Keamanan Pohon di Australia: Ancaman bagi Warga Indonesia

indotim.net (Jumat, 01 Maret 2024) – Kematian seorang pelajar Indonesia akibat tertimpa pohon tumbang di Adelaide memunculkan pertanyaan serius mengenai pengelolaan ruang publik dan keamanan pohon di Australia.

Masyarakat Indonesia di Australia berduka atas meninggalnya Alifia Soeryo, akrab dipanggil Fia, yang sedang duduk di bawah pohon besar ketika sebagian batang pohon tersebut patah dan menimpanya hingga merenggut nyawanya bulan lalu.

Presiden Asosiasi Australia-Indonesia (AIA) di Australia Selatan menyoroti kecerobohan Dewan Kota Adelaide yang tidak segera menangani pohon tersebut.

Dewan kota harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi dan menjadikan musibah yang menimpa Fia sebagai dasar untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua pohon di sini,” kata Julia Wanane.

“Ada begitu banyak taman di Adelaide, dan hal seperti ini bisa terjadi di mana saja dan akan membahayakan warga.”

Memang benar, keamanan pohon di Australia perlu menjadi perhatian serius, terutama setelah insiden tragis yang menimpa warga Indonesia. Dengan begitu banyak taman dan ruang terbuka di Australia, risiko kecelakaan serupa bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.

Julia menegaskan bahwa kepergian Fia, yang berusia 22 tahun, seharusnya menjadi peringatan penting tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kondisi pohon dengan baik.

“Ini juga akan menjadi kekhawatiran semua orang tua. Situasi seperti ini bisa saja terjadi pada anak-anak mereka.”

Pemerintah Kota Adelaide menyatakan tidak dapat memberikan komentar terkait insiden tersebut selama proses penyelidikan masih berlangsung.

Declan Dwyer, Komandan Dinas Pemadam Kebakaran Metropolitan di Adelaide mengatakan pohon tersebut baru-baru ini diperiksa oleh dewan kota.

Sebelumnya, pohon di Australia Selatan menyebabkan nyawa seorang warga Indonesia. Asosiasi Pemerintah Daerah Australia Selatan menegaskan bahwa “dewan memiliki tanggung jawab serius dalam manajemen pohon”.

“Para petugas melakukan penilaian kesehatan dan perawatan rutin pada pohon-pohon yang mereka urus untuk mengurangi risiko,” ungkap juru bicara asosiasi tersebut.

“Namun, meski telah melewati pemeriksaan dan proses ketat, alam tetap tidak bisa diprediksi, terutama saat pohon tiba-tiba menjatuhkan dahannya ketika cuaca sedang kering dan panas.”

Juru bicara dewan menyatakan bahwa mereka juga memiliki database pohon-pohon berisiko dan mengikuti pedoman pemerintah negara bagian Australia terkait jenis pohon yang sebaiknya ditanam di wilayah tertentu.

READ  Ganjar-Mahfud Didukung Kiai-Ulama Madura, Cak Fauzi Nilai Wajar

Setelah kejadian tragis yang merenggut nyawa Fia, Departemen Pendidikan Australia Selatan segera merespons dengan mengeluarkan peringatan bahaya. Mereka meminta sekolah-sekolah untuk melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan pohon di lokasi mereka.

Terlalu Mahal untuk Memeriksa Setiap Pohon

Beberapa pekan setelah kepergian Fia, seorang pria lanjut usia dilaporkan dirawat di rumah sakit setelah tertimpa dahan pohon yang tumbang di salah satu pemakaman terbesar di Adelaide.

Dua kejadian yang terjadi secara terpisah dalam rentang waktu satu bulan telah menimbulkan pertanyaan tentang keamanan pohon dan seberapa sering pemeriksaannya dilakukan.

Pada tahun 2019, Mark Hartley, konsultan senior dan pakar pohon dari Arborist Network, beserta Jessica Chalk menyoroti masalah kematian yang disebabkan oleh pohon di Australia.

Mark mengatakan meski kematian Fia tentu membuat keluarga dan teman-temannya sedih, angka kematian akibat pohon di Australia “relatif kecil”.

Hal tersebut sesuai dengan data yang kami terima sebelumnya, namun tetap menjadi perhatian utama bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di Australia.

Ia menyebutkan bahwa angka kematian setiap tahun adalah satu kematian per 5 juta orang, atau satu kematian per 10 juta pohon di area perkotaan.

Menanggapi keprihatinan tentang keselamatan di hutan Australia, seorang ahli mengungkap fakta menarik, “Lebih banyak orang yang dibunuh oleh binatang di Australia daripada yang mati akibat tertimpa pohon setiap tahunnya.”

Kemungkinan terjadi kecelakaan mobil di jalan raya juga dianggap lebih besar.

Survei yang dilakukan oleh konsultan pepohonan Treelogic menemukan adanya “persepsi di sebagian masyarakat kalau pohon berbahaya”.

Menurut Mark, “Masyarakat secara keseluruhan memiliki persepsi kalau pohon pasti berbahaya, karena itu ketika seseorang meninggal akibat pohon seolah memperkuat persepsi tersebut.”

Mark menegaskan bahwa pemeriksaan semua pohon di Australia tidaklah realistis karena akan menghabiskan biaya yang sangat besar.

“Mungkin kita tidak dapat memantau setiap pohon, termasuk yang berada di wilayah dengan tingkat risiko tertinggi setiap tahun,” ungkapnya.

“Namun, dalam beberapa kasus, pohon dapat menjadi ancaman serius.” kata Bambang, seorang warga Indonesia yang tinggal di Melbourne.

READ  Jokowi Disambut Meriah di Hanoi, Ia Joget Bersama WNI!

