indotim.net (Minggu, 21 Januari 2024) – Beredar pengumuman atau flyer mengenai konsolidasi nasional alumni sejumlah organisasi kemahasiswaan dan pemuda untuk memenangkan paslon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) atau pasangan AMIN. Para ketua umum organisasi kemahasiswaan dan pemuda membantah kabar tersebut dan keberatan karena nama organisasi dibawa-bawa.
Dalam sebuah flyer digital di perpesanan WhatsApp, terdapat informasi yang menyebutkan ‘Coming Soon Konsolidasi Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (AMIN)’. Di dalam flyer tersebut juga terdapat foto pasangan calon tersebut dengan pose mengangkat tangan kanan.
Di dalam flyer digital tersebut, juga disebutkan beberapa nama organisasi kemahasiswaan dan pemuda, antara lain Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi), Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis). Juga tercantum Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Pelajar Islam Indonesia (PII), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).
Beberapa ketua umum Organisasi Kemasyarakatan (OKP) yang tergabung dalam Cipayung Plus dengan tegas membantah terlibat dalam kegiatan pasangan calon AMIN. Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Jefri Gultom mengungkapkan melalui keterangan tertulis bahwa ada tindakan pengklaiman yang terjadi.
“Saya telah mendengar rencana deklarasi dari para eksponen Cipayung dan saya melihat bahwa mereka menyebut GMKI ikut dalam deklarasi tersebut. Saya dengan tegas membantah hal tersebut karena hingga saat ini GMKI bukanlah organisasi politik,” ujar Jefri Gultom.
Jefri mengungkapkan bahwa semua orang memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan politik mereka, namun sebaiknya tidak melibatkan taktik yang merugikan. Menurut Jefri, politik harus dilihat sebagai seni yang suci dan memiliki dampak baik dalam sejarah bangsa.
“Pilpres ini mau siapa dukung siapa tidak ada masalah dengan kami, tetapi jangan ada klaim-klaim. Kita harus berpolitik dengan baik agar masyarakat memilih dengan kesadaran, bukan dengan cara-cara yang tidak baik. Saya selaku Ketum GMKI mengajak semua pihak untuk berpolitik dengan baik dan benar demi bangsa dan negara ini,” ungkap Jefri.
“Karena politik itu adalah seni. Dan kalau seperti senior saya, Sabam Sirait, pernah mengatakan politik itu Suci, jadi kita harus jaga kesucian politik itu. Jangan dikotori dengan cara-cara yang tidak baik dan penuh kebohongan. Siapapun yang terpilih nanti kita harapkan membawa Indonesia harus di mata dunia,” imbuh Jefri.
Dalam sebuah konfirmasi terpisah, Ketua Umum IMM, Abdul Musawir Yahya, menyayangkan pencatutan nama organisasinya dalam flyer yang beredar. Dia mengungkapkan bahwa pencatutan nama dilakukan oleh oknum alumni organisasi tersebut, bukan atas izin resmi.
“Itu kan oknum, beberapa alumni yang pernah tergabung di situ, yang memakai latar belakang organisasi. Cuma yang kami tidak mau adalah ketika disebutkan organisasinya, nah itu yang tidak boleh,” ucap Musawir.
“Kami khawatir jika publik melihat atau membaca Cipayung Plus atau organisasi ekstra ini menjadi pihak yang mendukung salah satu pasangan calon, padahal organisasi ekstra yang selama ini kami jalankan tidak boleh terlibat dalam ranah politik,” lanjutnya.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan lanjut ke halaman berikutnya.
Musawir menegaskan bahwa IMM adalah gerakan yang dimiliki oleh semua pihak. Ia menjelaskan bahwa IMM dapat menjadi mitra bagi semua pasangan calon dalam membangun narasi kebangsaan.
“Jika diarahkan pada salah satu calon, maka organisasi ekstra khawatir akan terlibat dalam politik praktis. Namun sebenarnya, gerakan ini dimiliki oleh semua pihak. Kami dapat menjadi mitra bagi semua calon untuk membangun narasi kebangsaan,” ujar Musawir.
Dalam hal ini, Cipayung Plus dengan tegas menyatakan netralitasnya. Mereka menampik klaim dari flyer yang menyebutkan adanya dukungan terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01.
Musawir, salah satu perwakilan Cipayung Plus, menyarankan kepada para pihak yang tidak lagi terikat dengan IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) agar menggunakan nama pribadi dalam memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden pilihannya. Ia mengungkapkan kekecewaannya jika ada oknum yang menggunakan organisasi ekstra untuk menyatakan dukungan. Menurutnya, berpolitik atas nama pribadi adalah tindakan yang lebih elegan.
