indotim.net (Jumat, 12 Januari 2024) – Kelompok Houthi sangat marah atas serangan militer Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, Inggris, yang menargetkan wilayah Yaman yang sebagian besar dikuasai oleh kelompok pemberontak tersebut. Seorang pejabat senior Houthi mengatakan bahwa kedua negara Barat itu akan menyesal karena telah menyerang Yaman.
Pejabat senior Houthi juga mengecam serangan AS dan Inggris terhadap sejumlah posisi kelompok mereka di Yaman sebagai “kebodohan terbesar dalam sejarah mereka”.
Mohammed al-Bukhaiti, seorang pejabat senior Houthi, menegaskan bahwa Amerika dan Inggris melakukan kesalahan dalam melancarkan perang terhadap Yaman karena mereka tidak mengambil pelajaran dari pengalaman sebelumnya. Pernyataan ini disampaikan dalam bahasa Inggris melalui media sosial X dan dilansir oleh Al Jazeera pada Jumat (12/1/2024).
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca:
- Penemuan Planet Baru di Galaksi Andromeda
- Perundingan Perdamaian Israel-Palestina Menemui Kemajuan Signifikan
- Rekor Baru di Olimpiade Musim Dingin: Atlet Ski Pecahkan Kecepatan Tercepat
- Bencana Alam Melanda Filipina: Ribuan Jiwa Terancam
- Penemuan Arkeologi di Piramida Mesir Mengungkap Misteri Kuno
– Ekuador Mencekam, Gangster Sandera 178 Penjaga-Staf Penjara
Situasi mencekam sedang melanda Ekuador. Jumlah sipir dan staf penjara yang dijadikan sandera oleh sekelompok gangster terus bertambah.
Para pejabat Ekuador melaporkan pada Kamis (11/1) bahwa saat ini terjadi penyanderaan terhadap 178 penjaga dan staf di penjara. Kejadian ini terjadi dalam situasi ketegangan yang semakin memuncak antara pasukan keamanan dan kejahatan terorganisir.
Dalam laporan yang dirilis oleh kantor berita AFP hari ini, Jumat (12/1/2024), otoritas penjara SNAI menyatakan bahwa jumlah tahanan yang melarikan diri telah meningkat sebanyak 39 orang dibandingkan hari sebelumnya. Menurut laporan dari SNAI, terjadi kerusuhan di beberapa lembaga pemasyarakatan di Ekuador, dimana para narapidana menyerang petugas penjara dengan senjata api.
– Situasi Memanas! Militer Amerika Serikat-Inggris Membombardir kelompok Houthi di Yaman
Militer Amerika Serikat (AS) bersama sekutunya, Inggris, melancarkan serangan terhadap lebih dari selusin target Houthi di dalam wilayah Yaman pada Kamis (11/1) malam waktu setempat. Ini merupakan tanggapan pertama dari AS terhadap serangkaian serangan yang dilakukan oleh Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (12/1/2024), seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa jet-jet tempur, sejumlah kapal perang, dan satu kapal selam melancarkan serangan balasan terhadap lebih dari selusin target Houthi di wilayah Yaman. Tidak ada serangan drone yang dilancarkan.
Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat, Lloyd Austin, yang sedang dirawat di rumah sakit karena kanker prostat, mengungkapkan bahwa serangan itu bertujuan untuk menghancurkan lokasi-lokasi terkait dengan kemampuan serangan drone, rudal balistik, dan rudal jelajah yang dimiliki oleh kelompok Houthi. Serangan ini juga terkait dengan kemampuan radar pesisir dan pengawasan udara kelompok yang didukung oleh Iran.
“Amerika Serikat mempertahankan haknya untuk membela diri dan, jika perlu, kami akan mengambil tindakan lebih lanjut untuk melindungi pasukan AS,” tegas Austin dalam pernyataannya.
– Iran Merespons Serangan AS dengan Menyita Kapal Tanker di Teluk Oman
Otoritas Iran telah menyita sebuah kapal tanker yang membawa muatan minyak mentah dari Irak dengan tujuan Turki pada Kamis (11/1) waktu setempat. Tindakan ini diambil oleh Teheran sebagai pembalasan atas penyitaan kapal tanker dan muatan minyaknya oleh Amerika Serikat (AS) tahun lalu.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (12/1/2024), kapal tanker bernama St Nikolas yang berbendera Marshall Islands itu disita saat berlayar di perairan Laut Oman pada Kamis (11/1) waktu setempat. Aksi Iran ini berpotensi semakin meningkatkan ketegangan regional.
Penyitaan kapal tanker tersebut terjadi seiring dengan serangkaian serangan yang dilakukan oleh pemberontak Houthi yang didukung oleh Iran selama beberapa minggu terakhir di jalur pelayaran strategis di Laut Merah.
Geger Papua Nugini Rusuh, Tentara Berpatroli di Ibu Kota
Pasukan tentara berpatroli di jalan-jalan ibu kota Papua Nugini, Port Moresby pada hari Jumat (12/1), setelah keadaan darurat diberlakukan menyusul kerusuhan yang menewaskan 16 orang.
Perdana Menteri (PM) Papua Nugini, James Marape, berjanji untuk mengembalikan ketenangan setelah terjadi kerusuhan massal di Port Moresby pada Rabu malam lalu. Kerusuhan ini menyebabkan pecahnya jendela, penjarahan toko-toko, dan pembakaran gedung-gedung.
Pada Kamis (11/1) malam waktu setempat, Perdana Menteri James Marape mengumumkan bahwa mereka yang terlibat dalam pecahnya “pelanggaran hukum” di ibu kota Papua Nugini akan “membayar akibatnya”. Ia juga mengumumkan kondisi darurat di ibu kota selama 14 hari.
Dalam laporan oleh kantor berita AFP pada Jumat (12/1/2024), sekitar 1.000 tentara telah dikerahkan guna meningkatkan keamanan di Port Moresby. Sebagai hasilnya, banyak kantor cabang bank, pom bensin, dan toko kelontong mulai dibuka kembali pada hari Jumat.
– Houthi Marah Digempur AS-Inggris: Kebodohan Terbesar dalam Sejarah!
Kelompok Houthi mengungkapkan kemarahan mereka terhadap serangan militer yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, Inggris, terhadap wilayah Yaman yang sebagian besar dikuasai oleh kelompok pemberontak tersebut. Seorang pejabat senior Houthi bahkan menyebut bahwa kedua negara Barat tersebut akan menyesal melakukan serangan terhadap Yaman.
Pejabat senior Houthi juga menyebut serangan AS dan Inggris terhadap sejumlah posisi kelompok mereka di Yaman sebagai “kebodohan terbesar dalam sejarah mereka”.
“Amerika dan Inggris melakukan kesalahan dalam melancarkan perang terhadap Yaman karena mereka tidak mengambil pelajaran dari pengalaman sebelumnya,” tegas seorang pejabat senior Houthi, Mohammed al-Bukhaiti, dalam pernyataan berbahasa Inggris melalui media sosial X, seperti yang dilaporkan oleh Al Jazeera, pada Jumat (12/1/2024).