Rame Diperbincangkan! TransJakarta Mengubah Nama Halte dengan Alasan Menarik Ini

indotim.net (Sabtu, 13 Januari 2024) – PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) menjelaskan alasan mengubah nama ratusan haltenya. TransJakarta tengah melakukan netralisasi terhadap halte-halte yang memiliki identitas nama perusahaan tertentu.

Beberapa halte TransJakarta baru-baru ini mengalami perubahan nama. Sebelumnya, halte-halte tersebut diberi nama sesuai dengan instansi atau perusahaan terdekat. Namun, kini beberapa di antaranya mengalami perubahan. Misalnya, Halte RS Sumber Waras yang kini menjadi Halte Roxy, serta Halte Indosiar yang menjadi Halte Damai.

Halte UNJ kini berubah nama menjadi Halte Rawamangun. Sementara itu, Halte BKN berubah menjadi Halte Cawang Cililitan, dan Halte BNN menjadi Halte Cawang.

Halte Gatot Subroto Jamsostek berubah menjadi Halte Denpasar, Halte RS Harapan Kita menjadi Halte Kota Bambu, Halte Deplu berubah menjadi Halte Pejambon, dan masih banyak lagi. TransJakarta menjelaskan bahwa perubahan ini dilakukan dengan cara mengganti nama halte yang sebelumnya menggunakan nama tertentu menjadi nama daerah setempat.

“TransJakarta melakukan netralisasi terhadap halte yang memiliki identitas nama perusahaan,” demikian informasi yang disampaikan oleh TransJakarta melalui akun resmi X, @PT_Transjakarta.

“Jadi yang sebelumnya ada nama perusahaan tertentu atau yang bersifat komersial, TransJakarta mengubahnya menjadi nama daerah setempat,” ujar narasumber.

Seperti yang diketahui, perubahan nama sejumlah Halte TransJakarta menuai perhatian publik. Hal ini disebabkan karena perubahan tersebut dilakukan tanpa pengumuman yang jelas, sehingga membuat para penumpang menjadi bingung.

Pada hari Rabu (10/1/2024), terlihat bahwa beberapa halte TransJakarta mengalami perubahan nama. Halte Tirtayasa di Petogogan, Jakarta Selatan, berubah menjadi Halte Pasar Santa. Selanjutnya, Halte Tendean di Jakarta Selatan mengubah namanya menjadi Halte Tegal Mampang dan Halte Sarinah di Jakarta Pusat menjadi Halte MH Thamrin.

READ  Bamsoet: Penentuan Pangkat Jenderal Kehormatan ke Prabowo Sudah Sesuai

Sejumlah pengguna juga mengeluhkan perubahan nama halte TransJakarta, di antaranya Halte S Parman Podomoro City di Tomang, Jakarta Barat, yang kini menjadi Halte Tanjung Duren. Begitu juga dengan Halte Harapan Kita di Jakarta Barat yang berganti nama menjadi Halte Kota Bambu, Halte Senayan JCC di Jakarta Pusat yang kini berubah menjadi Halte Senayan, serta Halte Dukuh Atas 2 yang menjadi Halte Galunggung.

Pengguna TransJ juga mengeluhkan nama rute atau halte tujuan akhir yang tercantum di layar bus TransJ yang masih menggunakan nama Halte TransJakarta lama. Hal ini mengakibatkan kebingungan bagi pengguna TransJ.

Wakil Ketua DPRD DKI Rani Mauliani mengkritik perubahan nama sejumlah halte TransJakarta. Rani menyatakan bahwa PT TransJakarta sepertinya tidak memiliki pekerjaan yang cukup.

“Kalau tidak ada masalah yang berarti ya kenapa diganti? Seperti kurang kerjaan saja kan, padahal masih banyak kan PR TJ (TransJakarta),” kata Rani kepada wartawan, Jumat (12/1/2024).

Rani masih belum mengetahui alasan di balik keputusan TransJakarta untuk mengganti nama sejumlah halte tersebut. Ia berencana untuk meminta penjelasan langsung kepada pihak TransJakarta terkait masalah ini yang telah mengakibatkan kebingungan di kalangan warga.

“Kita kudu tanyakan dulu sih apa alasannya, karena satu-satunya yang bisa menjawab alasannya kan mereka,” ucapnya.

Kesimpulan

TransJakarta telah mengubah nama ratusan haltenya dengan alasan melakukan netralisasi terhadap halte-halte yang memiliki identitas nama perusahaan tertentu. Beberapa halte TransJakarta yang mengalami perubahan nama termasuk Halte RS Sumber Waras yang kini menjadi Halte Roxy, Halte Indosiar menjadi Halte Damai, Halte UNJ menjadi Halte Rawamangun, dan banyak lagi. Perubahan nama ini dilakukan dengan mengganti nama halte yang sebelumnya menggunakan nama tertentu menjadi nama daerah setempat. Meskipun menuai perhatian publik, perubahan ini dilakukan tanpa pengumuman yang jelas sehingga membuat kebingungan bagi para penumpang. Kritik juga datang dari Wakil Ketua DPRD DKI yang mempertanyakan alasan di balik keputusan ini. Untuk itu, ia berencana meminta penjelasan langsung kepada pihak TransJakarta terkait masalah ini.

READ  Memahami 5 Fakta Kontroversial Rektor Universitas Pancasila