Aksi Aipda Firman Membimbing Warga Selat Mataram dalam Budidaya Anggur

indotim.net (Rabu, 28 Februari 2024) – Bhabinkamtibmas Desa Selat, Polsek Narmada, Polres Mataram, Nusa Tenggara Barat, Aipda Firman Eka Jayadi, melakukan pembinaan terhadap warga dengan mempromosikan budidaya buah anggur. Melalui kegiatan ini, Aipda Firman berharap warga dapat terlibat dalam aktivitas positif sekaligus meningkatkan aspek perekonomian mereka.

Atas tindakannya membantu warga, Aipda Firman diusulkan oleh Sabudi (45) untuk Hoegeng Awards 2024 melalui formulir digital. Sabudi menyebut Aipda Firman mampu mengajak warga untuk melakukan budi daya anggur. Berikut adalah testimoni Sabudi:

Kemampuan Pak Bhabin atau Pak Firman dalam memberikan motivasi dan menjadi motivator bagi warga binaannya untuk menanam anggur sebagai tambahan pendapatan di luar pekerjaan utama telah memberikan dampak positif.

detikcom kemudian menghubungi Sabudi untuk menggali informasi lebih lanjut. Sabudi merupakan Kepala Desa Selat, yang menjadi wilayah binaan Aipda Firman. Sabudi menyebut Aipda Firman adalah sosok yang inspiratif.

Menyajikan inspirasi bagi masyarakat lokal, Aipda Firman memanfaatkan halaman-halaman rumah untuk budi daya anggur. “Setelah gempa, banyak rumah yang terpapar sinar matahari secara langsung. Dengan kehadiran tanaman anggur, kami berharap dapat mengurangi panas, serta memberikan nilai ekonomi dan keindahan,” ujar Sabudi.

Sabudi menjelaskan bahwa Aipda Firman menciptakan kebun anggur di halaman rumahnya, dikenal sebagai para-para oleh warga setempat. Masyarakat diajak untuk terlibat dalam budidaya anggur hingga mencapai 14 lokasi yang berbeda. Sabudi juga menyebutkan bahwa pemerintah desa turut memberikan dukungan untuk program ini.

Kegiatan yang dicanangkan oleh Aipda Firman juga turut mendukung upaya Pemerintah Desa dalam memajukan Desa Selat menjadi destinasi agrowisata. Program budi daya anggur kini difokuskan di Dusun Merce Timur.

“Kami di sini ingin mengembangkan agrowisata desa buah, sehingga desa turut memberikan dukungan dengan memberikan bibit anggur,” ungkapnya.

Subadi sebagai kepala desa merasa bersyukur memiliki Bhabinkamtibmas bernama Aipda Firman. Komunikasi antara pihak desa dan Bhabinkamtibmas tersebut berjalan dengan baik.

Menariknya, sosok Aipda Firman memberikan inspirasi dalam memadukan peran sebagai polisi dan petani. Beliau tidak hanya fokus pada tugas keamanan, tapi juga memberikan inspirasi dan inovasi dalam budi daya anggur di pekarangan. Ia menunjukkan bagaimana pekarangan bisa dijadikan sumber keindahan dan manfaat ekonomis yang nyata,” ungkap seorang narasumber.

READ  Nyerempet Terus! Tilang 623 Pemotor Lawan Arah

Budi daya anggur Aipda Firman Eka di Mataram (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh Aipda Firman)

Awal Mula Aipda Firman Menanam Anggur

Terpisah, Aipda Firman menceritakan awal mula dia terinspirasi melakukan budi daya menanam anggur. Pada tahun 2020, saat memulai aktivitas itu, Firman mengaku sama sekali tidak mengetahui tentang anggur. Namun dia terus belajar secara autodidak melalui media sosial.

Awalnya dulu kami menanam sebagai aktivitas saat pandemi COVID-19, kami melihat potensi besar ke depannya sehingga kami memutuskan untuk mengembangkannya bersama dengan warga sekitar, termasuk warga desa binaan. Kami mendapatkan respon positif dari pemerintah desa yang akhirnya mendukung kami dalam mengembangkan program ini, mulai dari rumah kami hingga ke rumah-rumah warga,” ungkap Firman.

Melalui media sosial, Aipda Firman mempelajari cara menanam, merawat hingga membuat rambatan atau para-para anggur. Dia juga belajar di komunitas petani anggur yang ada di Lombok. Jenis anggur yang ditanam pun beragam, seperti anggur hijau, anggur merah, anggur pink hingga anggur hitam.

Pada suatu hari, Aipda Firman bergabung dalam komunitas anggur yang bernama Balai Anggur Lombok di Lombok. Namun, saat itu pengetahuan mereka tentang anggur masih minim. “Kami masuk komunitas anggur, Balai Anggur Lombok namanya yang ada di Lombok, tapi kita sama-sama minim pengetahuan tentang anggur, dan dari situlah kami berbagai pengalaman,” tuturnya.

Pada mulanya, Firman menggunakan halaman belakang rumahnya untuk memulai usahanya. Dengan tekun, dia menyiapkan para-para dan menanam bibit anggur. Firman mengeluarkan biaya sekitar Rp 5 juta dari kantong pribadinya untuk memulai budi daya anggur ini. Lahan tempat dia menanam anggur memiliki luas sekitar 400 m2.

