indotim.net (Sabtu, 13 Januari 2024) – Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengungkapkan mengenai posisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang selama 10 tahun tidak berada dalam pemerintahan. Ganjar menyampaikan bahwa upaya besar telah dilakukan, baik dalam bentuk upaya kerja keras maupun pengorbanan, untuk memperoleh kemenangan di Pilpres 2014 pada saat itu.
Hal itu diungkapkan oleh Ganjar saat bertemu dengan tim pemenangan daerah (TPD), calon legislator (caleg) partai koalisi, dan relawan Ganjar-Mahfud di Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (13/1/2024). Awalnya, Ganjar bercerita tentang peristiwa kudatuli PDIP pada tanggal 27 Juli 1996.
“Masih ingat tanggal 27 Juli, PDIP menghadapi serangan yang sangat hebat. Namun, kita tidak pernah menyerah, kita tetap melawan dan kita adalah orang-orang yang taat aturan,” ujar Ganjar.
“Pada tahun 1997, kita tidak ikut pemilu, suara kita diserahkan kepada PPP, teman. Sebenarnya, kita juga ingin memberikan suara kepada Perindo, tetapi pada waktu itu Perindo belum ada,” sambung Ganjar.
Ganjar menyampaikan tentang peristiwa Kudatuli pada tahun 1996 dan kemenangan PDIP dalam Pilpres 2014. Meskipun situasi demokrasi naik turun, PDIP tetap menjadi bagian yang penting dalam sejarah. Ganjar mengajak para pendukungnya untuk belajar dari Presiden Soekarno agar tidak melupakan sejarah tersebut.
“Pada tahun 99, kami menang. Karena apa? Karena rakyat bersama,” ujar Ganjar.
Mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, membahas mengenai peristiwa Kudatuli 1996 dan kemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam Pemilihan Presiden tahun 2014. Dalam pernyataannya, Ganjar mengungkapkan bahwa selama 10 tahun PDIP berada dalam posisi oposisi.
Ganjar menjelaskan bahwa masa-masa itu akhirnya membuahkan hasil ketika Presiden Joko Widodo berhasil memenangkan Pilpres. Keberhasilan ini menjadi suatu pencapaian yang telah lama dinantikan oleh partai tersebut.
“Partai saya dihukum selama kurang lebih 10 tahun karena tidak memimpin. Dan akhirnya kita berhasil memenangkan pemilu lagi dan bahkan mendudukkan seorang presiden yang berasal dari kader PDIP,” ujar Ganjar.
Ganjar menyampaikan bahwa kemenangan tersebut merupakan hasil dari kerja keras dan perjuangan rakyat. Ia juga mengakui bahwa masih mengingat dengan jelas wajah-wajah rakyat yang mendukung saat itu.
“Saya tahu keringat Anda, harta Anda, tenaga Anda pada saat Anda semua diberi kemenangan pada saat itu. Kita semua tidak pernah lupa akan kondisi itu. Kami tidak pernah melupakannya,” jelas Ganjar.
Karena itu, Ganjar mengajak para pendukungnya untuk bergerak. Beliau mengakui bahwa suara di Surabaya merupakan salah satu wilayah yang sangat diperebutkan.
“Tidak mengherankan jika banyak yang ingin datang ke Surabaya untuk mendapatkan suara warga dengan berbagai cara,” ujar Ganjar.
Mantan Anggota DPR RI, Ganjar, mengungkapkan pandangannya mengenai peristiwa Kudatuli yang terjadi pada tahun 1996 serta kemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam Pemilihan Presiden tahun 2014.
Dalam pernyataannya, Ganjar juga menyerukan kepada para pendukungnya untuk memperkuat solidaritas. Dia juga meminta relawan-relawan untuk tidak takut dengan hasil survei yang saat ini tersedia.
“Jangan khawatir, tidak perlu takut. Ketika ada hasil survei, kita perlu memperhatikan hasil survei tersebut. Namun, kita juga tidak perlu khawatir karena kita memiliki peralatan yang lebih canggih daripada yang ada. Tentu saja, kita perlu selalu bergerak,” ujar Ganjar.
Kesimpulan
Ganjar Pranowo, calon Presiden nomor urut 3, mengungkapkan peristiwa Kudatuli tahun 1996 dan kemenangan PDIP dalam Pilpres 2014. Selama 10 tahun berada dalam posisi oposisi, PDIP akhirnya meraih kemenangan yang lama dinantikan. Ganjar mengajak para pendukungnya untuk belajar dari sejarah dan memperkuat solidaritas untuk menghadapi pemilihan mendatang.