“Saya merasa perlu waspada, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem seperti angin kencang.” tambahnya.

Mengingat pentingnya keselamatan masyarakat, apakah langkah yang bisa diambil untuk mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh pohon?”

Memahami Risiko Tumbangnya Pohon

Mark menjelaskan bahwa jika sebuah pohon memiliki pangkal yang terbelah atau cabang besar yang tumbang, kemungkinan besar disebabkan oleh adanya kerusakan yang telah ada di dalam pohon tersebut.

Menurut pakar tanaman, “Ada juga beberapa penyakit langka yang dapat menyebabkan masalah pada pohon, dan penyakit ini sering kali sangat sulit untuk ditemukan bahkan oleh para ahli tanaman.”

Seorang peneliti dari ARC Centre for Forest Value di University of Tasmania, Tim Wardlaw, mengungkapkan bahwa risiko tumbangnya batang atau cabang pohon di Australia merupakan hal yang cukup umum terjadi.

Masalah serius ini acapkali terjadi ketika dua batang pohon tumbuh berdekatan namun tidak saling menyatu.

“Ketika pohon semakin besar, beban di kanopi pohon juga semakin banyak, terutama dedaunan dan dahan,” ungkap Dr. Tim.

Bagian antar batang yang tidak tertopang menjadi titik terlemah, ujarnya.

Memahami struktur pohon menjadi krusial dalam mencegah bahaya potensial yang dapat merenggut nyawa.

Dr Tim menjelaskan bahwa ketika salah satu batang pohon patah, sisi lainnya akan kehilangan penopang strukturalnya, yang kemudian membuatnya rentan untuk roboh.

Tetapi kedua ahli tersebut tidak menyebutkan bahwa ini adalah penyebab dari patahnya batang pohon yang menyebabkan Fia meninggal.

‘Kami akan menghindari taman’

Insiden pohon yang mematikan di Adelaide memicu kekhawatiran di negara bagian lain di Australia. Kecemasan meningkat seiring pertanyaan tentang keamanan pohon-pohon di negara bagian lain. Kasus yang terjadi menimbulkan pertanyaan besar tentang langkah yang harus diambil untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.

Felix Tendra, ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) RMIT Melbourne, mengungkapkan bahwa kejadian yang menimpa Fia telah menimbulkan trauma yang mendalam bagi dirinya serta teman-teman sebaya.

“Mungkin kami akan menghindari taman dan mencari tempat yang lebih terbuka, yang tidak ada pohon yang terlalu besar, atau pohon yang berat di sekitarnya,” ungkap Felix.

Selain untuk jogging, Felix mengatakan anggota perhimpunan biasanya sering berkumpul di taman untuk menggelar kegiatan.

READ  PPP Optimistis Peroleh 4% Suara di Real Count KPU, Keyakinan Masuk DPR Terbukti

“Banyak banget terutama mahasiswa yang ke taman itu buat chill out [bersantai], refreshing dan juga terutama untuk mengerjakan tugas,” kata seorang mahasiswa kepada ABC.

“Tetapi memang perlu diingat bahwa meskipun pohon di Australia tampak indah, namun potensi bahaya tetap ada,” jelas Dr. Michael, seorang pakar lingkungan.

Masyarakat Indonesia yang tinggal di Australia seringkali dihadapkan pada risiko yang tidak terbayangkan sebelumnya, terkait dengan keamanan pohon di sekitar mereka.

Dr. Michael menambahkan, “Tetapi mungkin bisa berisiko, karena kalau misalnya angin di Melbourne kan suka kencang banget.”

Bagaimana cara menurunkan risiko?

Shane Sody, presiden Adelaide Park Lands Association, menjelaskan bahwa audit terhadap pepohonan di ruang publik memang dilakukan oleh dewan kota.

Sebagai negara yang beriklim subtropis, Australia memiliki banyak pohon yang menjulang tinggi di berbagai area perkotaannya. Namun, bagi sebagian warga Indonesia yang tinggal di Australia, pohon-pohon ini bisa menjadi ancaman nyata.

“Ketika mereka melihat sesuatu yang sepertinya akan jatuh, mereka memangkasnya,” kata seorang warga Indonesia yang telah lama tinggal di sana.

“Terkadang pemangkasan ini menimbulkan kontroversi, karena orang-orang keberatan jika pohon ditebang atau cabangnya dipotong merasa akan merusak pohon.”

Shane berharap insiden “tragedi mengerikan” yang menimpa Fia tidak akan mengurangi minat masyarakat dalam menikmati keindahan taman-taman di Adelaide.

Menurut pakar lingkungan, “Ada begitu banyak manfaat menghabiskan waktu di alam bebas, menghabiskan waktu di ruang hijau terbuka akan meningkatkan kesehatan mental, kesehatan fisik, dan kesejahteraan kita,” katanya.

Mark menyarankan agar untuk mengurangi risiko, hindari berada di sekitar pohon saat badai atau perubahan cuaca mendadak.

Ia menyarankan agar warga juga sesekali melihat ke atas dan menjauh dari pohon apabila terdengar suara yang tidak biasa dari atas pohon.

“Tetapi saya ingin mengatakan kepada masyarakat, jangan khawatir, santai dan nikmatilah.”

Apakah pohon di Australia aman bagi warga Indonesia?

Selama ini, mungkin banyak dari kita tidak menyadari potensi bahaya yang mungkin terjadi ketika berinteraksi dengan flora asing, termasuk pohon di Australia. Bagaimana kondisi terkini keamanan pohon di negara Kanguru tersebut? Apakah warga Indonesia perlu lebih waspada?

Sebelum membuat keputusan, penting untuk selalu mencari informasi terkini dan terpercaya.