Pimpinan DPRD DKI Minta TransJ Ungkap Alasan Rebranding Halte yang Disorot

indotim.net (Sabtu, 13 Januari 2024) – Wakil Ketua DPRD DKI Rani Mauliani mengkritik perubahan nama sejumlah halte TransJakarta. Rani berpendapat bahwa PT TransJakarta sepertinya tidak memiliki pekerjaan yang cukup untuk dilakukan.

“Kalau tidak ada masalah yang berarti ya kenapa diganti? Seperti kurang kerjaan saja kan, padahal masih banyak kan PR TJ (TransJakarta),” kata Rani kepada wartawan, Jumat (12/1/2024).

Rani belum mengetahui alasan TransJ mengganti nama sejumlah halte tersebut. Dia akan meminta penjelasan kepada pihak TransJ terkait masalah yang membuat warga bingung ini.

“Kita perlu menanyakan alasannya terlebih dahulu, karena hanya mereka yang dapat menjawabnya,” ucapnya.

Sebelumnya, PT TransJakarta akhirnya melakukan sosialisasi perubahan nama pada sejumlah halte. Dalam sosialisasi yang diunggah melalui akun Twitter @PT_TransJakarta pada Jumat (12/1/2024), TransJakarta menjelaskan bahwa perubahan tersebut dilakukan dengan tujuan menetralisasi nama-nama halte.

“Penyesuaian beberapa nama halte ini dilakukan untuk menetralisasi nama halte,” tulis pernyataan dari TransJakarta.

Berikut ini adalah daftar nama halte yang mengalami perubahan:

Koridor 1

Sejumlah halte di Jakarta mengalami pergantian nama baru-baru ini. Perubahan ini menuai pertanyaan dari Pimpinan DPRD DKI yang meminta TransJ untuk menjelaskan alasan di balik perubahan ini. Berikut adalah beberapa halte yang mengalami pergantian nama:

  • Karet Sudirman menjadi Karet
  • Dukuh Atas 1 menjadi Dukuh Atas
  • Bank Indonesia menjadi Kebon Sirih
  • Monas menjadi Monumen Nasional
  • Olimo menjadi Taman Sari
  • Kali Besar Barat menjadi Kali Besar
  • Museum Fatahillah menjadi Museum Sejarah Jakarta

Koridor 2

– Pulogadung 1 menjadi Pulo Gadung
– ASMI menjadi Perintis Kemerdekaan
– Cempaka Timur menjadi Cempaka Mas
– RS Islam menjadi Sumur Batu
– Cempaka Tengah menjadi Cempaka Baru
– Ps Cempaka Putih menjadi Pasar Cempaka Putih
– Senen menjadi Pasar Senen
– Atrium menjadi Senen Raya
– Deplu menjadi Pejambon
– Gambir 1 menjadi Gambir
– Monas menjadi Monumen Nasional

READ  Akhir Pekan Dolar AS Melemah, Fokus Pasar Terbelah

Selengkapnya mengenai permintaan pimpinan DPRD DKI terkait penjelasan alasan perubahan nama halte TransJ dapat Anda simak di sini.

Koridor 3

Pimpinan DPRD DKI meminta pihak TransJ untuk menjelaskan alasan di balik pergantian nama beberapa halte. Beberapa halte yang mengalami perubahan nama antara lain:

  • Dispenda Samsat Barat menjadi Pulo Nangka
  • Indosiar menjadi Damai
  • Grogol 1 menjadi Grogol
  • RS Sumber Waras menjadi Roxy
  • Monas menjadi Monumen Nasional

Koridor 4

– Pulogadung 2 berubah menjadi Pulo Gadung
– Ps. Pulogadung berubah menjadi Pasar Pulo Gadung
– TU Gas berubah menjadi Pemuda Merdeka
– Sunan Giri berubah menjadi Kayu Jati
– UNJ berubah menjadi Rawamangun
– Pramuka BPKP berubah menjadi Simpang Pramuka
– Pramuka LIA berubah menjadi Pramuka Sari
– Matraman 2 berubah menjadi Flyover Pramuka
– Dukuh Atas 2 berubah menjadi Galunggung

Koridor 5

Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta meminta PT TransJakarta (TransJ) memberikan penjelasan mengenai alasan perubahan nama pada sejumlah halte bus. Perubahan nama yang dilakukan adalah:

  • Gunung Sahari Mangga Dua menjadi Gunung Sahari
  • Budi Utomo menjadi Lapangan Banteng
  • Salemba UI menjadi Salemba
  • Salemba Carolus menjadi Paseban
  • Matraman 1 menjadi Matraman
  • Slamet Riyadi menjadi Kesatrian
  • Pasar Jatinegara menjadi Bali Mester
  • Jatinegara RS Premier menjadi Jatinegara

Koridor 6

Departemen Pertanian menjadi Simpang Ragunan

SMKN 57 menjadi Jati Barat

Imigrasi menjadi Warung Buncit

Kuningan Timur menjadi Underpass Kuningan

Departemen Kesehatan menjadi Kuningan

GOR Soemantri menjadi Rasuna Said

Setiabudi Utara menjadi Setiabudi

Latuharhary menjadi Flyover Kuningan

Dukuh Atas 2 menjadi Galunggung

Kesimpulan

Perubahan nama sejumlah halte TransJakarta menuai kritik dari Wakil Ketua DPRD DKI, Rani Mauliani. Rani menganggap perubahan tersebut tidak perlu dilakukan jika tidak ada masalah yang berarti. Dia juga meminta TransJakarta untuk memberikan penjelasan terkait alasan perubahan nama halte tersebut. PT TransJakarta sendiri menjelaskan bahwa perubahan tersebut dilakukan untuk menetralisasi nama-nama halte. Pimpinan DPRD DKI meminta pihak TransJakarta untuk menjelaskan alasan di balik perubahan nama beberapa halte. Beberapa halte yang mengalami perubahan nama antara lain Karet Sudirman menjadi Karet, Dukuh Atas 1 menjadi Dukuh Atas, dan Bank Indonesia menjadi Kebon Sirih. Alasan di balik rebranding halte-halte TransJakarta masih perlu dijelaskan oleh pihak TransJakarta.

READ  Desak Anies di Jogja Dihadiri Amien Rais: Momentum Kebangkitan Jogja