indotim.net (Selasa, 23 Januari 2024) – Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengeluarkan sindiran terkait ‘wasit jadi pemain’ dalam konteks Pemilu 2024. Ternyata, apa maksud yang ingin disampaikan oleh Cak Imin?
“Saya sudah melakukan perjalanan dari Aceh sampai Papua. Ketika ditanya, semua orang ingin mengubah nasib mereka, ingin mencapai titik keadilan dan kemakmuran. Semua orang ingin memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan kemakmuran dan kesejahteraan,” kata Cak Imin dalam pidatonya di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (23/1/2024).
Cak Imin kemudian menyinggung sosok yang menjadi penyebab atau dalang dari masalah tersebut. Menurutnya, dalangnya adalah wasit yang juga turut berperan sebagai pemain.
“Biang kerok dari semua ini tahu nggak? Wasit merangkap pemain. Biang kerok dari semua ini pemain sekaligus membuat aturan. Biang kerok dari semua ini adalah penentuan model negara dan pembangunan hanya oleh segelintir elite. Mari kita kembalikan negeri ini dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat,” jelasnya.
Dalam sebuah pernyataan, Cak Imin menyindir perilaku kurang baik dari wasit yang juga bermain sebagai pemain. Dia menegaskan bahwa wasit harus menjaga sikap baiknya sebagai pemimpin pertandingan dan memberikan keputusan yang adil. Selain itu, Cak Imin juga mengingatkan agar penonton tidak melakukan gerudukan lapangan yang bisa merusak suasana pertandingan.
“Wasit sebaiknya menjadi wasit yang baik, pemain sebaiknya menjadi pemain yang benar, jangan merangkap menjadi wasit sekaligus pemain. Jika hal ini terus dilakukan, penonton akan berbondong-bondong masuk ke lapangan dan menghentikan pertandingan. Apakah kita ingin pertandingan sepakbola menjadi kacau? Apakah kita ingin permainan sepakbola hancur? Apakah kita ingin lapangan dikepung oleh penonton? Jadilah wasit yang adil. Jadilah wasit yang tidak memihak, jangan memihak salah satu pihak,” ujar Cak Imin.
Cak Imin juga meminta para kader partai pendukungnya dan warga agar mengawal Pemilu dengan baik. Dia menekankan pentingnya menjaga integritas Pemilu agar negara tidak mengalami kegagalan karena kekurangan dalam prosesnya.
“Amankan pemilu dengan baik, jangan sampai ada berbagai cara-cara yang tidak sesuai aturan. Pemilu jujur adil bebas langsung harus terwujud di tanah air kita. Kalau pemilu tidak jujur, pemerintahan yang terbentuk akan tidak dipercaya baik oleh rakyat sendiri maupun pemerintahan negara lainnya,” ujar Cak Imin.
“Kalau sudah tidak dipercaya, berarti pemerintah dipastikan akan gagal negara ini. Karena itu saya ingatkan wasit, kalau kalian tidak adil, taruhannya negara ini akan gagal dalam membangun masa depan untuk rakyat dan bangsan ya,” sambung Cak Imin.
Kesimpulan
Cak Imin mengkritik fenomena “wasit merangkap pemain” dalam konteks Pemilu 2024, menyatakan bahwa semua orang ingin kesempatan yang sama untuk mencapai kesuksesan dan keadilan. Dia menegaskan pentingnya wasit menjaga sikap baiknya dan memberikan keputusan yang adil. Cak Imin juga meminta para kader partainya dan warga untuk mengawal Pemilu dengan baik demi menjaga integritasnya. Jika Pemilu tidak jujur, pemerintahan yang terbentuk akan kehilangan kepercayaan dari rakyat dan negara lainnya, berisiko menghancurkan masa depan bangsa.