indotim.net (Selasa, 05 Maret 2024) – Keluhan dari konsumen mengenai motor listrik Polytron Fox-R semakin santer terdengar. Kali ini, Firdaus, pemilik salah satu unit motor listrik tersebut, mengungkapkan bahwa kendaraannya mengalami berbagai masalah, terutama terkait dengan ban dan pengecasan. Padahal, Firdaus baru menggunakan motor tersebut kurang dari setahun.
Sebagai informasi, Polytron Fox-R memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan motor listrik konvensional. Pasalnya, dalam proses pembelian unitnya, produsen Polytron menawarkan opsi sewa baterai yang dapat menurunkan harga kendaraan secara signifikan. Konsumen hanya perlu membayar angsuran bulanan sesuai kesepakatan.
Firdaus mengakui bahwa saat pertama kali menggunakan Polytron Fox-R, tidak ada masalah sama sekali. Bahkan menurutnya, performa dan teknologi kendaraan ramah lingkungan itu sangat mengesankan.
“Di bulan pertama penggunaan, Polytron memberikan kebijakan sewa baterai secara gratis. Sebabnya konsumen belum dapat mengendarai motor sepenuhnya karena belum dilengkapi dengan surat resmi dan nomor kendaraan,” ujar Firdaus kepada detikOto, pada hari Selasa (5/3).
“Bulan selanjutnya, setelah surat dan nomor kendaraan sudah lengkap, saya diminta membayar biaya sewa baterai sebesar Rp 200.000 yang dikirimkan melalui email. Tagihan selalu dikeluarkan pada awal bulan dan apabila terlambat, motor secara otomatis akan terkunci dan tidak dapat melaju dengan kecepatan melebihi 20 kilometer per jam,” ungkapnya.
Beberapa bulan setelah pembelian, kendaraan mulai menunjukkan masalah. Ban belakang sering kehilangan tekanan tanpa adanya paku atau benda tajam lain yang menancap di komponen tersebut.
“Udah dibenerin di bengkel ban di pom bensin, katanya pentil ban yang kendur jadi bikin masalah. Tapi, pas udah diservis, tetep aja kambuh,” jelas konsumen yang enggak puas dengan pelayanan.
“Pada Desember 2023, masalah ban belakang itu muncul lagi. Bengkel motor di dekat rumah saya menyimpulkan bahwa penyebabnya adalah pelek yang tidak presisi dengan karet ban, sehingga tekanan udara dapat keluar dari sisi dinding ban,” ungkapnya.
Setelah beberapa bengkel motor mengakui keterbatasan dalam menangani ban Fox-R yang bocor, Firdaus memutuskan untuk mengajukan keluhan ke Customer Service Polytron. Setelah mengisi formulir yang diminta, laporan keluhan Firdaus selesai dibuat pada tanggal 8 Januari 2024.
Tidak lama setelahnya, seorang teknisi dari service center Polytron di Jakarta segera menghubungi konsumen untuk menanyakan permasalahan yang terjadi. Namun, konsumen menyatakan bahwa komunikasi berhenti di situ saja, tanpa adanya respons atau tindakan lanjutan selama lebih dari seminggu.
Perjalanan penuh keluhan konsumen terhadap motor listrik Polytron tak kunjung berakhir. Kali ini, setelah melakukan servis di service center, masalah motor tersebut malah kembali muncul.
Sebelumnya, konsumen telah melaporkan gangguan pada motor listrik Polytron mereka. Sampai akhirnya, teknisi datang ke rumah, mencopot ban dari motor, dan membawa motor tersebut ke service center untuk diperbaiki. Namun, proses ini tak berjalan mulus. Total waktu yang dibutuhkan hampir satu bulan, mulai dari awal laporan hingga ban selesai diservis dan dipasang kembali ke motor.
Masalah ternyata masih belum terselesaikan setelah ban bocor. Motor tersebut kemudian mengalami kendala lain, yaitu tidak bisa di-charge. Firdaus kembali melaporkan masalah ini kepada pihak Polytron.
“Apakah masalah selesai? Jawabannya belum. Hanya selang beberapa hari ban kembali bocor setelah diservis. Saya kemudian menghubungi Costumer Service Polytron dan sampai saat ini motor masih belum bisa digunakan,” ungkapnya.
Namun, dalam proses perbaikan yang tak kunjung selesai itu, Firdaus justru terus-terusan dihubungi tim Polytron untuk melakukan pembayaran sewa baterai. Hal ini membuat dia tidak bisa menggunakan motor listrik tersebut.
“Saya akhirnya harus membayar biaya sewa, meskipun motor tetap tak dapat digunakan setelah diservis. Dengan kondisi seperti ini, klaim bahwa motor listrik lebih ‘irit’ daripada motor bensin sepertinya menjadi tidak relevan,” tegasnya.
Tanggapan Polytron
Direktur Komersial Polytron, Tekno Wibowo, menyatakan bahwa pihaknya masih belum dapat memberikan komentar yang banyak terkait kasus tersebut. Hal ini disebabkan oleh belum adanya kesempatan untuk melihat secara langsung dan mendapatkan detail kerusakan yang terjadi.
“Belum bisa banyak komentar, karena saya tidak tahu detail masalahnya. Biasanya kalau ada keluhan customer yang tidak bisa diselesaikan (tim) servis pasti selalu di-follow up tim khusus RCM,” respons Tekno saat dihubungi di DetikOto.
Keluhan konsumen terhadap motor listrik Polytron yang sering mengalami masalah setelah diservis kembali menarik perhatian. Namun, sebagai produsen, Tekno memiliki komitmen untuk memastikan bahwa konsumen mendapatkan layanan terbaik.
“Saya akan cek di tempat kita, kemungkinannya memang ban yang bermasalah, kita akan bantu cek,” kata dia.