indotim.net (Selasa, 05 Maret 2024) – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo telah mengungkapkan kemajuan proyek Rupiah Digital yang sedang dalam tahap pengembangan. Menurutnya, saat ini BI masih dalam proses pemilihan teknologi yang akan digunakan.
“Rupiah digital, saat ini kami sedang mengakhiri tahap konsep pertama Rupiah Digital. Kami masih dalam proses pemilihan teknologi yang akan digunakan,” ujar Perry dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 di Fairmont Hotel Jakarta, pada Selasa (5/3/2024).
Langkah pertama yang diungkapkan oleh Perry adalah rencana penerbitan Rupiah Digital untuk pengguna ritel guna memperluas sirkulasi uang tunai. Meskipun demikian, belum dipublikasikan secara jelas kapan tepatnya peluncurannya.
“Kami tetap memilih mitra perbankan terbesar dan kemudian kita akan mulai mendistribusikan Rupiah digital dan memberikan lisensi kepada pelaku usaha terkemuka untuk memasuki pasar ritel, baik melalui rekening terbuka maupun aset digital lainnya,” ungkapnya.
Program Rupiah Digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC) di Indonesia telah menjadi perbincangan sejak tahun 2021. Perry sebelumnya telah menjelaskan perbedaan Rupiah Digital dengan alat transaksi konvensional lainnya.
Rupiah Digital telah mengalami perkembangan signifikan sejak diumumkan. Di tengah pandemi global, implementasi Rupiah Digital diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi stabilitas ekonomi nasional. Namun, meskipun progresnya telah terlihat jelas, banyak pihak masih menantikan kepastian mengenai waktu peluncuran resminya.
Perry menjelaskan bahwa Rupiah Digital akan memiliki fungsi yang sama dengan uang konvensional, yaitu sebagai alat pembayaran. Perbedaannya, Rupiah Digital berbasis digital sedangkan uang kartal bersifat fisik.
“Konsep rupiah digital dalam prinsipnya mirip dengan uang kertas konvensional. Perbedaannya terletak pada bentuknya, yang satu berwujud uang kertas fisik dan yang lainnya dalam bentuk digital,” ungkap Perry saat berbicara dalam acara BIRAMA: Menapaki Jalur Menuju Rupiah Digital yang diselenggarakan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, pada Senin (5/12/2022).
Rupiah Digital juga akan menghadirkan fitur-fitur yang biasanya terdapat pada uang kertas Rupiah, seperti gambar pahlawan, seni, kekayaan alam, dan tokoh bersejarah. Perry menjelaskan bahwa semua konten tersebut akan dipresentasikan dalam bentuk kode yang telah dienkripsi.
“Fitur yang ada di sini, Bung Karno, Bung Hatta juga hadir di Rupiah Digital. Hanya saja, di dalam Rupiah Digital, semuanya terenkripsi dalam digital coding-coding,” ungkapnya.
Progres Rupiah Digital tidak hanya sebatas konsep, melainkan sudah memiliki tiga fungsi utama. Pertama, sebagai alat pembayaran yang sah atau medium of exchange. Kedua, sebagai unit of account. Dan ketiga, sebagai alat penyimpan nilai atau store of value.
Kesimpulan
Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa proyek Rupiah Digital yang sedang dikembangkan oleh Bank Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan, dengan langkah-langkah konkrit seperti rencana penerbitan untuk pengguna ritel dan pemilihan teknologi yang masih dalam proses. Meskipun belum ada kepastian mengenai waktu peluncurannya, Rupiah Digital diharapkan dapat menjadi kontribusi positif bagi stabilitas ekonomi nasional dengan fitur-fitur yang mirip dengan uang konvensional, namun dalam bentuk digital yang terenkripsi.