Bamsoet Membahas Cara Meningkatkan Kualitas SDM Melalui Akses Pendidikan Tinggi

indotim.net (Sabtu, 13 Januari 2024) – Ketua MPR RI sekaligus Dosen pascasarjana Universitas Pertahanan RI (UNHAN) dan Penguji Tamu Doktoral Fakultas Hukum UNPAD Bambang Soesatyo mengemukakan pentingnya aksesibilitas pendidikan tinggi bagi masyarakat. Pasalnya, dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat, persaingan global kini semakin ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh setiap negara.

Menurut Bamsoet, akses pendidikan tinggi harus menjadi salah satu fokus utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Ia mengatakan bahwa Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang ingin bertumbuh, dan saat ini semua komunitas global sedang berlomba-lomba meningkatkan daya saing melalui pendidikan. Dalam keterangannya pada Sabtu (13/1/2024), Bamsoet menyampaikan, “Harus tertanam dalam benak kita bahwa dengan semakin kompleksnya tantangan dan dinamika zaman, seluruh komunitas global saat ini sedang berlomba-lomba meningkatkan kualitas SDM melalui bidang pendidikan untuk meningkatkan daya saing.”

Setelah menghadiri pengukuhan empat guru besar di Universitas Trisakti, Bamsoet mengungkapkan pentingnya akses pendidikan tinggi dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.

Ia mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan kata kunci untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, para pemangku kepentingan di sektor pendidikan perlu bekerjasama dan membangun sinergi guna memperkuat komitmen dalam semangat perbaikan dan pembaruan, serta berupaya semaksimal mungkin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

“Saat ini, terdapat tiga masalah fundamental yang dihadapi bangsa Indonesia, yakni kebodohan, kemiskinan, serta ketidakadilan. Pendidikan yang berkualitas merupakan kunci utama untuk mengatasi ketiga permasalahan tersebut,” ungkap Bamsoet dalam diskusi tentang akses pendidikan tinggi.

Bamsoet menyampaikan bahwa keberadaan perguruan tinggi swasta yang tersebar di berbagai daerah dapat menjadi solusi untuk mewujudkan pemerataan akses pendidikan tinggi bagi seluruh lapisan masyarakat.

READ  5 Berita Internasional Paling Populer Hari Ini: Peristiwa Terkini yang Mencengangkan Dunia

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, terdapat sekitar 3,7 juta lulusan pendidikan menengah setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 1,8 juta atau sekitar 48,6 persen dari mereka tidak dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan terpaksa bekerja.

“Statistik Pendidikan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Indonesia masih memiliki tingkat pendidikan rendah,” ungkap Bamsoet.

Pada pertengahan tahun 2023, hanya sekitar 30,22% penduduk yang berhasil menyelesaikan pendidikan di tingkat menengah atau setara. Sedangkan, angka lulusan perguruan tinggi hanya sebesar 10,15%. Salah satu faktornya adalah terbatasnya daya tampung perguruan tinggi negeri,” jelas Bamsoet.

Sebagai informasi, ada empat Guru Besar Trisakti yang dikukuhkan dalam kegiatan ini. Mereka adalah Prof. Dr. Eleonora Sofilda, SE, Msi, Prof. Dr. Ir. Rianti Dewi Sulamet-Ariobimo, ST,M.Eng, IPM, Prof. Dr. Elfrida Ratnawati, SH, Mhum, MKn, dan Prof. Dr. Bahtiar Usman, SE, MMCIFM, CIERM.

Kesimpulan

Bambang Soesatyo (Bamsoet), Ketua MPR RI, menekankan pentingnya akses pendidikan tinggi sebagai upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat, persaingan global semakin ditentukan oleh kualitas SDM setiap negara. Bamsoet mengungkapkan bahwa pendidikan yang berkualitas menjadi kunci utama dalam mengatasi masalah ketidakadilan, kemiskinan, dan kebodohan. Keberadaan perguruan tinggi swasta di berbagai daerah dapat menjadi solusi untuk mewujudkan pemerataan akses pendidikan tinggi. Namun, terdapat 1,8 juta lulusan pendidikan menengah setiap tahun yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, sebagian karena terbatasnya daya tampung perguruan tinggi negeri. Oleh karena itu, semua pemangku kepentingan di sektor pendidikan perlu bekerja sama memperkuat komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

READ  Erick Thohir Usulkan Bunga Kredit Ultra Mikro 0%, Bos BI Beri Tanggapan