indotim.net (Sabtu, 13 Januari 2024) – Dua anggota keluarga yang mengalami kelumpuhan di Lebak, Banten, telah dirujuk ke RSUD Adjidarmo untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan intensif.
Dua anggota keluarga yang dirujuk adalah Maman Abdurahman dan Sumantri. Mereka mengidap kelumpuhan paling akhir dibanding anggota keluarga lainnya.
“Iya sudah dirujuk tapi baru dua orang,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Lebak, dr Budhi Mulyanto, saat dimintai konfirmasi, Sabtu (13/1/2024).
“Pertimbangannya mereka baru mengidap gejala kelumpuhan ini, dengan harapan bisa sembuh dan memotivasi anggota keluarga yang lain agar mau menjalani pengobatan,” sambungnya.
Pasien akan menjalani pemeriksaan dan perawatan seperti fisioterapi. Perawatannya dilakukan secara bertahap dengan rawat jalan.
“Saat ini sedang menjalani rangkaian pemeriksaan untuk menetapkan diagnosis aktual dan rencana rehabilitasi medik. Pasien dirawat jalan dan direncanakan pemeriksaan lanjutan hari Senin,” jelasnya.
Budhi menyampaikan bahwa perawatan ini disediakan secara gratis. Pasien juga mendapatkan bantuan dari puskesmas atau desa saat menjalani jadwal kontrol. Di rumah, pasien juga akan terus dipantau oleh tenaga kesehatan dari puskesmas.
“Para penderita memiliki jaminan kesehatan seperti JKN atau BPJS, jadi dijamin,” kata sumber terkait.
Satu keluarga di Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur, Lebak, Banten, mengalami kelumpuhan. Kondisi ini sudah mereka derita selama puluhan tahun.
Kelumpuhan telah melanda 2 anggota keluarga yang tinggal di Lebak. Keluarga ini menjalani hidup dengan tinggal di sebuah rumah panggung yang terletak di tengah hutan. Untuk membantu mereka beraktivitas sehari-hari, bilah bambu dipasang sebagai petunjuk arah di sekeliling rumah.
Total terdapat tujuh orang yang mengalami kelumpuhan pada bagian kaki atau badan. Beberapa anggota keluarga masih dapat berpindah tempat meskipun memerlukan usaha yang luar biasa.
Kesimpulan
Dua anggota keluarga yang mengalami kelumpuhan di Lebak, Banten telah dirujuk ke RSUD Adjidarmo untuk menjalani perawatan intensif. Mereka sedang menjalani pemeriksaan dan perawatan seperti fisioterapi dengan harapan bisa sembuh dan memotivasi anggota keluarga lainnya untuk menjalani pengobatan. Selain itu, perawatan ini disediakan secara gratis dan pasien juga mendapatkan bantuan dari puskesmas atau desa saat menjalani jadwal kontrol. Meskipun kelumpuhan telah melanda beberapa anggota keluarga selama puluhan tahun, mereka masih berusaha beraktivitas sehari-hari dengan bantuan petunjuk arah yang dipasang di sekeliling rumah.