indotim.net (Minggu, 03 Maret 2024) – Setiap orang pasti mengenal anggrek, tanaman epifit yang populer dengan keindahan bunga-bunganya yang beragam dan kadang memiliki aroma yang harum. Banyak orang merawat anggrek dengan sabar menunggu hingga saat-saat indah ketika anggreknya akhirnya mekar.
Anggrek merupakan simbol keindahan, penantian, dan cinta. Bahkan legenda musik balada, Iwan Abdurrachman, terinspirasi untuk menciptakan lagu berjudul “Anggrek Merah”.
Di Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK PPN) Tanjungsari, Sumedang, anggrek menjadi komoditas tanaman hias yang dibudidayakan. Rumah Anggrek disediakan untuk membibitkan hingga menempatkan anggrek pada pot.
Guru-guru di SMK PPN Tanjungsari memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan hidup bibit tidur bunga anggrek. Mereka secara konsisten memberikan pemahaman kepada siswa agar lebih peka terhadap kebutuhan tanaman anggrek.
Anggrek diperbanyak melalui kultur jaringan tanaman. Metode pembibitan yang mengambil bagian terbaik dari tanaman induk, kemudian selnya diperbanyak. Nanti, benih-benih anggrek tumbuh di dalam botol hingga akhirnya bibit siap tanam dalam pot.
Bibit yang baik adalah saat ditaruh dalam pot, batang utamanya harus tegak dan tumbuh ke atas dengan kuat. Namun, tidak semua bibit tumbuh sebagaimana yang diharapkan. Terkadang, ada bibit yang terbaring dan memerlukan perhatian khusus agar dapat tumbuh dengan baik.
“Nah, bibit seperti yang tidur itu, diberdirikan pun ada yang tetap begitu. Kalau dipot terus, setelah besar akan kurang elok,” kata Suhara, Guru Agribisnis, Pembibitan, dan Kultur Jaringan Tanaman SMK PPN Tanjungsari.
Dihitung-hitung olehnya, setiap kali periode masa tanam anggrek, “bibit tidur” tak sedikit. Terbitlah ide untuk membuat anggrek gantung. Menurutnya, sudah ada yang membuat anggrek gantung, tapi di SMK PPN Tanjungsari, anggrek gantung bukan kesengajaan, melainkan cara menyelamatkan “bibit tidur” agar tetap bernilai jual.
Dengan Menggunakan Bahan-Bahan Tak Terpakai
Anggrek tumbuh subur saat melekat pada media kayu, terutama media yang memiliki rongga. Suhara, seorang guru di Sumedang, menciptakan metode unik dengan meletakkan anggrek dalam pot gantung menggunakan berbagai jenis anggrek seperti anggrek bulan, anggrek cattleya, grammatophyllum, dan panda. Selain itu, dia juga mencoba dengan beberapa jenis anggrek lainnya. Media tanah yang digunakan adalah kayu yang sudah tak terpakai lagi.
“Misalnya ada pohon tumbang di sekitar sekolah ini, batangnya dipotong-potong dibuat media tempel anggrek,” ungkapnya.
Sebelum ditempeli anggrek, media kayu harus dibuat steril. Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan membiarkannya selama empat hari di dalam air sungai. Alternatif lain adalah merendamnya dalam air tawas selama dua hari, atau pilihan tercepat yaitu dengan merebusnya selama satu jam setelah air mendidih.
Setelah proses pembersihan kayu dari jamur yang berpotensi merusak kesehatan anggrek, tahap selanjutnya adalah menempelkan benih. Benih diletakkan dengan cara direkatkan pada kayu menggunakan sabut kelapa dan sedikit sobekan paranet. Kemudian, benih dipaku secara hati-hati. Untuk menjaga stabilitas, bagian atas kayu dilengkapi dengan pengait atau benang agar bisa digantung di dinding.
Pada tempat gantung tersebut, bibit anggrek akan melekat dalam waktu seminggu. Selain batangnya, akarnya akan terus tumbuh dan menjulur, melintasi lapisan sabut kelapa. Akar yang turun menjadi sebuah karya seni yang mempesona dan tak kalah cantik untuk dinikmati.
Artikel ini membahas tentang upaya para guru di Sumedang dalam menyelamatkan bibit tidur bunga anggrek yang hampir punah dan mengubahnya menjadi bahan ajar yang menghasilkan uang.
Anggrek gantung yang baru menempel pada media kecil dibanderol Rp 10-15 ribu per satuannya. Agribisnis tanaman hias itu jadi bahan ajar bagi siswa-siswi pertanian, meskipun sejauh ini, mata pelajaran pilihan. Semacam ekstrakurikuler anggrek.
Guru-guru di Sumedang, Jawa Barat, melakukan kegiatan penyelamatan untuk bibit tidur bunga anggrek. Mereka menjelaskan pentingnya perawatan dan kiat-kiat agar anggrek dapat tumbuh dengan baik.
Anggrek mulai menjadi fokus utama di SMK PPN Tanjungsari sejak tahun 2021. Awalnya, Suhara hanya menaruh anggrek di sekitar pagar sekolah, namun sekarang ia berhasil mengelola rumah kaca khusus untuk bunga anggrek.
“(Ekstrakurikuler itu) namanya Teaching Factory, di dalamnya ada pelajaran mengenai jagung pipil, edamame, sayuran, dan di saya ini, anggrek,” ungkapnya.
Menurut Suhara, agribisnis anggrek belum terlalu banyak yang menyentuh. Padahal, peluangnya sangat besar jika sudah mengenal pasar.
Guru-guru di Sumedang sepertinya telah menemukan cara untuk menyelamatkan bibit tidur bunga anggrek itu, mereka menggunakan metode unik yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Dengan ketekunan dan kegigihan mereka, anggrek-anggrek ini berhasil tumbuh dengan baik.
“Ada permintaan benih anggrek dengan kuota 350.000 benih untuk tiga bulan ke depan, dan itu peluang besar bagi pegiat anggrek. Siswa-siswi di sini dikenalkan kepada peluang itu,” kata Suhara.