Wow! Penyebab Langit Biru Jakarta Ternyata Terungkap oleh BMKG!

indotim.net (Minggu, 21 Januari 2024) – Selama dua hari terakhir, langit Jakarta terlihat sangat biru dan cerah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengungkapkan penyebab fenomena langit biru ini.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa langit biru biasanya terkait dengan kondisi awan di atmosfer. Persebaran awan sangat dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin.

“Langit biru biasanya sangat terkait dengan tutupan perawanan di atmosfer. Berkumpul dan menyebarnya perawanan tergantung kondisi arah dan kecepatan angin,” kata Guswanto, ahli meteorologi dari BMKG, Minggu (21/1/2024).

“Di Jakarta, langit cerah dan biru tidak terlepas dari kondisi tekanan atmosfer,” kata narasumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Menurutnya, langit cerah dan biru terjadi saat ada perbedaan tekanan udara antara daerah tekanan tinggi dan daerah tekanan rendah. Angin pun bertiup dari daerah tekanan tinggi menuju daerah tekanan rendah.

Hal ini menyebabkan udara menjadi lebih jernih dan debu serta partikel lainnya terdorong ke atas. Akibatnya, cahaya matahari dapat tersebar dengan lebih baik dan langit terlihat cerah biru.

Dalam penjelasannya, BMKG juga mengungkap penyebab dari fenomena langit biru yang terjadi di Jakarta. Menurut Guswanto, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah prakiraan arah dan kecepatan lapisan 3000 feet.

Guswanto kemudian menjelaskan lebih lanjut dengan membeberkan analisis streamline BMKG per 21 Januari 2024. Analisis ini memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai fenomena langit biru di Jakarta.

Dalam analisis tersebut, diketahui bahwa siklon tropis Anggrek terdapat di Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu. Siklon tropis Anggrek merupakan jenis badai siklon tropis yang dapat menyebabkan angin kencang, hujan lebat, banjir, dan gelombang pasang.

READ  Warga Sukabumi Terkejut! Rasakan Getaran Gempa M 5,7 Bayah

“Siklon tropis Anggrek masih berada di Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu. Siklon ini membentuk daerah perlambatan angin (konvergensi) di Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu, dan sekitar siklon tropis serta menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) di sekitar bibit siklon tropis,” ungkapnya.

Menurut BMKG, salah satu penyebab langit biru di Jakarta adalah adanya daerah konvergensi pertemuan angin. Daerah ini juga mencakup Laut Jawa.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa langit biru yang terlihat di Jakarta disebabkan oleh adanya daerah konvergensi dan pertemuan angin di beberapa wilayah.

Menurut BMKG, ada daerah konvergensi yang terpantau di Samudra Hindia Barat Daya Lampung, Banten, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Banda, dan Laut Seram. Selain itu, daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terpantau dari Laut Jawa hingga Laut Arafuru.

Informasi ini disampaikan oleh BMKG untuk menjelaskan fenomena langit biru yang terjadi di Jakarta.

Menurut BMKG, fenomena langit biru yang terjadi di Jakarta memiliki penyebab tertentu. Kondisi ini bisa berpotensi membuat pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis.

“Kondisi tersebut menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis/bibit siklon tropis/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah low level jet/konvergensi/konfluensi tersebut,” kata seorang narasumber dari BMKG.

Kesimpulan

Penyebab langit biru Jakarta yang cerah selama dua hari terakhir telah terungkap oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Menurut BMKG, langit biru terkait dengan persebaran awan di atmosfer yang dipengaruhi oleh arah dan kecepatan angin. Perbedaan tekanan udara antara daerah tekanan tinggi dan rendah juga berkontribusi pada langit cerah dan biru. Debu dan partikel lainnya terdorong ke atas, sehingga cahaya matahari dapat tersebar dengan baik. BMKG juga mengungkap bahwa fenomena langit biru di Jakarta berkaitan dengan keberadaan daerah konvergensi dan pertemuan angin di beberapa wilayah, seperti Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu, Laut Jawa, dan sekitarnya. Fenomena ini dapat mempengaruhi pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis.

READ  Terasa Gempa di Luar Jakarta: Wilayah Guncang M 5,7 di Bayah Banten