Debat Seru Masa KLB Polio: Pergolakan dan Harapan

indotim.net (Sabtu, 20 Januari 2024) – Sudah banyak topik yang dibahas dalam debat pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Sayangnya, topik kesehatan akan dibahas dalam debat kelima atau yang terakhir pada tanggal 4 Februari 2024. Selain itu, ada enam topik lain yang akan turut dibahas dalam debat tersebut, yaitu teknologi informasi, peningkatan pelayanan publik, hoaks, intoleransi, pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan.

Di sisi lain, dalam debat ke empat yang akan digelar pada tanggal 21 Januari besok, topik yang akan dibahas adalah lingkungan hidup, yang memiliki keterkaitan yang erat dengan kesehatan. Menurut World Health Organization (WHO), perubahan iklim merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan di dunia.

Saya pribadi menilai ada yang luput dari perhatian publik, yaitu baru kali ini terjadi debat selama kita sedang menghadapi KLB (kondisi luar biasa) Polio. Meskipun kasus KLB polio pada saat ini tidak begitu banyak, namun hal ini tetap memiliki dampak dalam perspektif kesehatan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, sebaiknya aspek-aspek berikut ini juga turut dibahas dalam debat:

  • Pelajaran dari kesehatan masyarakat: KLB Polio ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat dalam hal kepedulian terhadap kesehatan dan pencegahan penyakit. Dalam debat, kita bisa membahas bagaimana memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya imunisasi dan upaya pencegahan lainnya.
  • Dampak epidemiologi: Meskipun KLB Polio saat ini tidak menimbulkan dampak epidemiologi yang signifikan, namun dalam debat kita dapat mengupas lebih dalam tentang alasan KLB ini terjadi, bagaimana penularannya, serta langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengendalikan penyebarannya.
  • Rekomendasi ke depan: Dalam debat, bisa kita ulas juga mengenai rekomendasi ke depan untuk mencegah terulangnya KLB Polio atau jenis KLB penyakit lainnya. Hal ini mencakup peningkatan sistem surveilans penyakit, peningkatan ketersediaan vaksin, dan pengembangan kebijakan kesehatan yang lebih proaktif.
READ  Cak Imin dan Mahfud Kompak Bicara 'Jangan Ada yang Ditinggalkan'

1. Kejadian KLB polio kali ini disebabkan oleh “circulating vaccine-derived poliovirus (cVDPV)”. Jenis virus ini menyerang komunitas yang tidak mendapatkan vaksinasi polio secara lengkap, terutama di area dengan higiene dan sanitasi yang buruk serta pemukiman padat yang dikenal sebagai “social determinants of health – SDOH”. Saya pribadi berpendapat bahwa isu ini sebaiknya dibahas dalam debat keempat mengenai aspek lingkungan hidup.

2. Dalam situasi polio dunia sekarang ini, WHO telah mengategorikan Indonesia sebagai negara kategori kedua, yakni negara dengan kasus cVDPV2, baik dengan penularan lokal maupun tanpa penularan lokal. Indonesia masuk dalam kategori kedua bersama dengan 27 negara lainnya, seperti Algeria, Botswana, Côte d’Ivoire, Guinea, Israel, Kenya, Malawi, Nigeria, Somalia, Tanzania, Yemen, hingga Zimbabwe. Dengan demikian, polio di Indonesia dikelompokkan bersama negara-negara yang masih sedang berkembang. Padahal di dalam negeri, kita dikenal dengan sebutan Indonesia Emas 2045. Selain itu, kita juga menempati peringkat kedua dalam kasus tuberkulosis di dunia. Masih terdapat penyakit terabaikan seperti lepra yang menunjukkan bahwa posisi kesehatan di dunia belum memuaskan. Hal ini sebenarnya dapat dibicarakan dalam konteks politik luar negeri pada debat yang lalu atau mungkin akan dibahas dalam debat besok atau yang kelima pada tanggal 4 Februari.

3. Vaksinasi polio sangat penting karena tingkat cakupan yang rendah telah menyebabkan KLB kali ini. Penolakan terhadap vaksin karena berita hoaks juga seharusnya menjadi salah satu topik yang dibahas oleh calon pemimpin bangsa dalam debat kelima.

Sementara itu, dalam debat ke lima mengenai topik kesehatan secara umum, perlu ditekankan kembali tentang pentingnya promosi preventif yang benar-benar diimplementasikan dengan baik di lapangan. Meskipun membangun rumah sakit internasional dengan peralatan canggih memiliki manfaatnya, namun upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran virus (seperti polio) atau bakteri penyebab penyakit di masyarakat juga harus menjadi program utama para PasLon.

READ  Kapolda Papua Ungkap Kendala Negosiasi Pembebasan Pilot Susi Air

Menangani beberapa penyakit dan masalah kesehatan tertentu tentu saja penting, tetapi memastikan orang-orang yang sehat tetap sehat adalah salah satu elemen kunci dalam program kesehatan. Hal ini diharapkan menjadi perhatian utama dari calon presiden dan calon wakil presiden dalam program kerjanya.

Profesor Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI dan mantan Direktur WHO Asia Tenggara, menjadi salah satu narasumber dalam debat terkait wabah Polio yang terjadi saat ini.

Kesimpulan

KLB Polio yang sedang terjadi saat ini seharusnya menjadi perhatian dalam debat politik. Selain memberikan edukasi kepada masyarakat, penting untuk mengupas alasan KLB ini terjadi, langkah-langkah pemerintah, dan rekomendasi ke depan. Isu lingkungan hidup dan penolakan vaksin juga harus dibahas, sementara memastikan kesehatan masyarakat yang sehat tetap terjaga harus menjadi fokus utama.