak juga merasa khawatir dengan potensi konflik. Meskipun ada perdebatan mengenai apakah konflik penuh akan terjadi di Swedia, pernyataan ini menunjukkan seriusnya ancaman yang dihadapi dan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapinya.