Prancis Tambah Kiriman Rudal Jarak Jauh dan Bom ke Ukraina, Persenjataan Misi Kemanusiaan?

indotim.net (Rabu, 17 Januari 2024) – Pemerintah Prancis berencana mengirim sekitar 40 rudal jelajah jarak jauh SCALP dan juga ratusan bom ke Ukraina. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengumumkan hal ini pada Selasa (16/1) waktu setempat sebagai respons terhadap perang yang tengah berlangsung antara Ukraina dan Rusia.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengumumkan bahwa mereka akan mengirimkan kembali rudal jarak jauh dan ratusan bom ke Ukraina. Hal ini diungkapkan Macron dalam konferensi pers kepada wartawan. Ia menyebut bahwa prioritas Eropa saat ini adalah “tidak membiarkan Rusia menang” dalam konflik yang sedang terjadi di Ukraina.

Semakin memperkuat dukungan Prancis terhadap Ukraina, Macron juga mengumumkan rencananya untuk melakukan kunjungan lagi ke ibu kota Ukraina, Kyiv, pada bulan Februari mendatang. Kunjungan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Prancis untuk mendukung Ukraina serta menunjukkan solidaritas dengan negara tersebut.

“Membiarkan Rusia menang berarti menerima bahwa hukum internasional tidak dihormati,” ujar seorang pejabat pemerintah Prancis seperti yang dilaporkan oleh kantor berita AFP pada Rabu (17/1/2024).

Dalam sebuah pernyataan, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Prancis sedang mengadakan perjanjian keamanan baru dengan Ukraina. Perjanjian ini sejalan dengan kesepakatan yang telah dicapai antara Ukraina dan Inggris. Macron berencana untuk mengumumkan perjanjian tersebut saat kunjungannya ke Ukraina pada bulan Februari.

SCALP mampu menyerang sasaran jauh di wilayah timur negara yang diduduki Rusia tersebut, jauh di belakang garis depan yang relatif stabil selama berbulan-bulan.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengumumkan rencana untuk mengirimkan tambahan “sekitar empat puluh” rudal SCALP dan “beberapa ratus” bom ke Ukraina.

Pada musim panas lalu, Prancis telah mengirimkan rudal SCALP ke Ukraina, namun tidak pernah dijelaskan berapa banyak yang dikirimkan.

READ  Rusia Kritik Serangan AS di Yaman: Langgar Hukum Internasional

Para analis mengatakan negara-negara Barat perlu mempertahankan dan bahkan meningkatkan dukungan militer kepada Ukraina untuk mencegah Rusia mengambil alih kendali dalam konflik yang telah berlangsung hampir dua tahun ini.

Kesimpulan

Pemerintah Prancis mengumumkan rencana pengiriman 40 rudal jelajah jarak jauh SCALP dan ratusan bom ke Ukraina sebagai dukungan dalam konflik antara Ukraina dan Rusia. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga akan melakukan kunjungan ke Ukraina sebagai bentuk nyata dari dukungan Prancis dan solidaritas dengan negara tersebut. Dukungan Prancis ini bertujuan untuk mencegah Rusia agar tidak mengambil alih kendali dalam konflik yang telah berlangsung hampir dua tahun ini.