indotim.net (Rabu, 06 Maret 2024) – Pertemuan antara CEO Tesla, Elon Musk, dengan mantan presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terjadi di Palm Beach, Florida, pada Minggu (3/3) lalu. Elon Musk, sosok terkaya di dunia, datang bersama sejumlah donatur Partai Republikan. Pertemuan ini menjadi sorotan banyak pihak, lalu apa sebenarnya yang dibahas dalam pertemuan tersebut?
Menurut laporan CNBC pada Rabu (6/3/2024), informasi ini pertama kali muncul di The New York Times. Sebagai surat kabar tertua di dunia, The New York Times mengutip tiga narasumber anonim yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Pada Sabtu (2/3), dua jet pribadi milik Elon Musk dan Donald Trump terpantau mendarat di sebuah bandara dekat Palm Beach. Kehadiran pesawat tersebut terungkap melalui layanan bernama ‘Elon Jet’ yang mengumpulkan data pesawat dari sumber terbuka untuk melacak 125 jet pribadi milik politisi, selebriti, dan pemimpin perusahaan besar.
Trump sedang mengumpulkan pendonor agar bisa maju dalam Pemilu AS 2024 melawan Joe Biden. Namun, belum jelas jika pertemuan antara keduanya menandakan Elon Musk bakal mendukung Donald Trump dalam Pemilu AS. Perwakilan Elon Musk dan Donald Trump tidak merespons saat dimintai konfirmasi soal kabar pertemuan tersebut.
Kendati demikian, hubungan antara Elon Musk dan Donald Trump tidak selalu mulus. Pada Juli 2017, Elon diketahui meninggalkan jajaran Dewan Penasihat Presiden setelah Amerika Serikat mengumumkan penarikan diri dari Perjanjian Iklim Paris, yang juga dikenal sebagai Paris Accords.
Sekitar lima tahun setelah pertemuan mereka, pada tahun 2022, Trump menyebut Elon sebagai ‘artis penuh omong kosong’. Meskipun Trump mengklaim bahwa Elon mendukungnya dalam Pemilu AS, namun klaim tersebut langsung dibantah oleh Elon secara terbuka. Di lain sisi, Elon tidak ragu untuk mengkritik Trump dan Joe Biden tanpa menyensor dirinya.
Saat ditanya mengenai pertemuan kontroversial antara dirinya dan Presiden Donald Trump, CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, menegaskan bahwa meskipun ada perbedaan pandangan politik, ia tidak membenci Trump.
Dalam sebuah cuitan di akun Twitter pribadinya pada Juli 2022, Musk menulis, “Saya tidak membenci orang itu, namun inilah waktunya bagi Trump untuk gantung topi dan berlayar menuju matahari terbenam.”
“Demokrat juga harus membatalkan serangan tersebut, jangan membuat seolah-olah satu-satunya cara Trump untuk bertahan adalah dengan mendapatkan kembali kursi kepresidenan,” lanjutnya.
Sebelum pertemuan tersebut terjadi, publik menunggu dengan antusias untuk melihat bagaimana interaksi antara dua tokoh kontroversial ini. Banyak spekulasi muncul mengenai pembicaraan apa yang akan terjadi serta kemungkinan dampaknya terhadap berbagai aspek.
Sejak membeli Twitter dan mengubahnya menjadi X, Elon Musk semakin gencar menyuarakan ideologinya. Dia kerap terlihat bersama berbagai pemimpin politik sayap kanan di berbagai penjuru dunia.
Pertemuan antara Elon Musk dan Donald Trump pada Mei 2022 menuai banyak spekulasi. Elon meyakini pemerintahan Joe Biden berupaya keras untuk merugikan Tesla, meskipun perusahaan ini telah menjadi pemimpin di industri kendaraan listrik.
Pada enam bulan setelahnya, Biden diminta pendapatnya tentang potensi Elon Musk sebagai ancaman keamanan nasional. Biden mengungkapkan bahwa kerja sama dan hubungan Elon Musk dengan negara lain harus dipantau secara cermat.
Pada akhir 2023, Elon Musk mengaku kemungkinan besar akan memilih Gubernur Florida, Ron DeSantis, dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat. Meski begitu, DeSantis telah menghentikan kampanyenya pada Januari dan menegaskan dukungannya untuk Trump.
Sebelumnya, Elon Musk menegaskan bahwa ia tidak akan memberikan dukungan kepada Joe Biden dalam pemilihan Presiden AS. Namun, dalam pertemuan terbarunya dengan Donald Trump, ia tidak sepenuhnya menutup kemungkinan untuk memberikan dukungannya kepada Trump.
“Saya tidak mengatakan akan memilih Trump,” ungkap Musk tanpa meninggalkan detail lebih jauh.
Kesimpulan
Elon Musk dan Donald Trump terlihat bersekutu dalam pertemuan yang menarik perhatian banyak pihak. Meskipun masih merupakan misteri tentang apa yang sebenarnya dibahas dalam pertemuan tersebut, hubungan antara keduanya telah menarik sejumlah spekulasi dari publik. Dengan sejarah hubungan yang tidak selalu mulus, pertemuan ini menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan dukungan Elon Musk terhadap Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS 2024.