Temui Kader LDII Banjarnegara, Bamsoet Ajak Rakyat Tolak Isu SARA dalam Pemilu

indotim.net (Senin, 22 Januari 2024) – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan isu terkait suku, ras, dan agama (SARA) selalu menjadi isu yang sensitif. Terlebih dalam setiap penyelenggaraan Pemilu yang jika tidak disikapi dengan bijaksana, dapat menimbulkan kesalahpahaman, memantik konflik sosial, bahkan menjadi pintu masuk bagi radikalisme. Oleh karenanya, eksistensi ormas keagamaan harus tetap bisa berperan menjadi filter untuk menetralisir isu-isu tersebut agar tidak kontraproduktif. Hal ini ia sampaikan dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Dapil-7 Jawa Tengah bersama LDII Jateng serta DPD dan DPC LDII Kabupaten Banjarnegara, Senin (22/1).

“Organisasi keagamaan seperti Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDIII), adalah entitas sosial yang cenderung lebih mudah diterima dan dipatuhi oleh masyarakat. Karena di dalam kepengurusannya diisi oleh tokoh-tokoh agama yang menjadi panutan,” ujar Bamsoet, dalam keterangannya, Senin (22/1/2024).

“Merujuk pada hasil survei LSI, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap imbauan tokoh agama memiliki persentase yang cukup tinggi, mencapai 51,7 persen, lebih tinggi dibandingkan kepatuhan terhadap seruan yang disampaikan politisi yang hanya mencapai 11 persen,” sambungnya.

Bamsoet menegaskan bahwa setiap organisasi keagamaan di Indonesia harus memiliki pemahaman yang luas tentang kebangsaan dan selalu mengutamakan sikap nasionalisme. Menurutnya, kita harus memiliki kesadaran dan komitmen kolektif bahwa Indonesia bukanlah negara agama atau pun negara sekuler, melainkan negara yang berketuhanan.

Dalam konteks wawasan kebangsaan, LDII merupakan salah satu organisasi keagamaan yang memiliki pandangan visi yang luas. Hal ini tidak hanya tercermin dari visi inklusif dan nasionalis organisasi tersebut, tetapi juga secara eksplisit menjadikan wawasan kebangsaan sebagai salah satu program prioritas organisasi.

“Pandangan inklusif dan nasionalis ini sangat penting sebagai identitas organisasi keagamaan, mengingat peran sentral dan strategis yang dimiliki oleh organisasi keagamaan dalam kehidupan bersama sebagai masyarakat, bangsa, dan negara,” jelas Bamsoet, yang juga menjabat sebagai Ketua DPR RI ke-20.

READ  MPR Ungkap Strategi Menyiasati Overtourism RI Tahun 2024

Bamsoet menjelaskan bahwa suara umat Islam di Indonesia sangat berperan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan intoleransi dan diskriminasi, terutama yang berkaitan dengan agama dan saat ini tengah dihadapi oleh masyarakat dunia.

Dalam penelitian The Future of World Religions: Proyeksi Pertumbuhan Penduduk 2010-2050 yang dilakukan oleh lembaga pemikir asal Amerika Serikat, PEW Research Center, disebutkan bahwa 87% atau sekitar 229.620.000 jiwa penduduk Indonesia beragama Islam. Dengan demikian, Indonesia memiliki jumlah umat Islam terbesar di dunia.

Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan pusat peradaban Islam dunia dan jumlah umat Islam yang besar di Indonesia tersebar dalam berbagai organisasi massa, termasuk LDII. Sebagai salah satu organisasi Islam yang memiliki jumlah anggota besar, LDII harus terus menjadi barometer dalam menyikapi berbagai permasalahan bangsa, khususnya dalam memupuk toleransi dan menghapuskan diskriminasi.

Bambang Soesatyo juga menambahkan bahwa Tuhan Maha Esa menciptakan bumi ini agar umat manusia dapat hidup bersama dan saling berbagi, bukan untuk saling berkompetisi atau bahkan menghalangi satu sama lain.

Pada kesempatan tersebut, sosialisasi juga dihadiri oleh Ketua DPD LDII Jateng, Profesor Singgih Sulistiyono, Ketua Wanhat DPD LDII Kabupaten Banjarnegara, Farid Abdurohman, Ketua DPD LDII Kabupaten Banjarnegara, Wahyudianto, dan Sekretaris DPD LDII Kabupaten Banjarnegara, Suko.

Kesimpulan

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyampaikan pentingnya peran organisasi keagamaan dalam menetralisir isu-isu SARA dalam Pemilu. Dalam sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Banjarnegara, Bamsoet mengungkapkan bahwa organisasi keagamaan seperti LDII memiliki posisi sentral dalam mengimbangi seruan politisi dan mampu mempengaruhi kepatuhan masyarakat. Bamsoet juga menekankan pentingnya memiliki pemahaman luas tentang kebangsaan dan sikap nasionalisme dalam setiap organisasi keagamaan. LDII dianggap sebagai salah satu organisasi keagamaan dengan pandangan visi yang inklusif dan nasionalis, serta memiliki peran penting dalam menyelesaikan isu intoleransi dan diskriminasi agama di Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia.

READ  Prabowo-Gibran Ramaikan Semarang dengan Kampanye Akbar, TKN Minta Maaf atas Kemungkinan Kemacetan