indotim.net (Jumat, 01 Maret 2024) – Sebuah kantor dokter gigi di California, Amerika Serikat (AS) menjadi saksi tragedi mengerikan ketika sedikitnya satu orang tewas dan dua lainnya terluka akibat penembakan maut. Pelaku penembakan tersebut masih dalam daftar buronan kepolisian setempat.
Seperti dilansir AFP, Jumat (1/3/2024), kepolisian kota El Cajon, yang berjarak 30 kilometer di luar San Diego, California, pada Kamis (29/2) waktu setempat mengumumkan perburuan terhadap seorang tersangka berusia 29 tahun yang disebut “bersenjata dan berbahaya” yang melarikan diri dari lokasi penembakan.
Otoritas kepolisian setempat menggambarkan insiden itu sebagai “peristiwa penembakan aktif”.
Laporan televisi lokal KUSI menyebut dua orang yang mengalami luka-luka telah dilarikan ke rumah sakit dan kini dalam kondisi stabil.
Pihak berwenang belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai korban yang meninggal dunia akibat penembakan tersebut.
Kekerasan bersenjata kerap terjadi di Amerika Serikat, di mana jumlah senjata api melebihi jumlah penduduknya dan sekitar sepertiga warga dewasa memiliki senjata api.
Seraya ambulans membawa korban ke rumah sakit, kepolisian terus menyelidiki kasus penembakan misterius ini. Ada kekhawatiran bahwa pelaku masih berkeliaran. “Kami menghimbau warga untuk tetap waspada dan segera melaporkan kepada polisi jika melihat perilaku mencurigakan,” kata Kepala Polisi setempat.
Saksi mata yang berada di sekitar lokasi kejadian juga diminta untuk memberikan keterangan kepada petugas. “Saya melihat seorang pria berlari keluar dari kantor dokter gigi sambil membawa senjata,” ujar seorang saksi dalam wawancara eksklusif.
Ditengarai motif penembakan tersebut adalah masalah pribadi antara korban dan pelaku. Namun, polisi belum memberikan informasi resmi terkait hal ini. Masyarakat pun diimbau agar tidak membuat asumsi sendiri sebelum ada klarifikasi dari pihak berwajib.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa mayoritas warga AS secara teori mendukung regulasi senjata api yang lebih ketat. Namun lobi senjata api yang kuat dan para pemilih yang mendukung budaya hak kepemilikan senjata di negara itu telah berulang kali membuat Kongres AS sulit mengambil tindakan secara politis.
Mahkamah Agung AS yang terpecah, pada Rabu (28/2) waktu setempat, sedang mendengarkan argumen terkait legalitas “bump stock” — perangkat sederhana yang memungkinkan tembakan cepat dari senjata semi-otomatis.
Proses hukum itu bermula dari penembakan massal terburuk dalam sejarah AS, pada Oktober 2017 lalu, ketika seorang pria menembaki kerumunan orang yang menghadiri konser musik outdoor di Las Vegas hingga menewaskan sedikitnya 58 orang dan melukai sekitar 500 orang lainnya.
Kisah horor itu lalu mencuat lagi dalam sebuah kejadian terbaru yang menimpa sebuah kantor dokter gigi di AS. Insiden tersebut menewaskan satu orang dan melukai dua orang lainnya.
Kesimpulan
Sebuah kantor dokter gigi di California, AS menjadi tempat terjadinya peristiwa penembakan maut yang menyebabkan satu orang tewas dan dua lainnya terluka. Pelaku penembakan masih dalam daftar buronan dan polisi terus melakukan perburuan. Masih belum jelas motif sebenarnya, namun otoritas mengimbau masyarakat agar tidak membuat asumsi sendiri. Kejadian ini sekali lagi memperlihatkan tantangan yang dihadapi AS dalam mengatasi kekerasan bersenjata dan keinginan untuk mengatur senjata api secara lebih ketat. Proses hukum terkait regulasi senjata juga sedang berlangsung di Mahkamah Agung AS. Kasus ini menyebabkan keprihatinan akan keamanan masyarakat dan perlunya tindakan lebih lanjut untuk mencegah peristiwa serupa terjadi di masa depan.