Di tengah minimnya pengetahuan tentang anggur, Aipda Firman berani tampil dan mengambil langkah. “Kami bertahap, karena kami minim pengetahuan tentang anggur tapi tidak berani terlalu jor-joran. Saya beli dulu waktu itu masih mahal bibitnya, sekitar Rp 250 satu bibit, empat bibit Rp 1 jutaan. Terus saya bangun para-para tempat anggurnya itu pakai besi kanal itu, hampir Rp 5 jutaan modal awal,” jelasnya.

READ  Strategi Polisi Bripka Adi Syafnur Memutus Rantai Tanam Ganja

Firman menyebutkan bahwa dalam kurun waktu satu tahun, ia mampu panen anggur sebanyak 3 kali. Hasil panen anggur tersebut digunakan untuk diberikan kepada tetangga, warga yang berkunjung, serta dijual.

Setelah berhasil dalam budidaya anggur, Aipda Firman mengajak warga sekitar untuk mengikuti jejaknya. Saat ini, terdapat 14 lokasi budidaya anggur yang dikelola di wilayah binaannya. Untuk meningkatkan pengelolaan, Firman membentuk komunitas bersama warga.

“Kalau sekarang kami punya komunitas di desa, istilah warga yang kami bina kemarin, nanti hasilnya kami kumpulkan jadi satu, nanti mana kala sekitarnya warga yang lagi membutuhkan tempat dari situ kita danai lagi,” sebutnya.

Biasanya, setiap kali panen tiba, hasil penjualan dari budi daya anggur yang dilakukan oleh Aipda Firman bisa mencapai lebih dari Rp 5 juta. Firman menjelaskan bahwa seluruh pendapatan dari penjualan anggur tersebut akan dialokasikan untuk pembibitan, biaya operasional, dan juga dikontribusikan ke kas komunitas.

Anggota komunitas yang membutuhkan dapat mengajukan permohonan untuk menggunakan hasil penjualan anggur. Selain budi daya anggur, komunitas ini juga menyediakan layanan penanaman, pembuatan pagar anggur, hingga penjualan bibit.

“Untuk sementara kita masih mengumpulkan mereka dalam kelompok, namun jika mereka benar-benar terdesak misalnya tidak memiliki bekal untuk anak sekolah, mereka bisa menjualnya. Kami memberikan izin, yang penting terjadi diskusi di komunitas ‘kemarin saya menggunakan uang ini untuk hal ini’,” ungkapnya.

Aipda Firman Eka Jayadi membudidayakan anggur di Desa Selat, Mataram, NTB. (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh Aipda Firman).

Dengan mengelola budi daya anggur, Aipda Firman merasa lebih dekat dengan masyarakat Desa Selat. Sebagai Bhabinkamtibmas di sana selama 7 tahun, Firman berharap masyarakat juga terlibat dalam kegiatan yang positif dan bermanfaat.

“Jujur karena dengan anggur ini cepat sekali dekat dengan warga, karena paling tidak setelah kita melihat aktivitas atau melihat yang hijau-hijau, apalagi anggur ini menarik, jadi untuk berbuat yang tidak-tidak warga jadinya urung dia, karena ada menanam anggur itu lebih asyik karena ada penghasilan,” sebut dia.

READ  Penemuan Kerangka Dinosaurus Kolosal di Prancis, Berusia 70 Juta Tahun

Pada saat ini, Firman mengungkapkan bahwa komunitas budidaya anggur ini sedang mendapat bantuan dari lembaga pengelola zakat Denpasar, Bali. Hal ini memastikan bahwa biaya perawatan dan pemupukan untuk budidaya anggur dapat terpenuhi dengan baik.

Selain itu, budi daya anggur juga menjadi atraksi edukasi bagi mahasiswa dan pelajar. Firman mengungkapkan bahwa baik Universitas Mataram maupun SMA telah mengunjungi lokasi untuk studi banding.

Kunjungan yang sering kami terima, baik dari Universitas Mataram maupun desa-desa lain di sekitar Mataram, memberikan kesempatan bagi kami untuk berbagi pengetahuan dalam upaya penataan lingkungan di Desa Selat,” ucap Aipda Firman.

“Ada, SMA 6 Mataram kemarin juga kami bantu, dari guru-gurunya juga kemarin juga studi banding ke rumah, kami kemarin memberikan penanaman di SMA 6,” lanjutnya.

Budi daya anggur Aipda Firman Eka di Mataram (Foto: dok. Istimewa/Foto diberikan oleh Aipda Firman)

Ke depannya, Firman menyebut pihaknya juga akan bekerja sama dengan sekolah-sekolah dasar di Mataram dalam program belajar di lapangan. Setiap SD akan membawa siswanya untuk belajar di kebun anggur yang ada di Dusun Merce Timur itu.

“Ibu gurunya (SD) kemarin nemuin kami rencananya mau bikin sekolah yang belajar di luar itu. Cuma saya bilang ayo kalau mau ini, makanya kita omongin, insyaallah ke depannya kita buat seperti itu,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Firman mengungkapkan tujuan dari budi daya ini untuk mencegah perilaku merugikan di masyarakat. Salah satunya adalah upaya untuk mengarahkan remaja dan pemuda agar tidak terlibat dalam tindakan kriminal, dengan memberikan kegiatan positif seperti mengelola budi daya anggur.

Ketika anak-anak muda ini yang miras di tempat umum kan kalau kita terlalu memaksa kita dilawan juga, makanya inisiatif kami, kami ajak pemuda-pemuda ini ‘mari, kalian itu kalau mau ke rumah, kita sama-sama menanam anggur, oh ini lho hasilnya, kalian itu walau disebut pengangguran tapi hasilnya luar biasa’,” ucap Firman.