indotim.net (Senin, 15 Januari 2024) – Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah menyiapkan sistem subklaster untuk mengatasi banjir di Ibu Kota. Terdapat enam subklaster yang meliputi pengendalian penyakit serta identifikasi korban yang meninggal akibat bencana.
“Upaya penanggulangan dampak banjir dilaksanakan melalui sistem kluster dengan tujuan meningkatkan koordinasi, kolaborasi, dan integrasi dalam penanggulangan krisis,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, kepada wartawan pada Senin (15/1/2024).
Ani menjelaskan subklaster pertama adalah pelayanan kesehatan. Subklaster ini bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan, terutama pelayanan pertolongan darurat pra-fasilitas pelayanan kesehatan dan rujukan.
Subkluster kedua adalah pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan. Tugasnya adalah melakukan penanganan penyakit dan upaya kesehatan lingkungan. Sementara subkluster ketiga fokus pada kesehatan reproduksi dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan reproduksi.
Sub kluster keempat kesehatan jiwa bertugas menyelenggarakan upaya penanggulangan masalah kesehatan jiwa dan psikososial secara optimal. Sedangkan, subkluster kelima bertugas menyelenggarakan pelayanan gizi.
Sub kluster terakhir dalam penanggulangan banjir adalah identifikasi korban mati akibat bencana. Sub kluster tersebut bertugas untuk melakukan identifikasi korban yang telah meninggal dan penatalaksanaannya.
Lebih lanjut Ani menjelaskan, terdapat enam penyakit yang sering muncul saat memasuki musim hujan dan banjir. Enam penyakit tersebut antara lain adalah diare, demam typhoid, leptospira, dermatitis, tetanus, dan gigitan ular.
Untuk mengurangi dampak kesehatan akibat banjir di wilayah DKI Jakarta, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta telah menyiapkan 6 subklaster penanggulangan banjir. Langkah-langkah mitigasi dampak kesehatan ini terbagi menjadi 3 tahap, yaitu prakrisis, krisis, dan pasca krisis.
Pada tahap prakrisis, Dinkes DKI Jakarta telah mempersiapkan peningkatan sumber daya kesehatan, pengelolaan risiko krisis, dan pengurangan risiko. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif pada kesehatan masyarakat saat terjadinya banjir.
Tanggapan darurat kemudian ditujukan untuk merespon berbagai kondisi kedaruratan dengan cepat dan tepat guna menyelamatkan nyawa, mencegah risiko lebih lanjut, dan memastikan program kesehatan berjalan sesuai standar minimal pelayanan. Setelah itu, dalam tahap pascakrisis, upaya difokuskan pada pemulihan kondisi sistem kesehatan seperti pada kondisi sebelum krisis terjadi.
Dinkes DKI mengimbau selalu menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), menjaga imunitas tubuh, selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan kerja bakti di wilayah masing-masing, melakukan pembersihan pasca banjir dengan ditambah sosialisasi, selalu menerapkan 5M Plus ketika masuk musim hujan, menguatkan PSN bersama kader kesehatan, hubungi petugas kesehatan apabila ada keluhan kesehatan yang muncul,” ujarnya.
Kesimpulan
Dinkes DKI Jakarta telah menyiapkan enam subklaster penanggulangan banjir untuk mengatasi dampak kesehatan yang muncul selama musim hujan. Keenam subklaster tersebut meliputi pelayanan kesehatan, pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan, kesehatan reproduksi, kesehatan jiwa, pelayanan gizi, dan identifikasi korban mati. Dalam mengatasi banjir, Dinkes DKI Jakarta telah melaksanakan langkah-langkah mitigasi dampak kesehatan dalam tiga tahap, yaitu prakrisis, krisis, dan pasca krisis. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menjaga kebersihan lingkungan, dan menguatkan kerja sama dengan petugas kesehatan.