Gegar Pembunuhan di Udara: Khasus Penumpang Vs Pramugari di Pesawat ANA

indotim.net (Rabu, 17 Januari 2024) – Sebuah pesawat maskapai Jepang, ANA atau All Nippon Airways, yang sedang dalam perjalanan menuju Amerika Serikat (AS) terpaksa kembali ke bandara Tokyo karena seorang penumpang yang dalam kondisi mabuk menggigit seorang awak kabin.

Seperti dilansir AFP, Rabu (17/1/2024), juru bicara maskapai ANA mengungkapkan bahwa seorang penumpang, yang dilaporkan seorang pria berusia 55 tahun dan diduga sebagai warga negara AS, menggigit lengan seorang awak kabin wanita dengan keras. Insiden ini terjadi ketika penumpang tersebut dalam kondisi “mabuk berat”.

Akibat gigitan tersebut, seorang awak kabin mengalami luka ringan pada lengannya.

Kejadian ini mengakibatkan pilot pesawat memutuskan untuk kembali terbang melintasi Pasifik menuju Bandara Haneda di Tokyo, yang merupakan tempat lepas landas penerbangan dengan membawa 159 penumpang.

Setelah pesawat mendarat dengan aman, penumpang yang melakukan tindakan tersebut, yang identitasnya tidak diungkap ke publik, langsung diamankan dan diserahkan ke polisi setempat.

Dilansir oleh stasiun televisi lokal, TBS, penumpang yang melakukan tindakan tersebut mengakui saat diinterogasi oleh penyelidik kepolisian bahwa ia “tidak ingat sama sekali” dengan perilakunya di dalam pesawat.

Insiden tersebut menimbulkan kehebohan di media sosial, di mana banyak pengguna membandingkannya dengan kisah horor dan bahkan menyamakannya dengan “awal film-film zombie”.

Kejadian memilukan terjadi dalam penerbangan Pesawat ANA pada hari Selasa (tanggal), ketika seorang penumpang digadang-gadang sebagai biang keladi keributan. Tidak hanya itu, penumpang tersebut bahkan secara tiba-tiba menggigit salah satu pramugari yang sedang bertugas.

Pasca insiden tersebut, pilot memutuskan untuk kembali ke bandara asal untuk mengamankan situasi dan memberikan perawatan medis pada pramugari yang menjadi korban gigitan.

READ  Golkar: Jokowi di Pemerintahan ke Depan

Saksikan juga ‘Detik-detik Kecelakaan Pesawat yang Tewaskan Pilot di Chili’:

Sementara banyak yang menyesalkan serangkaian insiden dalam industri penerbangan Jepang sepanjang tahun ini, tercatat ada setidaknya empat insiden yang menjadi berita utama hanya dalam waktu dua minggu.

Insiden yang sangat serius terjadi pada tanggal 2 Januari, ketika sebuah pesawat penumpang yang dioperasikan oleh maskapai Japan Airlines terlibat dalam kecelakaan dengan pesawat penjaga pantai yang lebih kecil ukurannya di landasan Bandara Haneda. Berita baiknya, seluruh 379 penumpang dan kru pesawat Japan Airlines berhasil dievakuasi dengan cepat.

Namun, dalam kejadian tersebut, lima dari enam personel Otoritas Penjaga Pantai Jepang tewas. Mereka sebenarnya dalam perjalanan untuk membantu dalam penyaluran bantuan bagi korban gempa di bagian tengah Jepang.

Pada Minggu (14/1) waktu setempat, terjadi kejadian yang menggegerkan saat seorang penumpang menggigit seorang pramugari di dalam pesawat ANA. Akibat kejadian ini, pesawat terpaksa kembali ke Bandara tujuan awal.

Insiden lainnya juga terjadi pada hari yang sama di Bandara Chicago, AS, di mana pesawat ANA “kontak” dengan pesawat Delta Air Lines. Beruntungnya, tidak ada korban luka dalam insiden tersebut.

Sebuah penerbangan maskapai ANA lainnya terpaksa kembali ke bandara pada Sabtu (13/1) lalu setelah retakan ditemukan di jendela kokpit pada pesawat jenis Boeing 737-800 tersebut.

Insiden terbaru terjadi pada Selasa (16/1) kemarin, ketika ujung sayap pesawat Korean Air menabrak pesawat Cathay Pacific yang sedang kosong saat melaju di landasan bandara Hokkaido. Insiden tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa.

Kesimpulan

Insiden gegar pembunuhan di udara yang melibatkan penumpang dan pramugari di Pesawat ANA memperlihatkan betapa seringnya insiden serius terjadi dalam industri penerbangan Jepang. Dalam beberapa minggu terakhir, tercatat beberapa insiden yang mendapat perhatian luas, termasuk kecelakaan pesawat dengan pesawat penjaga pantai, penumpang yang menggigit pramugari, dan tabrakan pesawat dengan pesawat lainnya. Insiden ini menimbulkan keprihatinan mengenai keamanan dalam penerbangan di Jepang dan perlunya tindakan yang lebih baik untuk mengatasi masalah ini.

READ  Dukung Ganjar Mahfud, Calon Baru di Pemilihan Presiden 2024, PMI Jepang Gelar Diskusi Pondok 3 Jari