indotim.net (Minggu, 21 Januari 2024) – Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, mendorong transisi energi hijau untuk menekan net zero emisi atau rendah emisi karbon. Gibran mencontohkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS Cirata, Jawa Barat (Jabar).
“Contohnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang di Cirata,” kata Gibran di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
PLTS Cirata, menurut Gibran, bekerjasama dengan salah satu perusahaan Uni Emirat Arab (UEA). Menurut Gibran, transisi energi hijau ini dapat didorong lebih jauh.
“Ini kan ada juga insentifnya, ada tax holiday, tax allowance, ada pembebasan biaya modal juga, sehingga akan mendorong juga perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi di bidang transisi energi hijau,” ujarnya.
Gibran menyadari bahwa transisi energi hijau membutuhkan biaya yang cukup tinggi, terutama dalam hal pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Namun, Gibran tetap bertekad menjalankan transisi energi hijau.
“Tapi yang jelas adalah komitmen, kita pasti akan meningkatkan bauran listrik PLN yang sekarang ini cuma 20%, ini harus ditingkatkan lagi ke depan,” imbuhnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menunjuk 11 pakar sebagai panelis dan menyiapkan pertanyaan untuk debat keempat ini. Tema debat mencakup lingkungan hidup, energi, dan pangan.
Para calon presiden, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo juga terlihat hadir di arena debat. Mereka terlihat duduk di belakang panggung bersama para pendukung masing-masing.
Pemerintah saat ini sedang giat menggalakkan transisi ke energi hijau guna mengurangi penggunaan energi fosil yang berpotensi menghasilkan polusi dan dampak negatif terhadap lingkungan. Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), telah mengemukakan contoh konkrit mengenai pembangkit listrik tenaga surya dalam upayanya mendorong penggunaan sumber energi yang bersih.
Pembangkit listrik tenaga surya menjadi salah satu alternatif yang ramah lingkungan dan memiliki sejumlah keunggulan. Energy Watch Indonesia mencatat bahwa potensi energi surya di Indonesia sangat besar, terutama di wilayah tropis yang mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. Dengan memanfaatkan energi matahari, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang semakin terbatas.
Manfaat lain dari pembangkit listrik tenaga surya adalah produksi energi yang bersih dan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Hal ini berkontribusi dalam upaya mengurangi efek pemanasan global dan perubahan iklim. Selain itu, pembangkit listrik tenaga surya juga memiliki biaya operasional dan pemeliharaan yang lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit listrik konvensional.
Menanggapi hal tersebut, setelah mengunjungi pembangkit listrik tenaga surya di Kecamatan Prajurit Kulon, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, mengapresiasi upaya pemerintah dalam mendorong penggunaan energi terbarukan. Ia berharap langkah tersebut dapat diikuti oleh daerah lain di Indonesia untuk mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca sejacoba mungkin.
Secara keseluruhan, transisi energi hijau menjadi solusi yang penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup. Dengan memperkenalkan pembangkit listrik tenaga surya dan sumber energi terbarukan lainnya, diharapkan dapat menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Kesimpulan
Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, mendorong transisi energi hijau dengan contoh pembangkit listrik tenaga surya PLTS Cirata di Jawa Barat. Gibran menyadari biaya yang tinggi namun tetap bertekad menjalankan transisi energi hijau. Pemerintah juga sedang menggalakkan energi hijau untuk mengurangi penggunaan energi fosil. Pembangkit listrik tenaga surya menjadi alternatif yang ramah lingkungan dengan sejumlah keunggulan. Menurut Gibran, transisi energi hijau dapat mendorong investasi di bidang ini dan menciptakan masa depan yang bersih dan berkelanjutan.