5 Fakta Serangan Amerika Serikat dan Inggris di Yaman yang Mengejutkan

indotim.net (Sabtu, 13 Januari 2024) – Ketegangan di Laut Merah berlanjut. Setelah aksi serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi dari Yaman terhadap jalur perdagangan ini, Amerika Serikat dan Inggris melakukan serangan balasan terhadap kelompok Houthi tersebut.

Perairan Laut Merah merupakan jalur strategis yang dilalui oleh setidaknya 12 persen perdagangan dunia. Serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi telah menyebabkan ketegangan bagi kapal-kapal dagang yang melewati jalur ini. Kepentingan ekonomi-politik Amerika Serikat dan sekutunya terganggu akibat kondisi ini. Situasi ini telah berlangsung sejak sebelum pergantian tahun.

Pada bulan Desember yang lalu, Washington membentuk koalisi internasional dengan tujuan untuk melindungi lalu lintas maritim di Laut Merah dari serangan Houthi. Maka tak berapa lama kemudian, Amerika Serikat dan Inggris melakukan serangan terhadap Yaman yang merupakan basis kekuatan Houthi.

Berikut ini adalah lima fakta mengenai gempuran yang dilakukan oleh AS dan Inggris di Yaman:

  • AS dan Inggris telah melakukan serangan udara di Yaman sebagai bentuk dukungan kepada pemerintahan Yaman dalam perang melawan kelompok Houthi yang didukung oleh Iran.
  • Gempuran tersebut telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang serius di Yaman dengan ribuan korban jiwa, termasuk banyaknya korban sipil dan anak-anak.
  • Beberapa fasilitas penting di Yaman, seperti rumah sakit, pasar, dan sekolah, telah menjadi target serangan udara, mengakibatkan kerusakan yang signifikan dan memperparah kondisi penduduk setempat.
  • Banyak kelompok masyarakat internasional telah mengutuk gempuran ini, menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia.
  • Meskipun pemerintah AS dan Inggris menyatakan bahwa gempuran tersebut bertujuan untuk melawan terorisme, banyak pihak yang meragukan efektivitas strategi tersebut dan mempertanyakan keberlanjutan konflik di Yaman.

1. Momen Beriringan: Resolusi DK PBB Menyudahi Aksi Houthi

Sebuah laporan dari AFP pada Kamis (11/1/2024) menyatakan bahwa Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah meloloskan resolusi terbaru yang menyerukan kepada kelompok Houthi di Yaman untuk segera menghentikan serangan terhadap kapal-kapal yang berlayar di perairan Laut Merah.

READ  Anggota Kongres AS Sedang Mempersiapkan RUU untuk Menyekat Penggunaan TikTok

Pada hari Rabu (10/1) waktu setempat, sebuah resolusi disetujui. Rusia, China, Mozambik, dan Aljazair memilih untuk abstain, sementara negara-negara anggota DK PBB lainnya mendukung resolusi tersebut.

Resolusi yang berhasil diadopsi bersama “menuntut agar Houthi segera menghentikan semua serangan yang menghambat perdagangan global dan melemahkan hak dan kebebasan navigasi serta perdamaian dan keamanan regional.”

Halaman selanjutnya, Amerika Serikat dan Inggris mulai menyerang Yaman.

2. Awal serangan AS-Inggris ke Houthi Yaman

Dilansir Al Arabiya, serangan koalisi AS-Inggris ke Yaman dilancarkan pada Kamis (11/1/2024) waktu setempat. Mereka menargetkan fasilitas logistik dan sistem radar Houthi, kelompok bersenjata yang disokong Iran tersebut.

“Kami tengah menargetkan kemampuan yang sangat spesifik di lokasi yang sangat spesifik dengan menggunakan amunisi yang presisi,” kata seorang pejabat senior militer Amerika Serikat yang tidak ingin disebutkan namanya.

3. Houthi Yaman menjadi target pertama rudal balistik

Pada serangan militer ini, koalisi AS dan Inggris untuk pertama kalinya menembakkan rudal balistik khusus mereka. Presiden AS Joe Biden sendiri menyebut penggunaan rudal balistik anti-kapal.

“Untuk pertama kalinya dalam sejarah,” berita tersebut dilansir oleh AFP pada Jumat (12/1/2024). AS dan Inggris sedang melakukan serangan terhadap Houthi dengan melibatkan jet, sejumlah kapal perang, dan satu kapal selam.

Presiden AS Joe Biden berbicara dalam konferensi pers setelah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada Pertemuan Pemimpin Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Woodside, California pada 15 November 2023. Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping bersalaman dan berjanji untuk menghindari konflik pada 15 November 2023, saat mereka bertemu untuk pertama kalinya dalam setahun dalam pertemuan tingkat tinggi di California. (Foto oleh Brendan SMIALOWSKI / AFP) Foto: AFP/BRENDAN SMIALOWSKI

4. Dalih AS-Inggris Serang Houthi

Dalih serangan AS terhadap Houthi sama halnya dengan dalih serangan Israel terhadap Jalur Gaza, yaitu mengatasnamakan hak bela diri atau serangan defensif. Presiden AS Joe Biden menyatakan keinginan untuk melindungi keamanan warganya dari serangan Houthi.

