Ancaman Penangkapan Dokter Korsel: Ribuan Resign!

indotim.net (Kamis, 29 Februari 2024) – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengancam akan menangkap ribuan dokter di negara tersebut. Ancaman ini muncul setelah hampir 10.000 dokter muda atau sekitar 80% dokter residen di Korsel mengajukan pemberitahuan pengunduran diri dan meninggalkan pekerjaan mereka pekan lalu.

Para dokter di Korea Selatan memutuskan untuk mengundurkan diri secara masif sebagai bentuk protes terhadap rencana pemerintah yang akan meningkatkan jumlah penerimaan mahasiswa kedokteran secara drastis. Rencana ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja medis di tengah masyarakat yang semakin menua.

Korea Selatan memang merupakan salah satu negara dengan rasio dokter-pasien terendah di antara negara-negara maju, dan pemerintahnya saat ini berusaha keras untuk menerima 2.000 mahasiswa/i lagi di sekolah kedokteran setiap tahunnya mulai tahun depan.

Menyusul rencana pemerintah yang menuai pro dan kontra, para dokter di Korea Selatan mengungkapkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap kualitas layanan kesehatan.

Sementara, para pendukung rencana tersebut menyatakan bahwa para dokter sangat khawatir reformasi tersebut dapat mengikis gaji dan status sosial mereka.

Aksi pengunduran diri massal dokter muda di Korea Selatan mengakibatkan banyak operasi, kemoterapi, dan operasi Caesar batal atau tertunda. Hal ini memaksa pemerintah meningkatkan status waspada kesehatan masyarakat ke level tertinggi.

Ancaman penangkapan dan pembekuan izin praktik

Berdasarkan Undang-undang di Korea Selatan, dokter dilarang melakukan aksi mogok kerja, dan pemerintah telah mengancam akan melakukan penangkapan dan penangguhan izin praktik bagi para dokter yang menolak kembali bekerja hingga batas akhir pada Kamis (29/02).

“Jika para dokter muda kembali bekerja hari ini, kami tidak akan meminta pertanggungjawaban mereka,” kata Menteri Kesehatan Korea Selatan Cho Kyoo-hong, dalam wawancara dengan radio lokal SBS pada Kamis (29/02) pagi waktu setempat.

READ  Mahfud Rasa Takjub, 93 Pegawai KPK Terlibat Pungli Rutan Ditangkap Saja

Cho mengungkapkan bahwa sebagian dokter residen yang ikut dalam mogok kerja sudah kembali bekerja di rumah sakit masing-masing. Meskipun begitu, ia menyadari bahwa kehadiran dokter yang sudah kembali bekerja tersebut “belum mencapai jumlah yang optimal.”

Masih dalam kondisi yang genting, pemerintah Korea Selatan memberikan tenggat waktu terakhir bagi ribuan dokter yang telah mengundurkan diri untuk kembali bekerja. Ancaman penangkapan pun menghantui para dokter yang memilih resign besar-besaran tersebut.

“Karena hari ini adalah batas terakhir bagi para dokter untuk kembali bekerja, saya memohon kepada mereka kembali lah untuk para pasien,” ujar Cho, salah satu pejabat kesehatan.

Pada Selasa (27/02), Kementerian Kesehatan Korea Selatan telah meminta polisi untuk melakukan penyelidikan terhadap individu yang terlibat dalam unjuk rasa tersebut, termasuk lima orang yang terkait dengan Asosiasi Medis Korea (KMA).

Didukung mayoritas masyarakat Korea Selatan

Cho menyatakan bahwa pemerintah Korea Selatan akan tetap fokus pada rencana reformasi di sektor kesehatan. Salah satu langkahnya adalah peningkatan penerimaan di sekolah kedokteran sebesar 65%. Keputusan ini diambil karena adanya kekurangan tenaga medis yang profesional serta krisis demografi yang terjadi.

Penetapan hukuman penjara untuk ribuan dokter yang berencana mengundurkan diri secara besar-besaran di Korea Selatan tengah menimbulkan kekhawatiran akan krisis tenaga medis di negara itu. Menghadapi rencana massal para dokter ini, pemerintah pun mengancam akan menangkap mereka yang nekat meninggalkan pekerjaan di tengah pandemi COVID-19.

Perdebatan tentang insentif finansial dari pemerintah terhadap tenaga medis di Korea Selatan masih tengah berlangsung sengit. Beberapa dokter yang akan mengundurkan diri merasa tidak puas dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan fasilitas kesehatan di tengah pandemi yang terus berlangsung.

READ  3 Fakta Menarik Remaja Ekshibisionis di Bogor Ditahan Setelah Menjadi Tersangka

“Jika kita mengurangi cakupan (peningkatan penerimaan dokter) … hal ini akan menunda penyediaan tenaga medis yang dibutuhkan,” ujarnya.

Hasil survei menunjukkan bahwa 75% penduduk Korea Selatan mendukung rencana reformasi tersebut. Presiden Yoon Suk Yeol, yang telah mengambil langkah tegas terhadap dokter yang melakukan mogok kerja, mengalami peningkatan persetujuan menjelang pemilihan legislatif pada April mendatang.

Kesimpulan

Ancaman penangkapan terhadap ribuan dokter di Korea Selatan yang mengundurkan diri sebagai protes terhadap rencana pemerintah meningkatkan jumlah penerimaan mahasiswa kedokteran menuai pro-kontra di masyarakat. Meskipun pemerintah mengancam dengan penangkapan dan pembekuan izin praktik, para dokter terus mempertahankan sikap mereka. Sementara mayoritas masyarakat mendukung rencana reformasi ini, tetap terdapat ketegangan antara pemerintah dan para tenaga medis terkait kekhawatiran akan kualitas layanan kesehatan di masa mendatang.