Anies Cerita Keluh Kesah Jual Saham Bir Milik Pemprov DKI saat Jadi Gubernur

indotim.net (Jumat, 12 Januari 2024) – Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, kembali membagikan cerita mengenai kesulitan yang dialaminya saat hendak melepas saham bir yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta ketika dirinya menjabat Gubernur. Anies mengungkapkan bahwa niatnya tersebut tidak mendapatkan persetujuan dari anggota parlemen.

“Saya pernah mengalami ketika tugas di Jakarta, kita menang di Pilkada, tapi kebijakan kita dihentikan. Mau menjual saham bir,” kata Anies dalam Tablig Akbar di Sibolga, Sumatera Utara (Sumut), Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat (12/1/2024).

Anies mengungkapkan alasan mengapa ia ingin menjual saham bir milik Pemprov DKI. Menurutnya, saham tersebut tidak berdampak pada pembangunan infrastruktur. Anies menjelaskan bahwa jumlah saham bir tersebut mencapai Rp 1 triliun.

“Pemerintah Jakarta memiliki saham bir senilai 1 Triliun Rupiah yang harus dijual, mengapa? Karena perusahaan bir tidak melakukan pembangunan, pemerintah memiliki perusahaan untuk membangun waduk, jalan, dan gedung,” ujar Anies.

Anies melanjutkan, untuk memperoleh izin menjual saham bir, dibutuhkan persetujuan dari parlemen. Namun, saat itu, parlemen dianggap lemah dan tidak menyetujui rencananya.

“Tapi kalau punya saham, perusahaan bir tidak melakukan pembangunan, karena itu mau dijual. Tapi untuk dijual harus ada persetujuan DPR,” ujar dia.

“Karena kelemahan DPR kita, maka tidak pernah mendapatkan persetujuan. Untuk melakukan perubahan nanti, kita perlu menguasai pemerintahan dan DPR,” kata Anies.

Alasan mengapa saham bir milik Pemprov DKI belum terjual ini diungkapkan oleh Anies saat ia meminta para calon legislatif (caleg) dari partai pendukungnya untuk memenangkan Pileg 2024. Anies menyebut perubahan dapat terjadi jika pemerintahan dan legislatif dikuasai.

“Saya ingin sampaikan kepada semua, perubahan yang kita gagas adalah perubahan untuk menghadirkan keadilan. Untuk apa? Keadilan,” kata Anies.

READ  Guru Ngaji di Mojokerto Cabuli 4 Remaja sejak 2020

“Dan agar kita bisa melakukan perubahan total, maka Pilpres kita harus menang, tapi juga Pileg kita harus menang. Betul?” sambung dia.

Informasi selengkapnya dapat Anda baca di halaman berikutnya.

Saksikan juga ‘Solusi Anies soal Pungli di Kalangan Pengusaha’:

Anies mengingatkan pendukung untuk memilih partai pengusungnya, yaitu NasDem, PKS, PKB, Partai Ummat. Menurut Anies, dengan memilih partai-partai tersebut, para legislator dari partai pendukungnya akan dapat mengisi kursi parlemen.

“NasDem, PKB, PKS, Ummat. Sekali lagi sama-sama, NasDem, PKB, PKS, Ummat sekali lagi yang keras. Nomor Pilpresnya berapa? partainya apa?,” ucap Anies.

“Kita tidak bisa hanya menang satu, kita harus menang dua-duanya. Siap memenangkan?” tanya Anies.

Sebelumnya, Anies juga membahas mengenai saham bir yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta saat kampanye di GOR Ciracas Jakarta Timur (Jaktim). Dia juga meminta kepada pendukungnya untuk tidak hanya memenangkan capres-cawapres, tetapi juga caleg-caleg dari partai pengusung.

“Bapak Ibu sekalian, perubahan itu tidak bisa hanya berada di eksekutif saja, tapi juga harus dari DPRD supaya bisa berhasil. Jadi perjuangan kita tidak hanya hanya terfokus pada pemerintah daerah, tapi juga pada legislatif,” ujar Anies kepada para pendukungnya di GOR Ciracas, Jakarta Timur, pada Selasa (28/11/2023).

Anies menyoroti hambatan yang dihadapinya dalam proses penjualan saham bir milik Pemprov DKI ketika menjabat sebagai Gubernur. Dia menekankan pentingnya terpilihnya caleg-caleg dari partai pengusung, karena keberhasilan ini akan memudahkan pengambilan kebijakan di masa depan.

Gubernur DKI Jakarta yang sekarang, Anies Baswedan, kembali menceritakan kesulitan yang dialaminya dalam menjual saham pabrik bir yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ia mengungkapkan bahwa keputusan terkait saham bir tersebut tidak didasarkan pada partai politik yang mendukungnya.

READ  PDIP Raih Rekor Dana Kampanye Terbesar, PSI dan PAN Terpaut Jauh

Kesimpulan

Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 1, mengungkapkan kesulitan yang dia alami saat hendak menjual saham bir milik Pemprov DKI Jakarta saat menjabat sebagai Gubernur. Ia mengatakan bahwa niatnya tersebut tidak mendapatkan persetujuan dari anggota parlemen. Anies menjelaskan bahwa saham bir tersebut tidak berdampak pada pembangunan infrastruktur dan mencapai Rp 1 triliun. Namun, ia tidak pernah mendapatkan persetujuan untuk menjualnya karena kelemahan DPR. Anies berharap perubahan dapat terjadi jika pemerintahan dan legislatif dikuasai. Ia juga mendesak pendukungnya untuk memilih partai pengusungnya agar legislator dari partai-partai tersebut dapat mengisi kursi parlemen. Anies menekankan pentingnya terpilihnya caleg-caleg dari partai pendukungnya untuk memudahkan pengambilan kebijakan di masa depan.