indotim.net (Senin, 22 Januari 2024) – Dua anggota pasukan elit Navy SEAL Amerika Serikat (AS), yang hilang dalam operasi di laut lepas Somalia untuk menyita senjata Iran yang ditujukan bagi kelompok Houthi di Yaman, telah dinyatakan tewas. Meskipun telah dilakukan upaya pencarian selama 10 hari, namun keduanya tidak berhasil ditemukan.
Komando Pusat AS atau CENTCOM sebelumnya mengatakan dua anggota pasukan Navy SEAL Amerika Serikat (AS) hilang selama 10 hari setelah terlibat dalam operasi pada tanggal 11 Januari. Dalam operasi tersebut, para anggota pasukan khusus elit tersebut naik ke sebuah kapal Iran di lepas pantai Somalia dan berhasil menyita komponen rudal buatan Iran.
“Kami dengan menyesal mengumumkan bahwa setelah pencarian menyeluruh selama 10 hari, dua personel US Navy SEAL kami yang hilang belum ditemukan dan status mereka diubah menjadi meninggal dunia,” demikian pernyataan CENTCOM, seperti dilansir AFP, Senin (22/1/2024).
“Operasi pencarian dan penyelamatan untuk dua personel Navy SEAL yang dilaporkan hilang saat menaiki kapal terlarang yang membawa senjata konvensional Iran yang canggih… telah selesai dan kami sekarang sedang melakukan operasi pemulihan,” ujar pernyataan tersebut.
Pernyataan dari CENTCOM menggambarkan tindakan penyitaan komponen rudal ini sebagai “penyitaan pertama senjata konvensional canggih dan mematikan yang dipasok oleh Iran… kepada Houthi sejak awal serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang pada November 2023”.
Pada bulan tersebut, kelompok Houthi mulai menyerang kapal-kapal di Laut Merah yang mereka klaim terkait dengan Israel. Serangkaian serangan ini dilakukan oleh Houthi sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terus menerus diserang oleh Israel dalam perang mereka melawan Hamas.
Setelah 10 hari tersesat, dua anggota Navy SEAL Amerika Serikat dinyatakan tewas setelah naik kapal Iran. Kejadian ini menciptakan ketegangan yang meningkat antara Iran dan AS.
Menurut laporan, dua anggota Navy SEAL tersebut hilang selama 10 hari sebelum akhirnya ditemukan tewas setelah naik kapal Iran. Tidak ada informasi yang jelas tentang penyebab kematian mereka.
Kejadian ini memperumit situasi geopolitik di kawasan, dengan hubungan antara Iran dan AS yang sudah tegang. Pemerintah AS mengecam aksi Iran dan mengancam akan mengambil tindakan tegas sebagai respons.
Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Iran terkait insiden ini. Namun, beberapa analis percaya bahwa insiden ini akan memperburuk hubungan antara kedua negara tersebut.
Sementara itu, keluarga dua anggota Navy SEAL yang tewas sedang dalam proses pemulangan jenazah mereka. Tidak ada informasi lebih lanjut tentang proses ini.
Lihat juga Video: Donald Trump Mengusir Warga yang Mengganggu Pidatonya saat Kampanye
AS dan sekutunya, Inggris, telah melancarkan serangan terhadap puluhan target Houthi di Yaman sejak awal bulan ini. Pasukan militer AS juga telah menyerang target rudal Houthi yang, menurut klaim Washington, siap diluncurkan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan menjadi ancaman bagi kapal sipil dan militer.
Pada bagian sebelumnya, telah diungkapkan bahwa dua anggota Navy SEAL AS hilang dalam misi rahasia di perairan timur Laut Merah. Setelah melakukan penyelidikan intensif, akhirnya terungkap bahwa mereka tewas setelah naik kapal Iran.
Kelompok Houthi, yang memiliki kepentingan terhadap AS dan Inggris, terus melancarkan serangan tak kenal lewat terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah. Serangan-serangan ini memunculkan pertanyaan mengenai keamanan di kawasan tersebut.
Upaya untuk menghentikan aksi kelompok Houthi tampaknya belum membuahkan hasil yang signifikan. Meski pemerintah AS telah berupaya untuk mencegah serangan, kelompok tersebut tetap tidak terhentikan dan terus melancarkan aksinya.
Selama beberapa hari terakhir, dunia internasional dikejutkan oleh berita hilangnya sebuah kapal perang Amerika Serikat yang membawa dua anggota Navy SEAL. Mereka dinyatakan hilang setelah menaiki sebuah kapal Iran yang kemudian tenggelam di Selat Bab al-Mandeb. Kejadian tragis ini membuat banyak orang prihatin dan mencemaskan nasib kedua anggota Navy SEAL yang belum ditemukan hingga saat ini.
Selat Bab al-Mandeb adalah pintu masuk Laut Merah yang berada di antara barat daya Yaman dan Djibouti. Setidaknya 12 persen perdagangan global biasanya melewati selat ini. Namun, serangan Houthi baru-baru ini telah mengganggu aktivitas perdagangan tersebut. Banyak pengiriman yang dialihkan ribuan mil jauhnya ke sekitar Afrika sebagai alternatif rute.
Kesimpulan
Terjadi kejadian mengerikan saat dua anggota pasukan Navy SEAL Amerika Serikat (AS) hilang setelah naik kapal Iran di lepas pantai Somalia. Setelah 10 hari pencarian, kedua anggota Navy SEAL dinyatakan meninggal dunia. Belum diketahui penyebab pasti kematian mereka. Kejadian ini memperumit situasi geopolitik antara Iran dan AS, dengan pemerintah AS mengancam akan mengambil tindakan tegas sebagai respon. Keluarga kedua anggota Navy SEAL yang tewas saat ini sedang dalam proses pemulangan jenazah mereka. Serangan Houthi yang terus berlanjut di Laut Merah juga memunculkan pertanyaan mengenai keamanan di kawasan tersebut.