Semakin Menarik, Fosil Bayi Penyu ini Disamakan dengan Karakter Pokemon

indotim.net (Rabu, 10 Januari 2024) – Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Palaeontologia Electronica melakukan revisi terhadap klasifikasi temuan fosil. Awalnya, sebuah fosil diidentifikasi sebagai tumbuhan purba kemudian setelah dianalisis lebih lanjut, ternyata merupakan fosil bayi penyu.

Pada rentang tahun 1950-an hingga 1970-an, seorang pendeta asal Kolombia bernama Padre Gustavo Huertas menemukan dua batu kecil dengan pola yang menyerupai daun di dekat kota bernama Villa de Levya.

Dua spesimen tersebut awalnya dianggap sebagai fosil tumbuhan, khususnya jenis tumbuhan fosil yang dinamakan Sphenophyllum colombianum, sebagaimana dilansir dari laman Science Daily.

Pada saat itu, fosil-fosil ini ditemukan tertanam dalam batuan era Kapur Awal sekitar 132 hingga 113 juta tahun yang lalu, saat dinosaurus masih berdiam di Bumi.

Pada tahun 2003, Huertas mengklasifikasikan fosil ini sebagai Sphenophyllum colombianum.

Bagaimana Ilmuwan Mengetahui bahwa Ini Bukan Fosil Tumbuhan?

Peneliti Fabiany Herrera dan mahasiswanya, Hector Palma-Castro, dari Universitas Nasional Kolombia, bersama dengan ahli paleontologi Edwin-Alberto Cadena dan Diego Cómbita-Romero, melakukan peninjauan ulang terhadap fosil-fosil ini.

Mereka mengamati fitur-fitur utama fosil tersebut dan membandingkannya dengan karakteristik tumbuhan dan fosil penyu modern.

“Kami pergi ke koleksi fosil di Universidad Nacional de Colombia di Bogotá dan mulai mengamati tumbuhan tersebut, dan segera setelah kami memotretnya, kami berpikir, ini aneh,” ujar Herrera.

Dalam penelitian terbarunya, Herrera, seorang pakar paleobotani, telah menjelajahi barat laut Amerika Selatan untuk mengumpulkan fosil. Salah satunya adalah fosil tumbuhan Kapur Awal yang ditemukan di wilayah tersebut. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu tempat dengan sangat sedikit penelitian paleobotani yang dilakukan.

READ  Ulama Aceh Keluarkan Fatwa Anti Kekerasan

Berdasarkan hasil pengamatan para peneliti, fosil bayi penyu yang ditemukan ternyata memiliki garis-garis yang tidak konsisten dengan urat pada tumbuhan. Malah, struktur garis-garis tersebut lebih mirip dengan struktur tulang.

Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut oleh Herrera dan Palma-Castro, mereka akhirnya menghubungi Cadena untuk mengidentifikasi fosil tersebut. Hasilnya, fosil tersebut ternyata adalah cangkang atas penyu yang sudah fosil. Walau begitu, foto-foto yang ada menunjukkan bahwa ini bukanlah penyu biasa, tapi merupakan spesimen tukik yang sangat kecil.

Melalui analisis lebih lanjut, terutama melibatkan perbandingan dengan cangkang fosil dan penyu modern, para peneliti dapat menentukan bahwa penyu tersebut kemungkinan mati pada tahap pasca tukik, antara 0 hingga 1 tahun.

Fosil Penyu yang Langka diberi Nama Turtwig, Karakter Pokémon

Meskipun sempat dianggap sebagai fosil tumbuhan, para peneliti sama sekali tidak menyalahkan Huertas atas kesalahan yang ia buat dalam mengidentifikasi fosil ini.

Peneliti mengungkapkan bahwa cangkang fosil bayi penyu ini, yang berhasil diawetkan, memiliki kemiripan yang mencolok dengan fosil tumbuhan pada umumnya.

Identifikasi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Nasional Kolombia menunjukkan bahwa fosil bayi penyu ini sangat langka dan menjadi penemuan penting.

Kemudian, fosil penyu ini dijuluki sebagai “Turtwig” yang merujuk pada karakter Pokémon dengan wujud gabungan antara penyu dan tumbuhan.

Di alam semesta Pokémon, terdapat konsep penggabungan dua atau lebih elemen, seperti hewan, mesin, tumbuhan, dll,” kata Palma-Castro.

“Jadi, ketika Anda memiliki fosil yang awalnya diklasifikasikan sebagai tumbuhan yang ternyata adalah bayi penyu, beberapa Pokémon langsung terlintas dalam pikiran. Dalam hal ini, Turtwig, seekor bayi penyu dengan daun menempel di kepalanya,” katanya.

Menurutnya, dalam paleontologi, imajinasi dan kemampuan untuk takjub selalu diuji. Penemuan semacam ini menjadi istimewa karena mereka tidak hanya memperluas pengetahuan tentang masa lalu tetapi juga membuka jendela terhadap beragam kemungkinan yang dapat ditemukan.

READ  Albert Einstein University Gratiskan Biaya Kuliah Kedokteran di Kampusnya

Selain itu, peneliti juga menemukan keunikan lainnya yaitu Turtwig, yang ternyata mampu tumbuh dalam ukuran yang sangat besar.

“Penyu-penyu ini kemungkinan merupakan kerabat spesies Cretaceous lain yang panjangnya bisa mencapai 15 kaki (4,5 meter), tapi kita tidak tahu banyak tentang bagaimana mereka sebenarnya tumbuh hingga ukuran raksasa,” terang ahli paleontologi, Cadena.

Kini, penemuan fosil bayi penyu telah menjadi momen penting bagi para peneliti. Mereka berharap bahwa temuan ini akan memiliki dampak yang lebih luas.

Kesimpulan

Sebuah studi baru-baru ini membuktikan bahwa sebuah fosil yang awalnya dianggap sebagai tumbuhan purba ternyata adalah fosil bayi penyu. Penemuan ini menjadi sangat menarik karena fosil penyu tersebut memiliki garis-garis yang mirip dengan struktur tulang dan kemudian diberi nama “Turtwig”, mengacu pada karakter Pokémon dengan wujud gabungan antara penyu dan tumbuhan. Penelitian ini tidak hanya memperluas pengetahuan tentang masa lalu, tetapi juga membuka kemungkinan-kemungkinan baru di bidang paleontologi.