indotim.net (Senin, 11 Maret 2024) – Perkembangan teknologi yang semakin mutakhir pada kendaraan bermotor saat ini ibarat pisau bermata dua. Hal ini dapat sangat membantu performa kendaraan, namun juga meningkatkan risiko kecelakaan yang dapat berujung pada korban jiwa.
Investigator senior dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan menjelaskan pentingnya pengetahuan teknologi kendaraan bagi para pengemudi. Terutama bagi para pengemudi truk yang seringkali hanya bisa mengoperasikan kendaraan tanpa memahami teknologi di dalamnya.
“Teknologi ini bisa membantu dan juga mencelakakan makanya kalau dalam ilmu safety disebut system interface machine. Bahwa pengemudi harus memahami teknologi yang dihadapinya, semua pilot itu harus paham dengan semua pesawat yang akan dibawa,” kata Wildan di Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2024, Jakarta, (8/3/2024).
Wildan menjelaskan, dari hasil investigasi yang dilakukan pihaknya, kecelakaan truk sering terjadi karena ketidakpahaman pengemudi terhadap kendaraan yang mereka kendarai.
“Kita menemukan banyak sekali kecelakaan dari hal yang simpel ya, basic. Contohnya sistem rem, rem bus itu ada tiga macam, full hydraulic brake yang berbasis dengan sistem rem hidrolis, kemudian air over hydraulic brake kombinasi pneumatic dan hidrolis, kemudian ada full air brake yang murni menggunakan pneumatic. Itu karakteristiknya beda, pengemudi kita nggak pahami itu dan kami menemukan banyak sekali kecelakaan konyol yang seharusnya nggak perlu terjadi kalau pengemudi itu paham,” jelasnya.
Ia dan timnya menekankan pentingnya para pengemudi untuk memiliki pengetahuan dan pelatihan yang lengkap sebelum mengemudikan truk. Banyak kecelakaan diketahui terjadi akibat kesalahan berbasis keterampilan.
Skill based error ini disebabkan oleh ketidakpahaman pengemudi terhadap teknologi kendaraan. Meskipun bukan faktor utama, ketidakpahaman pengemudi patut mendapat perhatian khusus.
Menyikapi kecelakaan truk yang terus terulang, Wildan mengungkapkan bahwa pelatihan yang saat ini diselenggarakan tidak mencerminkan kondisi di lapangan.
Menyikapi kecelakaan yang terus terulang, seorang ahli menyampaikan pandangannya terkait kurangnya pemahaman dasar yang dimiliki oleh sebagian sopir. Menurutnya, pelatihan yang diselenggarakan belum memadai karena tidak didasarkan pada temuan-temuan yang relevan.
“Contohnya, penyebab kecelakaan bisa disebabkan oleh kurangnya keterampilan mengemudi, seperti ketidakmampuan pengemudi dalam membedakan antara hand brake pada full air brake dengan hydraulic brake. Berbeda halnya antara service brake dengan parking brake, namun sayangnya beberapa pengemudi tidak mampu membedakannya dengan baik,” jelasnya.
Kasus kecelakaan yang terjadi di daerah Guci adalah contoh nyata dari ketidaktahuan pengemudi dalam membedakan antara service brake dan parking brake. Hal ini mengindikasikan perlunya peningkatan pemahaman dasar bagi para pengemudi truk untuk mengurangi insiden kecelakaan yang dapat terjadi.
Pada bagian sebelumnya, masalah keselamatan dalam operasional truk di Indonesia telah dibahas. Selain faktor kelelahan sopir dan ketidakhadiran alat penunjang, perlu juga dipertimbangkan aspek kesiapan para pengemudi terhadap teknologi dalam kendaraan truk modern.
Kemudian, penting bagi para pengemudi truk di Indonesia untuk mendapatkan pelatihan yang memadai dan pengetahuan yang mendalam terkait teknologi kendaraan. Setiap truk memiliki teknologi yang berbeda, oleh karena itu pelatihan yang disesuaikan sangat crucial untuk memastikan pemahaman yang baik serta ketrampilan yang sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada dan juga pengalaman yang telah terjadi sebelumnya.
Persoalan kecelakaan truk yang terus terulang menjadi perhatian serius bagi banyak pihak. Menurut sumber terpercaya, “Contoh nih Hino, Hino ini udah semua finding-nya KNKT dijadikan kurikulum. Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi di mobil Pertamina itu semuanya digodok jadi kurikulum biar gimana caranya tidak akan terjadi kecelakaan yang sama,” ucapnya.
Jika pelatihan yang diberikan pada para pengemudi truk ini berdasarkan dari temuan kecelakaan dan diterapkan oleh semua pelaku industri di Indonesia, maka baginya ini menjadi hal yang dinamis dan bagus. Wildan menyebut hal itu seperti yang dilakukan di dunia penerbangan.
Selain itu, peningkatan kualitas pengemudi truk juga menjadi kunci utama untuk mengurangi angka kecelakaan yang terus mengkhawatirkan. Dengan peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan sopir, diharapkan situasi keamanan di jalan raya dapat lebih terjaga dengan baik.
Menyikapi tingginya angka kecelakaan truk yang terus terjadi, Wildan memberikan pandangannya. “Nah kalau ini diadopsi oleh semua pelaku yang diseluruh Indonesia, itu sangat bagus jadi pelatihan itu dinamis. Ini yang dilakukan oleh dunia penerbangan, jadi di dunia penerbangan yang namanya pelatihan itu adalah berbasis pada temuan semua KNKT di seluruh dunia,” tutup Wildan.