Selanjutnya pada kesempatan terpisah, Ketua Umum KAMMI, Zaky Ahmad Rivai, dengan tegas menyatakan bahwa KAMMI tidak mendukung dan tidak akan mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan calon manapun dalam Pilpres 2024. Zaky menekankan bahwa KAMMI akan menjaga netralitasnya dan bahkan berfokus membantu anak-anak muda agar tidak terpengaruh oleh polarisasi Pilpres.
“Tidak benar. KAMMI tidak mendukung apalagi mendeklarasikan dukungan kepada paslon manapun dalam pemilu 2024. KAMMI tetap menjaga netralitas, membantu anak-anak muda tidak larut dalam polarisasi, juga mendukung pemilu berjalan aman, tertib, dan damai,” tegas Zaky.
Lalu Ketua Umum KMHDI Wayan Darmawan menegaskan bahwa keterangan yang menyebutkan bahwa organisasinya akan terlibat dalam konsolidasi nasional untuk mendukung AMIN adalah hoax. Dia juga menjelaskan bahwa KMDHI tidak terlibat dalam politik praktis.
“KMHDI tidak pernah menyatakan dukungan kepada pasangan calon manapun, termasuk kepada pasangan calon 01 Anies – Muhaimin. Jika ada yang mengaku mendapat dukungan dari KMHDI, kami pastikan bahwa itu hanyalah hoaks dan klaim dari pihak yang tidak bertanggung jawab untuk meningkatkan elektabilitas,” jelas Wayan.
Wayan menyatakan bahwa dirinya telah meminta para kader untuk tetap independen. Dia menekankan bahwa KMHDI fokus untuk mengawal proses pemilu agar berjalan dengan adil dan bermartabat.
“Secara aturan KMHDI tidak berpolitik praktis, sampai pada detik ini saya menghimbau jajaran struktural dan kader di seluruh Indonesia untuk tetap independen dan fokus mengawal Pemilu yang adil dan bermartabat. Itu sikap kami,” ujar Wayan.
Simak informasi selengkapnya pada halaman berikutnya.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Ketua Umum Hikmahbudhi, Wiryawan. “Posisi kami sama, sebagai ketua umum yang aktif, kami dilarang terlibat dalam politik praktis. Kami pastikan bahwa kader-kader Hikmahbudhi yang masih aktif tidak akan terlibat dalam agenda politik praktis,” ujar Wiryawan.
Berikutnya adalah Ketua Umum GMNI, Arjuna Putra Aldino, yang menuturkan pihaknya tetap menjaga prinsip independensi. Dia mempersilakan para kader untuk mendukung pasangan calon secara pribadi, tanpa membawa-bawa organisasi.
“GMNI telah memutuskan untuk menjadi independen secara organisasi. Dan kami sangat menjunjung tinggi prinsip independensi. Silakan pilihannya dilakukan secara pribadi, namun jangan melibatkan organisasi,” kata Arjuna.
Dalam konteks ini, Cipayung Plus menegaskan bahwa mereka menjaga netralitas mereka dan membantah klaim flyer yang menyatakan adanya dukungan Cipayung Plus kepada pasangan calon 01.
GMNI, sebagai organisasi kemahasiswaan, memiliki sikap untuk menjaga jarak dari politik praktis. Mereka melihat peran politik GMNI sebagai kontrol sosial.
“Kami organisasi mahasiswa harus menjaga jarak dengan politik praktis. Politik yang kami jalankan adalah social control. Pada tahun politik ini, partisipasi kami adalah mengawasi pemilu agar berjalan dengan jujur dan adil,” ujar Arjuna.
Lalu Ketua Umum PP Hima Persis, Ilham Nur Hidayatullah, menjawab singkat perihal tersebarnya e-flyer dukungan terhadap paslon AMIN, yang mencantumkan organisasinya. “Hima persis sebagai organisasi tidak terlibat, tidak tahu menahu. Itu klaim sepihak dari alumni,” pungkas Ilham.
Ketua Umum PMKRI, Tri Natalia Urada, menegaskan pihaknya independen. “Kami secara organisasi independen, jadi tidak terlibat dalam pemenangan pasangan calon manapun,” ucap Natalia.
Terakhir, Ketum HMI MPO Ana Mulyana AL-Anshori menuturkan pihaknya tidak mendukung calon presiden (capres) manapun. Ana menegaskan bahwa HMI MPO tidak akan ikut campur dalam upaya pemenangan capres.
“Kami dari HMI MPO tidak terlibat dalam mendukung salah satu calon presiden. Secara organisasi, sesuai konstitusi kami tetap independen dan tidak akan terlibat dalam mendukung calon presiden manapun,” ujar Natalia.
“Gerakan kita hari ini mendorong agar pemilu damai anti hoax dan ujaran kebencian. Sekalian kita klarifikasi abang, mohon bantu, bahwa kami HMI MPO tidak akan pernah terlibat dalam deklarasi dan pendukungan capres manapun,” tegasnya.