Jerman Dalam Krisis Transportasi: Lufthansa Hari ini, Angkot Besok

indotim.net (Kamis, 29 Februari 2024) – Serikat pekerja Jerman, Verdi, secara tiba-tiba, 12 jam sebelumnya, mengeluarkan himbauan kepada anggotanya yang bekerja di bagian darat Lufthansa untuk melakukan mogok kerja selama tiga hari.

Mogok kerja yang diserukan mendadak ini dimulai pada hari Rabu (28/02). Duduk perkaranya: Masih seputar perselisihan soal upah antara maskapai penerbangan Jerman itu dan serikat pekerja.

Sebelumnya, Verdi telah memimpin dua aksi pemogokan yang berlangsung lebih dari satu hari penuh dalam konflik tersebut, yang mengakibatkan pembatalan ratusan penerbangan di pusat transportasi udara utama Jerman.

Konflik antara serikat pekerja layanan publik Verdi yang mewakili pegawai di sektor transportasi dan perusahaan penerbangan Lufthansa telah mencapai titik kritis.

Pengumuman yang dikeluarkan oleh serikat buruh Verdi ini disampaikan hanya tujuh hari setelah pemogokan sebelumnya yang dilakukan personel lapangan pada tanggal 20 Februari lalu.

Sejak itu, Lufthansa telah mengajukan penawaran lain yang “lebih baik”, demikian menurut Kepala Sumber Daya Manusia Lufthansa, Michael Niggemann. Penawaran dari maskapai Jerman itu termasuk mengajukan kenaikan gaji pertama dari dua kenaikan gaji sejak Desember hingga Maret tahun ini dan pembayaran bonus kompensasi inflasi €3.000 yang lebih cepat.

Namun Verdi sekali lagi menolak tawaran tersebut karena dianggap “tidak mencukupi”, dan mengulangi tuntutannya untuk kenaikan sebesar 12,5% atau kenaikan bulanan minimum sebesar €500. Pembicaraan putaran kelima dijadwalkan pada tanggal 13 dan 14 Maret.

Sebagai upaya penyelesaian, pihak manajemen telah bersedia untuk memberikan kenaikan gaji sebesar 6% dalam dua tahap kepada para pekerja. Namun, serikat pekerja menegaskan bahwa permintaan kenaikan 12,5% atau minimal €500 per bulan adalah hal yang tidak bisa ditawar.

READ  BNPB Menargetkan Vaksinasi Hewan Rabies di NTT Selesai Maret 2024: Langkah Penting Mendukung Keselamatan

Pemogokan yang terus melanda Jerman memasuki babak baru ketika maskapai penerbangan terbesar negara tersebut, Lufthansa, bergabung dalam rentetan aksi mogok yang mengganggu. Diperkirakan, besok giliran para sopir angkutan umum yang akan turut serta dalam unjuk rasa tersebut.

Lufthansa mengecam tindakan mogok yang diumumkan mendadak itu, hanya 12 jam sebelum aksi berlangsung, sebagai “sikap eskalatif yang tidak masuk akal dan sama sekali tidak tepat.” Pihak maskapai juga menyatakan telah memberikan penawaran yang lebih baik kepada serikat pekerja terkait masalah tersebut.

Verdi: Penumpang tidak boleh terkena dampak pemogokan

Menuduh Lufthansa gagal melakukan mediasi, serikat pekerja tersebut mengatakan bahwa mereka sengaja melakukan mogok kerja sedemikian rupa, agar tidak mengganggu penumpang. Namun ditekankan Verdi, bahwa hal ini dapat berubah di masa depan jika tuntutan tidak dipenuhi.

“Pada langkah pertama kami, kami menanggapi upaya perusahaan untuk mengatasi masalah ini dengan tidak mengganggu penumpang,” kata kepala negosiator Verdi, Marvin Reschinsky.

“Namun, jika perilaku tidak bertanggung jawab dari Lufthansa ini terus berlanjut, kami menyesal bahwa penumpang juga akan segera terkena dampak pemogokan lagi. Lufthansa bertanggung jawab untuk mencegah hal itu,” demikian ditekankan serikat buruh Jerman tersebut.

Pemogokan terbaru di Jerman tengah menggema seiring gelombang aksi mogok di berbagai sektor industri, termasuk di bidang kereta api. Bersamaan dengan pemogokan Lufthansa, pekerja angkutan umum lokal di berbagai kota Jerman juga akan mogok pada hari Kamis (29/02) dan Jumat (01/03) pekan ini, menuntut kenaikan gaji.

Bagaimana dampak pemogokan terhadap perekonomian Jerman?

Bank sentral Jerman, Bundesbank, menyebut pemogokan tersebut sebagai salah satu faktor potensial yang menyebabkan Produk Domestik Brutto (PDB) negara tersebut berkontraksi sebesar 0,3% tahun-ke-tahun (year-on-year) pada kuartal terakhir tahun 2023 dan menyusut sepanjang tahun jika digabungkan.

READ  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Minta Diawasi Kasus Tragis Santri Tewas di Ponpes Kediri

Menjelang pemogokan terakhir Lufthansa pada tanggal 20 Februari, Bundesbank menyatakan bahwa “tidak bisa diabaikan bahwa berbagai pemogokan, termasuk di sektor transportasi seperti kereta api dan penerbangan, berdampak negatif bagi produktivitas.”

Pemerintah Jerman pekan lalu secara drastis menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonominya untuk tahun 2024.

Hal ini disebabkan oleh gelombang pemogokan yang terus melanda negara tersebut, mempengaruhi berbagai sektor industri dan transportasi.

Belum usai dengan pemogokan di Lufthansa, Jerman kembali disibukkan dengan mogok angkutan umum. Sejak beberapa hari terakhir, warga Jerman terpaksa mencari alternatif transportasi akibat gangguan ini.

Pemogokan yang terjadi di beberapa sektor ini semakin menambah kesulitan bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Banyak yang terpaksa mencari solusi lain agar tetap dapat beraktivitas dengan lancar.

Setelah Lufthansa, kini giliran layanan transportasi umum di Jerman yang terancam mogok. Rencananya, aksi mogok akan dilakukan oleh para pengemudi angkot di berbagai kota besok.

Keputusan tersebut diambil sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan para pekerja transportasi. Para pengemudi angkot mengklaim bahwa kondisi ekonomi mereka semakin terpuruk karena dampak dari kebijakan tersebut.

Sebagian besar warga Jerman khawatir dengan dampak mogok ini terhadap mobilitas mereka sehari-hari. Beberapa pekerja yang bergantung pada angkot untuk berangkat dan pulang kerja merasa kebingungan dengan kemungkinan gangguan layanan transportasi.

Lihat juga Video: Protes Uni Eropa, Petani Polandia Blokade Jalan ke Jerman Pakai Traktor