Presiden Joe Biden mengutuk serangan-serangan yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris di Yaman. Menurutnya, serangan-serangan tersebut telah membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitra-mitra mereka. Selain itu, serangan-serangan ini juga membahayakan perdagangan dan mengancam kebebasan navigasi di wilayah tersebut.

READ  Viral! Siswi SMA Tangsel Dibully Alumni dan Terjerembab ke Tempat Sampah

“Saya tidak akan ragu untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut dalam melindungi rakyat kami dan memastikan arus perdagangan internasional yang bebas jika diperlukan,” tegas Presiden AS yang berusia 81 tahun itu.

Selanjutnya, Houthi menjadi marah karena serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris di Yaman.

5. Houthi dan Hamas marah

Kelompok Houthi sangat tidak puas dengan serangan militer yang dilancarkan oleh AS dan sekutunya, Inggris, terhadap wilayah Yaman yang sebagian besar merupakan daerah kekuasaan kelompok pemberontak ini. Seorang pejabat senior Houthi mengungkapkan bahwa mereka yakin kedua negara Barat tersebut akan menyesali tindakan mereka menyerang Yaman.

Pejabat senior Houthi juga menyebut serangan AS dan Inggris terhadap sejumlah posisi kelompok mereka di Yaman sebagai “kebodohan terbesar dalam sejarah mereka”.

“Amerika dan Inggris melakukan kesalahan dalam melancarkan perang terhadap Yaman karena mereka tidak mengambil pelajaran dari pengalaman sebelumnya,” tegas seorang pejabat senior Houthi, Mohammed al-Bukhaiti, dalam pernyataan berbahasa Inggris via media sosial X, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (12/1/2024).

Siapa kelompok pemberontak Houthi di Yaman dan mengapa mereka menyerang kapal-kapal kargo yang menuju Israel? Foto: BBC World

Bukhaiti kemudian memperingatkan Washington dan London bahwa kedua negara itu akan “menyesal” melancarkan serangan terhadap Yaman.

“Tidak ada keraguan bahwa Amerika dan Inggris saat ini menyesali kebodohan mereka sebelumnya, dan mereka akan segera menyadari bahwa agresi langsung terhadap Yaman adalah kebodohan terbesar dalam sejarah mereka,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Bukhaiti mengungkapkan bahwa saat ini sedang terjadi perang antara “para pendukung genosida di Gaza”, yang diduga merujuk pada AS, dan pihak-pihak yang menentangnya. Kelompok Houthi melakukan serangan terhadap kapal-kapal pro-Israel di Laut Merah dengan tujuan mendukung Gaza agar terhindar dari serangan Israel. Houthi berharap agar serangan Israel terhadap Gaza dapat dihentikan.

READ  Kisah Kontroversial Anies dan Ganjar Dukung Prabowo Setelah Khofifah Berbicara

“Karena salah satu pihak bertujuan untuk menghentikan kejahatan genosida di Gaza, yang diwakili oleh Yaman, dan pihak lainnya bertujuan untuk mendukung dan melindungi pelakunya, yang diwakili oleh Amerika Serikat dan Inggris,” ujar Bukhaiti dalam pernyataannya.

“Oleh karena itu, setiap individu di dunia ini dihadapkan pada dua pilihan, tanpa ada pilihan ketiga: membela para korban genosida atau membela para pelaku genosida. Di sisi mana Anda berada?” tanyanya.

6. Hamas marah

Hamas juga merasa marah. Kelompok Palestina yang dominan di Jalur Gaza itu menyatakan bahwa AS dan Inggris harus bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi di Laut Merah.

“Kami mengutuk keras serangan Amerika-Inggris yang terang-terangan di Yaman,” tegas Hamas, yang saat ini sedang berperang melawan Israel di Jalur Gaza, dalam pernyataan mereka melalui Telegram, seperti yang dilansir oleh AFP pada Jumat (12/1/2024).

“Kami menganggap mereka bertanggung jawab atas dampaknya terhadap keamanan regional,” kata pernyataan tersebut.

7. Serangan AS-Inggris Menewaskan 5 Orang

Juru bicara militer Houthi mengungkapkan bahwa serangan AS-Inggris telah mengakibatkan tewasnya setidaknya 5 orang dan melukai 6 orang lainnya. Houthi menyebut semua korban tewas sebagai martir atau syahid. Mereka juga berjanji akan membalas serangan dari negara-negara Barat ini.

“Serangan tersebut menyebabkan kematian lima orang martir dan melukai enam orang lainnya dari angkatan bersenjata kami,” tulis juru bicara militer Houthi Yahya Saree di X, sebelumnya Twitter. Dia pun mengancam tidak akan membiarkan begitu saja tindakan AS dan Inggris tersebut.